Home / Ekobis / Rencana Sulap Pasar Senen Jadi Pusat Brand Lokal

Rencana Sulap Pasar Senen Jadi Pusat Brand Lokal

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pemerintah berencana mengubah citra Pasar Senen yang semula dikenal sebagai pusat penjualan pakaian bekas (thrifting) impor menjadi pusat brand lokal. Hal ini menyusul tindak lanjut pemerintah dalam menertibkan barang bekas impor, termasuk pakaian.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Temmy Satya Permana mengatakan pedagang di Pasar Senen tidak semuanya pakaian bekas impor. Mereka juga menjual sisa ekspor (deadstock) dari merek besar dan produk lokal. Menurut Temmy, komposisi dagangan di Pasar Senen saat ini 60% menjual pakaian bekas dan 40% lokal.

“Mereka juga menjual produk-produk lokal, baik yang sisa ekspor maupun yang deadstock dari produk-produk seperti di Matahari, itu mereka jual juga. itu komposisinya kalau saya boleh bilang 60% itu pakaian bekas, 40% pakaian lokal. Nah artinya mereka nggak anti-lokal, mereka juga jualan,” ujar Temmy saat dijumpai di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

Menurut Temmy, pembeli thrifting sebetulnya belum mengetahui produk lokal yang berkualitas lantaran aksesnya yang masih terbatas. Temmy menerangkan brand-brand lokal belum berani membuka gerai karena biaya investasi yang tinggi.

Pemerintah pun berencana menggantikan porsi 60% pakaian bekas impor ini dengan produk lokal. Ia menegaskan Pasar Senen berbeda dengan pusat perbelanjaan atau mal pada umumnya yang mana mal hanya diwajibkan 30% produk lokal.

Rencananya, Pasar Senen, lanjut Temmy, akan diisi 100% produk lokal. Hal ini lah yang membuat produk-produk di Pasar Senen lebih murah dibandingkan dengan mal.

“Mal itu nggak semuanya produk lokal. Kewajiban mal itu hanya 30% produk lokal. Kalau Senen 100% lokal, kan beda dong dengan mal. Pasti harganya lebih murah,” imbuh ia.

1.300 Brand Lokal Siap Jadi Pemasok Pedagang Thrifting
Setidaknya ada sekitar 1.300 brand lokal yang akan menjadi pemasok para pedagang thrifting. Dari total merek tersebut, Temmy menerangkan para pedagang bisa memilih akan menjadi penjual perantara (reseller) maupun distributor.

Saat ini, pihaknya tengah mengkaji model bisnis dengan pemilik brand yang dapat dijalin oleh pedagang thrifting ke depan. Ia pun membuka opsi skemanya nanti mirip saat pedagang thrifting mendapatkan produk pakaian bekas impor, yakni skema balpres.

“Satu bal itu. Biasanya macam-macam ya. Ada yang paketnya yang tipe A, tipe B, tipe C ya. Itu ada antara Rp 5, Rp 3 juta, Rp 2 jutaan. Sekarang kita ingin juga teman-teman brand lokal ini juga mau bikin paket yang seperti itu. Mungkin paket Rp 5 juta, dapet berapa kuantiti-nya, berapa variannya. Kita sedang bahas itu. Karena kan ini bisnis ya,” jelas Temmy.

Terkait dengan harga pakaian bekas impor yang lebih murah dibanding lokal, Temmy menilai isu ini akan terselesaikan seiring pasar domestik dikuasai produk lokal. “Sebetulnya nanti akan bersaing. Pada saat semua pasar ini dikuasai produk lokal, harga pasti akan bersaing dengan sendiri. Pasti akan terbentuk pareto optimu, pasti akan terbentuk, persaingan harganya pasti bagus,” terang Temmy.

Tren Thrifting Laris Karena Gaya Hidup
Temmy menilai penjualan thrifting didorong oleh gaya hidup (lifestyle) masyarakat. Tren ini digemari bukan karena kebutuhan dasar membeli pakaian, melainkan masyarakat masih mencari barang yang unik serta terjangkau.

Selain itu, gaya hidup dan keinginan berburu merek terkenal dengan harga murah juga menjadi pendorong penjualan thrifting. Hal ini berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh Kementerian UMKM.

Ia mencontohkan dengan masyarakat di pinggiran Jakarta cenderung belanja di pasar tradisional terdekat untuk membeli kebutuhan, bukan ke Pasar Senen. Menurut Temmy, pembeli yang datang di Pasar Senen adalah mereka yang mencari merek ternama dengan harga murah.

“Memang thrifting ini kan sebetulnya kan kalau kita lihat, bahwa sebetulnya banyak yang datang ke thrifting itu ada lebih kepada teman-teman yang memang berburu style ya, lifestyle. Bukan orang yang memang butuh baju, dia datang ke sana,” jelas Temmy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *