Home / Ekobis / RI Ramai-Ramai Ditinggal Bank Asing, Cek Daftar Terbaru

RI Ramai-Ramai Ditinggal Bank Asing, Cek Daftar Terbaru

RI Ramai-Ramai Ditinggal Bank Asing, Cek Daftar Terbaru

 

Jakarta,REDAKSI17.COM – Perbankan asing banyak yang tersebut dimaksud minggat dari Indonesia. Baik itu setop beroperasi maupun melepas bidang perniagaan ritelnya di tempat area pasar RI.

Seperti yang mana terjadi pada Citibank, N.A. Indonesia (Citi Indonesia). Mereka memilih untuk menghentikan perusahaan consumer banking setelah jualan aset lalu liabilitas kepada PT Bank UOB Indonesia rampung pada akhir tahun lalu. Pengalihan aset lalu liabilitas consumer banking Citibank ke UOB Indonesia berlaku efektif mulai tanggal 18 November 2023.

Usai jualan ini, Citi Indonesia ke depannya akan fokus ke kegiatan usaha corporate banking lalu juga tetap akan menyalurkan kredit consumer secara tak langsung.

Seperti diketahui, perdagangan kegiatan bidang usaha ritel itu sejalan dengan strategi global Citigroup, yang digunakan menetapkan belaka cuma beberapa perusahaan consumer lalu retail dalam tempat luar Amerika Utara yang digunakan yang disebut akan tetap beroperasi. Antara lain, dalam dalam Hong Kong, Singapura, Inggris, kemudian juga Timur Tengah.

Bukan cuma Citigroup yang mana digunakan menghentikan perusahaan konsumernya di area tempat Indonesia. Bank asing jika Inggris, Standart Chartered Bank Indonesia (SCBI) tengah jual kredit ritelnya ke bank milik Grup MUFG PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Rencananya, aksi ini akan datang rampung pada kuartal IV-2023.

Terbaru, PT OCBC NISP Tbk. (NISP) sudah meneken pembelian saham 99,00% PT Bank Commonwealth (PTBC) milik Commonwealth Bank Australia (CBA). PTBC menyebut perdagangan saham ini sejalan dengan strategi CBA untuk menjadi tambahan efisien juga lebih besar tinggi baik dengan berfokus pada usaha domestik pada area Australia lalu New Zealand.

Sebelumnya, ada pula beberapa jumlah total bank asing yang sudah pernah hengkang dari industri perbankan Indonesia.

Rabobank Indonesia

Pada bulan April 2019, PT Rabobank Internasional Indonesia mulai menghentikan operasinya, setelah 29 tahun berbisnis di tempat dalam Indonesia. Tepatnya, Rabobank Indonesia berdiri pada tahun 1990.

Keputusan ini merupakan bagian dari strategi global dari Rabobank Group dengan syarat Belanda itu. Yakni, terkait dengan visi Banking for Food yang itu berfokus pada rantai pasokan internasional untuk sektor pangan juga agrikultur.

Rabobank memutuskan hengkang dari Indonesia akibat alasan kerugian yang tersebut dialami selama bertahun-tahun. Berdasarkan laporan bulanan yang digunakan disampaikan perseroan, hingga Maret 2019, perseroan melaporkan kerugian Rp 9,78 miliar.

Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat belaka sekali Rp 103,67 miliar secara tahunan terus turun dibandingkan periode yang tersebut mirip tahun lalu sebesar Rp 106,1 miliar.

Total nilai Aset pada Maret 2018 itu mencapai Rp 17,38 triliun. Sementara itu, total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 15,37 triliun dengan total ekuitas Rp 2,02 triliun.

Pada Desember 2019, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengumumkan keputusan untuk mengakuisisi Rabobank Indonesia. Pembelian ini dijalani melalui anak usaha BCA, BCA Finance.

Bank RBS Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin perniagaan kantor cabang asing The Royal Bank of Scotland N.V. (RBS) di area tempat Indonesia pada Februari 2018. Pencabutan ini dikerjakan atas permintaan kantor pusat RBS dalam area Belanda yang dimaksud yang disampaikan pada OJK pada 1 November 2016.

RBS setop beroperasi sebab induk bidang usaha merubah strategi kegiatan usaha perusahaan, Selain menyembunyikan bidang perniagaan dalam Indonesia, RBS pusat juga menangguhkan operasi pada 24 negara lainnya. RBS Indonesia mulai beropoerasi pada tahun 1969.

Bank ANZ Indonesia

Pada tahun 2018, PT Bank ANZ Indonesia selama Australia, resmi melepas kegiatan kegiatan bisnis ritel merek di dalam dalam Indonesia kepada PT Bank DBS Indonesia jika Singapura. ANZ Indonesia sendiri sudah berdiri RI sejak tahun 1973.

Lini bidang usaha yang digunakan dilepas melingkupi kredit ritel lalu juga layanan dana nasabah kaya atau wealth management. Tidak belaka belaka di dalam tempat Indonesia, ANZ mengedarkan lini kegiatan perusahaan miliknya itu pada tempat Singapura, Hong Kong, Cina, juga Taiwan.

Penjualan ini mengakibatkan kerugian bagi ANZ sebesar US$ 265 jt atau sekitar Rp3,4 triliun. Langah ini berkaitan dengan perubahan strategi lalu juga fokus perniagaan ANZ dalam kawasan Asia.

Pada bula Oktober 2016, DBS sudah dikerjakan mengumumkan rencana pengambilalihan Bisnis Retail kemudian juga Wealth Management ANZ pada pasar dalam tempat Singapura, Hong Kong, China, Taiwan lalu Indonesia.

Bank Barclays Indonesia

Barclays merupakan bank asing yang digunakan itu paling cepat meninggalkan Indonesia. Bank jika Inggris ini masuk Indonesia pada 2008 dengan mengakuisisi Bank Akita kemudian mengganti nama perusahaan jadi Bank Barclays Indonesia.

Ini sejalan dengan strategi raksasa bank dalam Inggris itu untuk reorganisasi melalui 3 divisi terpisah yakni Global Retail Banking (GRB), Corporate and Investment Banking and Wealth Management (CIBWM) serta Absa. Absa adalah salah satu kelompok perusahaan finansial terbesar di dalam tempat Afrika Selatan.

Langkah ini menelan biaya hingga 100 jt pound atau sekitar US$ 150 juta. Barclays juga berniat berjualan Bank Akita atau Bank Barclays Indonesia pada waktu yang digunakan hal tersebut tepat.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *