Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasar keuangan Indonesia akan kembali dibuka pada hari ini setelah libur panjang merayakan Hari Raya Idul Fitri. Pasar saham serta nilai tukar rupiah diperkirakan akan terguncang sebab merespon berbagai sentimen negatif selama libur, seperti serangan Iran ke Israel serta harapan pemangkasan suku bunga.
Kinerja pasar keuangan Indonesia miliki kinerja kurang apik setelah libur panjang. Umumnya, IHSG ditutup berada dalam dalam zona merah ketika terdapat sentimen negatif baik yang tersebut mana datang dari dalam maupun luar negeri. Begitu juga dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau cenderung mengalami depresiasi setelah libur lebaran.
Beragam sentimen yang mana akan mempengaruhi juga prakiraan gerak pasar saham kemudian rupiah akan diulas lebih tinggi besar lengkap dalam area halaman ketiga.
Sebelum masuk libur panjang, pasar saham bergerak liar. Sempat jatuh ke level 7.100, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun mampu comeback pada hari terakhir perdagangan sebelum libur lebaran.
IHSG mengakhiri perdagangan Jumat (5/4/2024) dalam level 7286,88, menguat 0,45% dalam sehari. Penguatan ini melanjutkan apresiasi pada sehari sebelumnya sebesar 1,22%. Kinerja mingguan IHSG melemah tipis 0,03%.
Jungkat-jungkit IHSG sepanjang pekan ini terjadi kala sidang sengketa pemilihan presiden di area tempat Mahkamah Konstitusi (MK) berlangsung.
Berbagai sentimen lain juga membayangi pergerakan IHSG sepanjang pekan ini baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Maret 2024 mencapai 0,52% secara bulananan (month to month/mtm) pada Senin (1/4/2024).
Sementara dari luar negeri berbagai data penting dari Amerika Serikat seperti data pekerjaan juga menjadi penting akibat kaitannya dengan ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserves atau The Fed.
Sementara rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada pekan terakhir jelang libur lebaran mempunyai performa baik.
Melansir data dari Refinitiv, rupiah pada penutupan perdagangan terakhir 5 April 2024 mengalami penguatan sebesar 0,31% di dalam tempat bilangan bulat Rp15.840/US$. Angka ini merupakan posisi terkuat sejak 26 Maret 2024. Kinerja dalam seminggu mengalami apresiasi tipis 0,06%.
Rupiah yang dimaksud menguat pada pekan itu dibantu oleh pengaplikasian cadangan devisa menjadi yang mana digunakan digunakan Bank Indonesia (BI) untuk intervensi.
Hal hal itu kemudian tercermin pada rilis BI mengenai data cadangan devisa (cadev) yang mana hal tersebut terpantau turun dibandingkan periode Februari 2024.
Cadev Indonesia per Maret 2024 sebesar kembali turun ke hitungan US$140,4 miliar atau turun US$3,6 miliar dari sebelumnya sebesar US$144 miliar. Penurunan ini juga merupakan yang mana mana terdalam sejak Mei 2023 yang mana merosot sebesar US$4,9 miliar menjadi US$139,3 miliar.
Selain untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, cadangan devisa susut ditengarai sebab pembayaran utang luar negeri.