Home / Politik / PSI Bongkar Sejumlah Pemborosan Anggaran di Usulan APBDP DKI Jakarta

PSI Bongkar Sejumlah Pemborosan Anggaran di Usulan APBDP DKI Jakarta

Jakarta,REDAKSI17.COM – Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian Untayana dari Fraksi PSI mengungkap dugaan markup anggaran yang dilakukan sejumlah dinas.

Anggaran itu diusulkan dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan DKI Jakarta 2025.

Justin meminta agar Pemprov DKI lebih bijak dalam menggunakan uang rakyat. Ia mengingatkan pentingnya empati di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

“Saya harap belanja dari uang pajak masyarakat itu juga digunakan secara bijak dengan nilai-nilai yang efisien. Jangan sampai nanti selain ada temuan, bisa juga menyakiti hati masyarakat,” ujar Justin.

Dalam rapat pembahasan APBD-P 2025 di Komisi E, Justin menyebut harga satu unit LCD projector untuk Museum Kebaharian dianggarkan mencapai Rp 158 juta hingga Rp 214 juta. Padahal menurut dia, harga di pasaran hanya sekitar Rp 50 jutaan.

“Mau beli juga nih, Dinas Kebudayaan LCD Projector di Museum Kebaharian sebanyak 11 unit. Harga satuannya Rp 158 juta sampai Rp 214 juta dengan total anggaran Rp 2,1 miliar. Padahal, kalau kita cek di pasaran, projector ini mungkin yang paling mahal sekitar Rp 50 jutaan,” ujar Justin.

Tak hanya itu, Justin juga menyoroti rencana pembelian 3 unit server oleh Dinas Perpustakaan seharga Rp 1,7 miliar per unit. Padahal, menurutnya, harga dengan spesifikasi serupa hanya berkisar Rp 300 juta di pasaran.

“Server ini kita sudah cek spesifikasinya. Mau beli 3 unit, masing-masing Rp1,7 miliar. Setelah dicek, itu kisarannya Rp 300 juta, bukan Rp 1,7 miliar,” ucapnya.

Dugaan penggelembungan anggaran juga terjadi pada pembelian lampu LED oleh Dinas Kebudayaan. Harga satuannya dianggarkan Rp 15 juta, sementara harga di pasaran hanya Rp 1 juta hingga Rp 3 juta.

“Pengadaan lampu LED kita cek juga spesifikasinya di pasaran harganya Rp 1 juta sampai Rp 3 juta. Tapi ini alokasinya Rp15 juta,” katanya.

Justin bahkan menampilkan foto dari ruang perpustakaan di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang menunjukkan keberadaan TV dan proyektor di satu ruangan. Ia mempertanyakan efisiensi penggunaan alat tersebut.

“Ini saya ambil gambar dari ruangan perpustakaan di TIM. Proyektornya ada, TV-nya juga ada. Berlebihan juga. Ini sebenarnya mau pakai TV atau mau pakai proyektor?” sindirnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *