Pengacara kondang itu mengungkap bahwa di dalam negara lain vonis hukuman tidak ada mungkin dapat dijatuhkan jika tak ada bukti kuat. Hal inilah yang menurut Hotman Paris ada pada kasus Jessica Wongso.
“Kalau di tempat Amerika seseorang tak sanggup divonis hukuman perang seperti ini kalau buktinya masih ragu-ragu, kalau buktinya tidaklah ada keraguan sedikitpun, tak bisa,” ucap Hotman Paris, dikutip dari akun Instagramnya.
Menurutnya, dalam kasus kematian Mirna tak ada bukti kuat yang digunakan sebenarnya dapat jadi alasan Jessica ditetapkan sebagai pelaku. Ia bahkan mempertanyakan kredibilitas salah satu saksi ahli dalam kasus tersebut.
Hotman seolah ragu dengan pengakuan saksi yang tersebut memberatkan Jessica. Pasalnya, ia heran kenapa saksi yang tersebut dihadirkan itu bisa saja sepenuhnya tahu setiap menit bahkan detik dari peristiwa kematian Mirna.
“Dalam kasus Jessica bukti itu bukan ada yang dimaksud telak, saya tidaklah tahu apakah ini kesalahan siapa ini, apakah dia dipegang pengacara atau tidak ada tapi yang tersebut jelas pada waktu ada saksi ahli yang tersebut didatangkan di dalam persidangan yang digunakan memberatkan Jessica, saksi ahli tentang racun yang berani mengatakan bahwa racun hal tersebut diletakkan tanggal sekian jam sekian padahal dia diperiksa sebagai saksi,” tutur Hotman.
“Dia memeriksa racun hal tersebut sudah hampir beberapa minggu setelah kematian Almarhum, jadi bagaimana dia tau jam berapa diletakkan itu racun,” bebernya lagi.
Oleh akibat itu, Hotman Paris turut mengungkap cara yang tersebut bisa jadi menyelamatkan Jessica Wongso dari vonis hukumannya. Ia menyebut bahwa jika memang perempuan itu tak bersalah, maka satu-satunya langkah untuk sanggup membebaskannya adalah dengan mengajukan grasi ke presiden.
