Yogyakarta (05/08/2025) REDAKSI17.COM – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mewakili Gubernur DIY menyambut para peserta Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Tahun 2025. Kegiatan ini menjadi momentum promosi budaya lokal, yang pada akhirnya diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis budaya dan identitas.
Demikian disampaikan Sri Paduka saat membacakan sambutan Gubernur DIY dalam Gala Dinner Rakernas JKPI 2025 pada Selasa (05/08) di Hotel Tentrem, Yogyakarta. Sri Paduka pun mengungkapkan, Yogyakarta dengan senang hati menjadi tuan rumah bagi Rakernas JKPI 2025.
“Atas nama Pemerintah Daerah DIY, saya menyampaikan selamat datang di Bumi Mataram. JKPI merupakan sebuah forum yang sangat penting dalam rangka memperkuat komitmen kita bersama dalam melestarikan warisan budaya dan sejarah di wilayah masing-masing,” ungkap Sri Paduka.
Sri Paduka pun mengundang seluruh peserta Rakernas untuk menikmati keindahan dan keistimewaan Jogja. Tidak hanya melalui seni, kuliner, dan keramahan warganya, tetapi juga melalui nilai-nilai yang terpatri dalam ruang hidup Yogyakarta. “Salah satunya adalah Kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta, yang baru saja ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Kawasan ini mencerminkan falsafah kehidupan masyarakat Jawa, yaitu hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan,” imbuh Sri Paduka.
Sri Paduka pun mengatakan, Rakernas JKPI ini adalah ajang strategis yang mempertemukan puluhan kota dan kabupaten anggota jaringan, untuk saling bertukar pikiran dan memperkuat sinergi. Para anggota pun dapat bersama berupaya mengemas kembali warisan sejarah dan budaya dengan pendekatan yang lebih inovatif dan produktif.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif JKPI, Nanang Asfarinal mengatakan, terselenggaranya rakernas ini menandai jika semangat pelestarian kota pusaka masih terus ada di Indonesia. Melalui JKPI, seluruh kota/kabupaten pesertanya terus berupaya memaknai kota dengan seluruh peninggalan pusakanya. “Warisan pusaka yang ada itu, bukan hanya berupa benda mati. Tetapi kita semua berupaya memaknai ruang kota dengan pelestarian budaya yang ada, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara,” ungkapnya.
Menurut Nanang, dengan diadakannya Rakernas JKPI 2025 di Kota Yogyakarta ini, seluruh anggotanya bisa belajar dan melihat secara langsung bagaimana warisan budaya menjadi motor penggerak roda ekonomi. Ke depan, JKPI pun ingin mengajukan songket sebagai warisan budaya tak benda asal Indonesia yang diakui dunia.
“Untuk itu kami membutuhkan dukungan seluruh kota/kabupaten yang memiliki budaya songket untuk turut mendukung pengajuan ke UNESCO. Semoga warisan budaya songket ini bisa menjadi budaya dari kita dan untuk kita bersama. Dan semoga kota-kota pusaka di Indonesia dapat memberikan kontribusi penting bagi negara,” imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengatakan, JKPI menggugah masyarakat kota/kabupaten di seluruh Indonesia untuk selalu peduli terhadap warisan pusaka alam budaya yang dimiliki. Menurutnya, setiap kota mempunyai cerita dan setiap cerita menjadi warisan berharga yang harus dijaga.
“Melalui JKPI ini kita dapat mengembangkan kerja sama antar kota/kabupaten untuk melestarikan pusaka bersama para pemangku kepentingan. Selain itu, kita juga bisa mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka dan pengembangan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat,” imbuhnya.
HUMAS DIY