Home / Ekobis / Rupiah Masih Dibayangi Tekanan Eksternal, Hari Ini Melemah Lagi?

Rupiah Masih Dibayangi Tekanan Eksternal, Hari Ini Melemah Lagi?

Rupiah Masih Dibayangi Tekanan Eksternal, Hari Ini Melemah Lagi?

Jakarta,REDAKSI17.COM   – Pekan yang dimaksud dimaksud diwarnai oleh pengumuman bank sentral di dalam tempat berbagai negara sudah usai. Namun, rupiah tampaknya masih berpotensi mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lantaran diselimuti risk off, terutama dari eksternal.

Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup ambruk 0,77% dalam area hitungan Rp15.775/US$ pada akhir pekan, Jumat (22/3/2024). Posisi ini merupakan yang digunakan mana terlemah sejak 30 Januari 2024.

Secara mingguan, rupiah juga mengalami depresiasi sebesar 1,19% atau terparah sejak 22 Januari 2024.

Pelemahan rupiah ditengarai indeks dolar AS (DXY) yang mana menguat menembus level 104. Tepatnya, pada saat mendekati penutupan rupiah akhir pekan lalu pukul 14:51 WIB DXY terpantau naik 0,84% menuju 104,28.

Angka hal itu tambahan tinggi jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan satu hari sebelum-nya yang mana digunakan berada pada dalam bilangan 103,41.

DXY menguat disinyalir terpicu penurunan suku bunga Swiss National Bank (SNB) yang digunakan itu kemudian membayangi prospek bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).

Sebagai catatan Bank sentral Swiss memangkas suku bunga utamanya sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 1,50% pada Kamis (21/3/2024). Ini menjadi yang mana mana pertama kalinya sejak terpukul Covid-19.

Sementara, The Fed masih mempertahankan suku bunga dalam dalam level 5,25-5,50% pada Kamis (21/3/2024). The Fed juga belum mengindikasikan kapan merekan akan melakukan pemangkasan.

Data terbaru dari AS juga menunjukkan sektor sektor ekonomi Paman Sam masih kencang.

Angka Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur AS tercatat naik ke level tertinggi dalam 21 bulan pada 52,5 pada Maret 2024 dari 52,2 pada Februari, mengalahkan perkiraan pasar sebesar 51,7, menurut perkiraan awal.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga pun kemudian melemah. Menurut Fedwatch Tool CME, saat ini para pelaku pasar memperkirakan kesempatan penurunan suku bunga sebesar 66,5% pada Juni. Proyeksi ini melemah dibandingkan 74% pada awal pekan ini.

Nilai tukar rupiah juga tertekan dari sentimen dalam negeri setelah dua kubu pasangan calon (paslon) presiden menggugat hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Mahkamah Konstitusi.

Kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sudah mengajukan gugatan ke MK atas keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 360/2024 Tentang Penetapan Hasil pemilihan umum 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Paslon Ganjar Pranowo- Mahfud MD juga akan mengajukan gugatan yang dimaksud sama.

Selain The Fed kemudian juga sentimen politik, nilai tukar rupiah juga jeblok akibat derasnya capital outflow. Data Bank Indonesia berdasarkan transaksi 18-21 Maret 2024 menunjukkan pemodal asing mencatatkan net sell sebesar Rp 6,68 triliun.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan net buy sebesar Rp 21,72 triliun pada pekan sebelumnya.

Beralih pada pekan ini, semakin mendekati payday ditambah Tunjangan Hari Raya (THR) kemudian repatriasi dividen, tampaknya akan memproduksi rupiah bergerak volatil. Pasalnya, pelaku pasar biasanya akan menarik uang dulu untuk kebutuhan lebaran.

Bulan Ramadhan digadang akan datang menjadi bulan belanja ritel terbesar dibandingkan bulan lainnya sepanjang tahun. Di Indonesia sendiri diperkirakan sanggup mencapai US$ 70 miliar, menurut survey World Bank, dikutip dari Redseer.

Teknikal Rupiah

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah masih kokoh dalam tren pelemahan. Resistance di dalam dalam Rp15.785/US$ masih kesempatan diuji sebagai pelemahan dalam jangka pendek, ini diambil berdasarkan high candle yang tersebut digunakan sempat diuji akhir pekan lalu.

Sementara itu, jika ada pembalikan arah menguat, rupiah kemungkinan menuju support terdekat di tempat tempat Rp15.740/US$. Posisi ini didapatkan dari garis rata-rata selama 20 jam atau moving average/MA 20.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

 

CNBC INDONESIA RESEARCH


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *