Selotip atau yang bisa disebut juga sebagai solasi, isolasi, solasi ban ataupun lakban adalah sebuah perekat berbahan plastik yang memiliki 1 atau 2 sisi perekat.
Pada umumnya benda ini digunakan untuk merekatkan atau menyambung kertas maupun plastik tipis. Bukan cuma digunakan di rumah-rumah, selotip juga dipakai untuk keperluan kantor dan bidang seni.
Selotip yang biasa kita lihat dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan produk buatan perusahaan Minnesota Mining & Manufacturing Co. (3M) asal Minnesota, AS.
Fun fact, pada sejarah awal berdirinya perusahaan 3M ini, dulunya perusahaan ini berdiri di bidang pertambangan dengan mineral korundum sebagai fokus utamanya. Mereka melakukan proses ekstraksi dan menjual hasilnya kepada pihak yang membutuhkannya.
Sayangnya, bisnis pertambangan mereka kurang laku hingga akhirnya mereka mulai banting setir menjadi penjual kertas ampelas atau kertas pasir.
Pada awal pembuatannya, kertas ampelas yang dibuat oleh 3M menggunakan batu delima sebagai bahan utamanya. Secara produksi, 3M berhasil membuat kertas ampelasnya sendiri, akan tetapi produk tersebut mendapat komplainan dari pelanggannya karena dinilai tidak cocok dari segi bahan yang digunakan.
Selama hampir dari 20 tahun, 3M terus berusaha mencari bahan baku yang pas untuk pembuatan kertas ampelas mereka.
Tidak hanya itu, mereka juga mencoba untuk membuat produk baru selain kertas ampelas. Dari sinilah Richard Gurley Drew hadir sebagai sosok penyelamat dari bisnis mereka.
Mengenal Richard Gurley Drew, Sang Bapak Selotip
Sekilas tentang Richard Gurley Drew, Ia adalah seorang pria asal St. Paul, Minnesota kelahiran 22 Juni 1899.
Jauh sebelum memulai kariernya sebagai pebisnis dan penemu, Richard hanyalah seorang pemuda yang menyukai musik.
Beliau bercita-cita menjadi seorang pemain Banjo terkenal. Dirinya sempat ikut tur bersama grup band lokal sebagai pemain Banjo.
Setelah bertahun-tahun bermain Banjo, Richard memutuskan untuk berhenti mengejar cita-citanya dan memilih untuk berkuliah di Universitas Minnesota jurusan Teknik Mekanik. Tapi sayangnya, Richard memutuskan untuk berhenti kuliah usai 3 semester mengenyam pendidikan di sana.
Meski tidak lulus kuliah, Richard bisa diterima bekerja di 3M usai melihat iklan lowongan pekerjaan yang terpampang di koran.
Asal Mula Terciptanya Selotip
Richard direkrut oleh 3M pada tahun 1921 saat usianya baru menginjak 22 tahun. Karena pengalaman kerjanya masih minim, Richard ditugaskan untuk menguji kertas ampelas buatan 3M.
Satu waktu, Richard ditugaskan untuk berkunjung ke sebuah bengkel mobil yang menjadi pelanggan tetap 3M.
Mereka ingin Richard mempelajari lebih lanjut soal kertas ampelas yang mereka jual kepada bengkel tersebut, sekaligus mencari tahu alasan mengapa bengkel tersebut sangat menyukai kertas ampelas buatan 3M.
Montir bengkel saat melakukan proses pengecatan body mobil pada era 1920-an
Saat di bengkel, Richard melihat para montir yang sedang mengecat body mobil milik pelanggannya. Mereka mengeluh kalau proses pengecatan mobil saat itu sangatlah sulit.
Untuk mengecat body mobil, para montir akan memotong kertas koran sebagai pelindung area yang tidak dicat, misalnya lampu depan mobil.
Untuk menempelkan potongan koran tersebut, para montir biasa membuat lemnya sendiri. Terkadang mereka juga membuat bahan perekatnya sendiri.
Minusnya, pada saat potongan koran itu dibuka, bagian body mobil yang dicat akan terkelupas catnya akibat lem ataupun perekat yang dibuat oleh para montir. Mau tidak mau, mereka harus mengecat ulang bagian body mobil yang catnya terkelupas itu.
Mendengar keluhan para montir, Richard pun mulai memikirkan cara untuk membuat sebuah perekat yang kuat, namun tidak merusak cat pada body mobil. Dari sinilah proyek pembuatan selotip dimulai.
Pada awal pembuatannya, Richard mencari bahan baku yang pas untuk menciptakan perekat buatannya, mulai dari minyak sayur, biji rami, gliserin, resin sampai permen karet.
Penelitian ini terus Richard lakukan selama 2 tahun lamanya, setelah Ia menemukan bahan baku untuk perekatnya yang terbuat dari campuran lem kayu dan gliserin.
Dengan mengumpulkan uang gajinya, Richard membuat sendiri mesin pembuat selotip miliknya. Setelah itu, Ia memperkenalkan selotip ke perusahaannya dan mendapat respon positif dari para atasannya.
Begitulah sejarah terciptanya selotip yang biasa kita temui dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Rancangan selotip karya Richard Gurley Drew
Pasca Penemuan Selotip
Di masa Depresi Hebat AS dan Perang Dunia kedua, selotip menjadi produk terlaris 3M saat itu. Bagi para prajurit AS, benda ini digunakan untuk merekatkan senjata mereka.
Soal kelanjutan karier Richard usai menemukan selotip dan menjualnya secara komersil di bawah bendera perusahaan 3M, Beliau ditunjuk sebagai pemimpin dalam tim inovasi produk 3M yang dinamakan Products Fabrication Laboratory.
Dari hasil kerja Richard dan timnya, mereka berhasil menelurkan lebih dari 100 jenis produk dari jenis perekat, selotip sampai kertas ampelas. Dan produk-produk tersebut masih bisa kita jumpai sampai sekarang.
Fakta menariknya, Richard dan timnya memiliki laboratorium penelitiannya sendiri. Saat itu, Beliau membeli sebuah bangunan kecil bekas tempat penyulingan wiski.
Secara luas gedung tersebut bisa dibilang cukup sempit. Saat musim panas, suhu ruangan gedung tersebut bisa mencapai 42 derajat Celsius.
Meski tempat kerja mereka terkesan kurang nyaman, tapi para bawahannya Richard mengaku tak keberatan sama sekali. Bahkan, di mata anak buahnya, Richard adalah sosok pemimpin yang baik.
Ia selalu merangkul dan menerima semua ide kreatif anak buahnya. Karena faktor itulah anak buahnya Richard merasa nyaman bekerja dengannya.
Tanggal 14 Desember 1980 menjadi hari terburuk bagi 3M karena wafatnya Richard Gurley Drew. Ia meninggal di Santa Barbara, California pada usia 81 tahun.
Sebanyak 20% penjualan di 3M merupakan produk buatan Richard dan timnya. Dan sampai saat ini, selotip menjadi produk terlaris milik 3M.
Kami penyedia alat tulis kantor skala kecil dan besar,info hub 087849378899
