Jakarta,REDAKSI17.COM – Rencana penyaluran program bantuan langsung tunai (BLT) mitigasi risiko pangan yang dimaksud dimaksud akan pemerintah berikan senilai Rp 600 ribu kepada warga kembali mundur.
Kini ditargetkan cair sebelum Lebaran 2024. Mulanya BLT itu dijanjikan akan diberikan kepada warga pada Februari 2024 atau saat masuknya bulan Pilpres, lalu mundur lagi ke Maret, serta terakhir menjadi sebelum lebaran.
Sebagaimana diketahui Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri 2024 akan jatuh pada April. Artinya, pencairan BLT itu besar kemungkinan tak akan cair sesuai target semula, yakni antara Maret kemudian April.
“Mungkin sebelum lebaran lah, jadi tunggu sidang isbat dulu,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat ditemui dalam kantornya, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Pemerintah memastikan, yang digunakan mana jelas BLT mitigasi risiko pangan yang mana digunakan diperkenalkan sejak awal tahun ini akan dapat cuma cair pada semester I-2024. Namun, tetap belum ada kepastian tanggal resmi penyalurannya.
“Yang jelas BLT mitigasi risiko pangan akan diimplementasikan dalam semester ini,” tutur Ketua Umum Golkar itu.
Sebagai informasi, saat pertama kali diperkenalkan, direncanakan akan dirapel atau diberikan sekaligus pada Februari 2024 sebesar Rp 600 ribu atau Rp 200 ribu per bulan. Namun hingga kini, BLT tak kunjung cair. Padahal BLT sudah dijanjikan sejak awal tahun.
BLT Mitigasi Risiko Pangan ini diperkenalkan Airlangga pada Januari 2024 lalu, selepas High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat. Target penerimanya adalah 18,8 jt keluarga penerima manfaat (KPM).
Anggaran untuk BLT Mitigasi Risiko Pangan sudah lama ditetapkan Rp 11,25 triliun melalui pagu anggaran bansos pada area Kementerian Sosial. Peruntukannya berbeda dengan BLT lalu juga bansos beras El-Nino yang tersebut dimaksud ditujukan untuk 22 jt KPM.
Airlangga mengatakan penyaluran BLT menggunakan layanan PT Pos Indonesia. Hal ini dijalankan lantaran tarifnya yang mana yang lebih banyak besar ekonomis ketimbang menggunakan perbankan.
“Pertama lebih banyak besar murah. Jadi kalau cost lewat PT Pos sebarkan itu ongkosnya Rp 30 ribu, kalau melalui perbankan Rp 60 ribu. Kenapa 60 ribu? Karena harus cetak kartu, harus ada pendampingan untuk ke ATM, sehingga tambahan tinggi,” ujar Airlangga.