Home / Ekobis / Rupiah Perkasa, Dapat “Obat Kuat” dari Mr. Powell

Rupiah Perkasa, Dapat “Obat Kuat” dari Mr. Powell

Rupiah Perkasa, Dapat “Obat Kuat” dari Mr. Powell

Jakarta,REDAKSI17.COM – Pernyataan bos bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell gemparkan pelaku pasar global. Terkhusus prospek pemangkasan suku bunga ke depan.

Powell dalam pidatonya yang digunakan digunakan disampaikan pada sidang pada tempat hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS pada Kamis (607/3/2024) mengatakan akan menurunkan suku bunga acuannya pada tahun ini, namun secara tepat kapan turun masih belum bisa jadi jadi dipastikan.

“Jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang digunakan diharapkan, kemungkinan akan tepat untuk mulai menarik kembali pembatasan kebijakan pada suatu waktu dalam tahun ini,” kata Powell dalam pidatonya pada sidang dalam hadapan Komite Jasa Keuangan DPR, dikutip dari CNBC International.

“Tetapi prospek sektor perekonomian masih belum pasti, juga kemajuan menuju sasaran inflasi 2% masih belum terjamin.” imbuhnya.

Salah satu kendala utama sulitnya pemangkasan suku bunga terjadi dalam AS akibat inflasi yang mana dimaksud masih cukup membandel di dalam area atas target 2%.

Untuk diketahui, tingkat inflasi tahunan dalam AS melandai menjadi 3,1% pada Januari 2024 menyusul kenaikan singkat menjadi 3,4% pada bulan Desember 2023.

Sementara inflasi inti tahunan tetap stabil pada nomor 3,9% (year on year/yoy), dibandingkan ekspektasi yang dimaksud hal itu diperkirakan akan melambat menjadi 3,7% yoy.

Berbeda halnya dengan inflasi secara bulanan (month to month/mtm) yang justru meningkat 0,3% pada Januari 2024 atau tambahan lanjut tinggi dibandingkan Desember 2023 yang digunakan itu tumbuh 0,2%. Kenaikan inflasi secara bulanan ini juga merupakan yang digunakan itu tertinggi sejak September 2023.

BLSFoto: One-month percent change in CPI for All Urban Consumers (CPI-U), seasonally adjusted, Jan. 2023 – Jan. 2024, Percent change
Sumber: Bureau Labor of Statistics

Kendati disinflasi terjadi namun terdapat beberapa kategori tertentu yang digunakan dimaksud inflasinya masih relatif tinggi.

Indeks hunian terus meningkat pada tempat bulan Januari, meningkat 0,6% juga berkontribusi tambahan besar dari dua pertiga secara bulanan pada tengah kenaikan semua item. Indeks pangan meningkat 0,4% pada bulan Januari, seiring dengan indeks pangan rumah meningkat 0,4% lalu indeks makanan sangat sangat jauh dari rumah naik 0,5% selama sebulan.

Sebaliknya, indeks energi turun 0,9% dalam sebulan oleh sebab itu sebagian besar penurunan hal itu terjadi akibat indeks bensin.

Sementara indeks untuk semua item kecuali makanan kemudian energi naik 0,4% pada bulan Januari.

Indeks yang mana meningkat padaJanuari mencakup tempat tinggal, asuransi kendaraan bermotor, kemudian perawatan kesehatan. Indeks untuk mobil dan juga juga truk bekasdan indeks pakaian jadi termasuk di area area antara indeks yang mana mengalami penurunan selama sebulan.

Menanggapi data inflasi yang tersebut yang ada saat ini Powell kemudian The Fed ungkap masih menunggu agar data inflasi semakin mendekati target.

“Kami menunggu untuk menjadi lebih besar banyak yakin bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan di tempat dalam bilangan 2%. Ketika kita benar-benar mendapatkan kepercayaan tersebut, lalu kita tiada sangat sangat dari itu, maka akan tepat jika kita mulai mengurangi tingkat pembatasan,” kata Powell saat menjawab pertanyaan tentang suku bunga lalu inflasi di area tempat depan Komite Jasa Keuangan DPR.

Ekspektasi Pelaku Pasar

survei CME FedWatch Tool pada awal tahun, menunjukkan para tukang jualan berjangka bertaruh bahwa The Fed akan memulai kebijakannya pada  Maret serta terus melanjutkannya hingga bank sentral yang dimaksud disebut melakukan pemotongan enam atau tujuh kali pada tahun ini.

Namun per 8 Maret 2024 pukul 12:13 WIB, survei CME FedWatch Tool menunjukkan potensi awal pemangkasan suku bunga berada pada Juni 2024 sebesar 56,4%. Sementara itu, total pemangkasan suku bunga menjadi semata-mata sekali sebanyak lima kali hingga ke level 4-4,25%.

CMEFoto: Meeting Probabilities
Sumber: CME FedWatch Tool

Euforia Nilai Tukar Rupiah Pasca Pernyataan Powell

Dilansir dari Refinitiv pukul 12:17 WIB, rupiah tercatat menguat terhadap dolar AS 0,32% ke level Rp15.600/US$ hari ini. Penguatan ini terjadi sejak 6 Maret 2024 yang naik 0,44% kemudian dilanjutkan keesokan harinya pada 7 Maret 2024 yang digunakan ditutup mengalami apresiasi sebesar 0,29%.

Posisi rupiah saat ini merupakan yang digunakan mana terkuat sejak 23 Februari 2024 dalam tengah pelemahan indeks dolar AS (DXY) sejak 1 Maret 2024.

Depresiasi yang tersebut yang terjadi terhadap dolar AS  secara signifikan tercermin  dari pergerakan indeks dolar (DXY) pasca Powell mengumumkan potensi penurunan suku bunga tahun ini.

DXY ambruk secara signifikan pada 8 serta 9 Maret 2024 dengan tercatat penurunan masing-masing sebesar 0,41% serta 0,53%. Indeks dolar jatuh akibat penanam modal melepas mata uang Greenback juga juga memilih untuk berinvestasi selain dolar AS atau instrumen berdenominasi non-dolar.

CNBC INDONESIA RESEARCH

 

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *