Home / Seni dan Budaya / Review Film Baghead: Penunggu Ruang Bawah Tanah, Lagi Tayang di Bioskop!

Review Film Baghead: Penunggu Ruang Bawah Tanah, Lagi Tayang di Bioskop!

Dalam film terbaru “Baghead“, sutradara Alberto Corredor seakan-akan mengajak penonton untuk mengikuti perjalanan misterius di tempat Berlin bersama karakter utama: Iris Lark, yang mana diperankan oleh Freya Allan.

Film ini diproduksi oleh The Picture Company juga Vertigo Entertainment, dan juga sudah tayang dalam bioskop Indonesia sejak Selasa, 6 Februari 2024.

Kisah Film Baghead dimulai setelah kematian ayah Iris, yang mana meninggalkan warisan berbentuk sebuah pub tua dalam Berlin. Iris, dalam upaya untuk mengungkap hubungan jauhnya dengan sang ayah, melakukan perjalanan untuk mengklaim warisannya.

Namun, keputusannya untuk menandatangani akta kuno yang tersebut aneh membawanya ke dunia mistis di tempat mana dia mewarisi ‘nggak hanya saja pub bobrok’, tetapi juga entitas supernatural bernama: Baghead.

Baghead, sang penunggu ruang bawah tanah dengan kemampuan berubah bentuk menjadi orang yang digunakan sudah pernah meninggal, memberikan potensi kepada pemilik pub untuk berkomunikasi dengan orang yang dimaksud sudah meninggal selama dua menit dengan membayar biaya tertentu.

Intrik mulai muncul ketika Neil (Jeremy Irvine), individu pria yang digunakan ingin berbicara dengan mendiang istrinya, memasuki kehidupan Iris. Ups.

Review Film Baghead

Aku suka dengan visual unik yang dimaksud dihadirkan oleh Alberto Corredor, lantaran sudah pernah memperkuat daya tarik film ini, pun dengan sinematografi yang mana konsisten, berhasil menangkap kegelapan juga ketegangannya dengan baik, sehingga menciptakan atmosfer horor yang pas.

Penggunaan efek kemudian latar kata-kata juga memberikan intensitas, terutama ketika sosok Baghead tampil dalam layar.

Namun, kekuatan visual film ini terkendala oleh narasi yang dimaksud terkesan kaku lalu klise. Entahlah, ini kayak film-film horor yang dimaksud pernah aku tonton. Dengan durasi 95 menitan, beberapa elemen plot terasa dengan mudah aku prediksi.

Tentunya ini menghilangkan elemen kejutan yang dimaksud diharapkan dalam film horor. Pendalaman karakter juga kurang, sehingga aku sulit terhubung secara emosional dengan perjuangan Iris lalu karakter-karakter lainnya.

Tetap saja, lagi-lagi aku mengakui, Freya Allan, yang tersebut sebelumnya main dalam series “The Witcher”, tampil solid sebagai Iris. Begitu pula dengan Ruby Barker yang tersebut meyakinkan sebagai sahabat Iris, lalu Jeremy Irvine yang dimaksud memberikan twist tersendiri dalam cerita.

Jadi, akting keren itu nggak cukup! Naskah memang sangat berpengaruh. Akan tetapi, sebenarnya aku juga merasa, pengembangan karakter mereka itu agak terbatas, sehingga menyebabkan beberapa momen kehilangan daya pukulnya.

Meskipun terjebak dalam hal-hal klise, film ini berhasil menciptakan suasananya sendiri. Meskipun nggak menciptakan terobosan baru dalam genre horor, tapi masih berhasil menciptakan ketegangan yang digunakan lumayan kok.

Dengan segala kelebihan visualnya serta akting yang mana solid, walaupun nggak memberikan inovasi fresh, film ini masih mampu mengejutkan dengan efek kejutnya.

Skor dariku: 6,5/10. Bisa jadi, apa yang tersebut kurasakan saat menonton film ini, berbeda dengan yang kamu rasakan. Jadi, selamat menonton mumpung masih tayang pada bioskop, ya!

Cek berita kemudian artikel lainnya di dalam REDAKSI17.COM

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *