Jakarta,REDAKSI17.COM – Internal Israel memanas seiring dengan pernyataan kontroversial pihak tentara (IDF) yang tersebut menyebut tiada mungkin menghancurkan Hamas. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meradang.
Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari menilai tujuan perang Israel untuk memberantas kelompok Hamas bukan mungkin tercapai, kemudian hal ini tampaknya menggarisbawahi ketegangan antara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta pejabat tinggi pertahanan mengenai cara dia menangani perang di tempat dalam Gaza.
“Urusan menghancurkan Hamas, memproduksi Hamas menghilang – ini cuma membuang pasir di dalam tempat mata publik,” kata Hagari kepada Channel 13 dalam sebuah wawancara, sebagaimana dikutip dari The Times of Israel, Minggu (23/6/2024).
“Hamas adalah sebuah ide, Hamas adalah sebuah partai. Hal ini berakar di dalam tempat hati warga – siapapun yang mana digunakan mengira kami dapat melenyapkan Hamas adalah salah,” lanjutnya.
Hagari juga memperingatkan bahwa “jika pemerintah bukan menemukan alternatif, Hamas akan tetap berada pada Jalur Gaza.
Sebagai tanggapan, kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kabinet keamanan “telah menetapkan penghancuran kemampuan militer serta pemerintahan Hamas sebagai salah satu tujuan perang.”
“Pasukan Pertahanan Israel tentu sekadar berkomitmen terhadap hal ini,” tambah pernyataan itu.
Unit Juru Bicara IDF kemudian mengeluarkan pernyataan yang mana digunakan mengatakan bahwa militer berkomitmen terhadap tujuan perang yang tersebut hal itu dinyatakan pemerintah, termasuk menghancurkan kemampuan pemerintahan lalu militer Hamas, lalu menambahkan bahwa Hagari telah dilakukan lama berbicara dalam wawancara yang tersebut disebut tentang “memberantas Hamas sebagai sebuah ideologi serta ide.”
“Setiap klaim yang mana sebaliknya berarti pernyataan yang digunakan di area tempat luar konteks,” tambah IDF.
Komentar Hagari pada Rabu menggemakan pernyataan yang mana digunakan dia buat bulan lalu, ketika dia ditanya apakah kebutuhan militer untuk kembali ke wilayah di area dalam Gaza yang dimaksud dimaksud sebelumnya dibersihkan dari Hamas adalah akibat dari pemerintah yang dimaksud itu bukan menghasilkan keputusan tentang siapa yang akan memerintah Jalur Gaza serta bukan kelompok tersebut.
“Tidak ada keraguan bahwa pemerintahan alternatif selain Hamas akan menciptakan tekanan terhadap Hamas, tapi itu adalah pertanyaan bagi eselon politik,” katanya saat itu.
Netanyahu Ngamuk
Pernyataan hal itu menghasilkan Netanyahu marah. Menurutnya, militer “berkewajiban” untuk mengikuti perintahnya, salah satunya adalah “penghancuran kemampuan militer lalu pemerintahan Hamas”.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah dilakukan dijalankan mendesak Netanyahu untuk memajukan rencana tata kelola Gaza pascaperang, memberikan peringatan pada bulan Mei bahwa kegagalan untuk menemukan pengganti Hamas akan melemahkan pencapaian militer Israel oleh sebab itu kelompok teror itu akan mampu berkumpul kembali serta menegaskan kembali kendali atas daerah kantong tersebut.
Selain itu, Gallant memohon Netanyahu untuk mengesampingkan gagasan pemerintahan militer kemudian sipil Israel di dalam tempat Gaza setelah berakhirnya perang yang digunakan dimaksud dipicu oleh serangan gencar Hamas pada 7 Oktober, sebagaimana didukung oleh beberapa anggota sayap kanan koalisi Netanyahu.
Laporan televisi mengatakan Kepala Staf IDF Herzi Halevi dan juga juga kepala Shin Bet Ronen Bar juga baru-baru ini berselisih dengan Netanyahu mengenai perencanaan strategis, sementara pemimpin Persatuan Nasional Benny Gantz mengundurkan diri pekan lalu dari pemerintahan darurat perang setelah perdana menteri menolak menyampaikan rencana pascaperang oleh tenggat waktu yang mana dimaksud dia tetapkan.
Ada tanda-tanda perselisihan lainnya baru-baru ini antara militer kemudian Netanyahu, termasuk mengenai “jeda taktis” dalam pertempuran di area dalam sepanjang jalan di dalam area Gaza selatan yang dikritik Netanyahu, sementara IDF mengatakan bahwa tindakan yang mana disebut sejalan dengan instruksi perdana menteri untuk meningkatkan total pasukan bantuan memasuki Jalur Gaza.
“Untuk mencapai tujuan menghancurkan kemampuan Hamas, saya harus menimbulkan keputusan yang dimaksud dimaksud tak selalu diterima oleh para pemimpin militer,” tegas Netanyahu dalam rapat kabinet pada Minggu.
Dia juga menyerang IDF dengan mengatakan “kita punya negara dengan tentara, bukan tentara dengan negara,” yang dimaksud digunakan merupakan kebalikan dari sindiran tentang Prusia.
Putra tertua Netanyahu, Yair, dalam beberapa hari terakhir juga terus mengecam para pemimpin militer, menyalahkan merek atas serangan 7 Oktober yang, tiada seperti para petinggi pertahanan, perdana menteri sudah berulang kali menolak untuk mengakui tanggung jawabnya.