Sleman (15/06/2025) REDAKSI17.COM – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyambut langsung kunjungan Menteri Koperasi RI, Budi Arie Setiadi dalam acara peresmian dan penyerahan Surat Keputusan Badan Hukum untuk tiga Koperasi Desa Merah Putih. Kegiatan ini digelar di Aula Kalurahan Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, pada Minggu (15/06) pagi.
Penyerahan SK dilakukan kepada tiga koperasi, yaitu Koperasi Desa Merah Putih Kalurahan Tamanmartani, Kalurahan Sinduadi, dan Kalurahan Sidomulyo. Ketiganya menjadi bagian dari inisiatif nasional pemberdayaan ekonomi desa melalui penguatan kelembagaan koperasi berbasis komunitas lokal.
Dalam sambutannya, Sri Sultan menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat dalam memperkuat kelembagaan koperasi di tingkat desa. Sri Sultan juga menekankan pentingnya kesinambungan program antara pusat dan daerah, serta memastikan keberhasilan model koperasi desa ini.
“Harapan kita jangan sampai Jogja jadi model ini tapi gagal, saya tidak mau. Yang namanya model harus berhasil, tidak ada istilah gagal, sehingga dengan demikian kami akan mempercepat bagaimana bapak-bapak lurah baik di Sleman maupun kabupaten yang lain. Harapan saya lebih cepat untuk mempersiapkan keberadaan Koperasi Merah Putih,” tegas Sri Sultan.
Sri Sultan juga menjelaskan, saat ini Pemda DIY sedang mengembangkan program lumbung pangan desa. Sebagai upaya meningkatkan penghasilan masyarakat di setiap kelurahan atau padukuhan.
“Kami di sini juga mengembangkan pangan, khususnya untuk menambah penghasilan bagi warga masyarakat di setiap kelurahan ataupun padukuhan di seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta ini. Untuk percontohan, memasuki tahun ke-2 ini baru mencapai 16 kelurahan,” jelasnya.
Sri Sultan turut menjelaskan bahwa Pemda DIY hanya memberikan biaya modal awal untuk membangun lumbung pangan yang dinamai Mataram, dengan memanfaatkan tanah kas desa yang disewa oleh peserta koperasi. “Sebagian besar dari lumbung Mataram ini menyewa menggunakan tanah-tanah kas desa. Jadi ada kepastian untuk mendapatkan tanah untuk kas desa. Tapi tetap prosedur ini bisa dilakukan harus sepengetahuan izin Gubernur,” tegasnya.
Adapun, Menteri Koperasi Republik Indonesia, Budi Arie Setiadi menyampaikan apresiasi tinggi kepada Daerah Istimewa Yogyakarta yang telah menuntaskan tahap legalitas pembentukan Kopdes Merah Putih di wilayahnya. “Pertama saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta karena sudah bisa mengeksekusi legalitas dari pembentukan Kopdes Merah Putih se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan juga khususnya Kabupaten Sleman yang sudah mengeksekusi,” ujar Budi.
Budi menjelaskan bahwa program Kopdes Merah Putih terdiri dari tiga tahapan. Tahapan pertama adalah pembentukan dan legalitas koperasi, yang kini sudah mencakup 79.882 koperasi secara nasional, tersisa tiga provinsi di Papua yang belum menyelesaikan target.
“Nah tahapan yang ke-2 adalah pembangunan dan pengoperasian koperasi. Nah ini mulai dibangun, mulai dioperasikan dan saya yakin dan percaya Provinsi Jogja akan menjadi contoh provinsi-provinsi lain di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Tahap ketiga adalah monitoring, evaluasi, dan pengembangan usaha. “Kita kerjanya bertahap. Akhir Juni sudah selesai untuk legalitasnya. Yang ke-2 nanti pembangunan. Saya sudah katakan, kita nggak usah grasa-grusu tapi prudent,” ujar Budi.
Ia turut menyampaikan optimisme pada DIY untuk menjadi teladan nasional. “Saya berharap Jogja atau Provinsi Jogja menjadi contoh bagi provinsi-provinsi lain. Dan saya optimis itu, bukan karena saya ada darah Jogja, tapi karena saya yakin Jogja ini selalu istimewa,” ucapnya.
Di akhir sambutan, Menteri Koperasi menyampaikan harapan akan terbentuknya jaringan koperasi nasional, yang saling menopang antar desa. Ia juga menyatakan dukungan pada keterlibatan pemuda dan perempuan dalam pengelolaan koperasi.
“Saya berharap di pagi hari ini, di Kelurahan Tamanmartani, Daerah Istimewa Yogyakarta, kita bergerak bersama-sama. Mudah-mudahan Jogja bisa menjadi tempat belajar bagi seluruh koperasi desa Kelurahan Merah Putih dari seluruh Indonesia, karena jangan-jangan Jakarta juga harus belajar dari Jogja,” pungkasnya.
HUMAS PEMDA DIY