Jakarta,REDAKSI17.COM – China terus memikirkan cara baru untuk mengembangkan teknologi lokal serta memasukkannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Salah satunya mengembangkan teknologi robot terbang atau yang tersebut dimaksud dikenal sebagai drone.
Teknologi drone memang bukanlah sesuatu yang dimaksud baru. Namun, pemerintahan Xi Jinping ingin memperluas penggunaannya, bukan semata-mata sekedar untuk hobi atau menunjang aktivitas militer.
Drone memacu terciptanya cara baru untuk bepergian hingga melakukan pelayanan pada masyarakat. Misalnya untuk keperluan logistik, seperti pengantaran paket juga juga makanan.
Ke depan, industri drone ditargetkan akan berkontribusi besar terhadap perekonomian China, atau diistilahkan ‘low-altitude economy’.
Pemerintah menjadikan low-altitude economy sebagai salah satu prioritas. Menurut pakar, low-altitude economy sanggup berkontribusi sebesar 3-5 triliun yuan (Rp 6.500-10.800 triliun) dalam area China pada 2025 mendatang.
Secara angka, total drone yang mana dimaksud ada juga cukup banyak. Tercatat ada 1,11 jt drone sipil terdaftar juga juga lebih lanjut lanjut dari 182 ribu lisensi pilot diterbitkan, dikutip dari Gizmochina, Kamis (21/12/2023).
|
|
Pangsa pasar drone dengan syarat China juga mendominasi dunia, mencapai lebih banyak banyak dari 70% transaksi jual beli global.
Namun ini juga bukan semata-mata kesulitan angka. Melainkan menawarkan lompatan baru dengan memanfaatkan kekuatan teknologi informasi kemudian sistem yang dimaksud digunakan lebih besar lanjut cerdas.
Sektor drone diharapakan dapat menggerakkan penyertaan modal serta menawarkan keuntungan besar. Termasuk juga menjanjikan terobosan dalam pengerjaan perkotaan, lantaran kebutuhan inovasi baru saat kota-kota makin padat.
