Jakarta,REDAKSI17.COM – Saham AS rontok pada akhir perdagangan Jumat (12/4/2024) akibat keresahan inflasi serta geopolitik yang digunakan mana melemahkan sentimen pemodal dalam tempat Wall Street. Penurunan luas saham bank-bank besar juga membebani pasar.
Rata-rata indeks Dow Jones turun 475.84 poin, atau 1.24%, kemudian ditutup pada 37,983.24. Sementara itu, S&P 500 anjlok 1,46% menjadi 5.123,41 serta Nasdaq Composite Index turun 1,62% menjadi 16.175,09.
Pada satu titik di tempat area sesi perdagangan, Dow turun hampir 582 poin, atau 1,51% serta S&P 500 turun sebanyak 1,75%.
Seminggu ini, dilansir oleh CNBCÂ Internasional, indeks pasar luas turun 1,56%, kemudian 30 saham Dow turun 2,37%. Sementara itu, Nasdaq yang mana digunakan padat teknologi turun 0,45% untuk minggu ini.
Saham JPMorgan Chase turun tambahan dari 6% setelah raksasa perbankan itu membukukan hasil kuartal pertamanya. Bank hal itu mengatakan pendapatan bunga bersih, yang digunakan hal itu merupakan ukuran utama dari aktivitas pinjaman, mungkin sedikit lebih banyak banyak rendah dari perkiraan para analis Wall Street pada tahun 2024.
CEO Jamie Dimon juga memperingatkan tentang tekanan inflasi yang digunakan terus-menerus membebani perekonomian.
Wells Fargo tergelincir 0,4% setelah melaporkan nomor kuartalan terbarunya. Saham Citigroup turun 1,7% meskipun membukukan pendapatan yang hal tersebut tambahan rendah dari perkiraan.
Harga minyak terus naik di tempat area tengah laporan bahwa Israel sedang mempersiapkan serangan langsung oleh Iran akhir pekan ini. Kondisi ini merupakan peningkatan ketegangan terbesar dalam kawasan sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober lalu.
Minyak mentah AS tetap di dalam dalam US$ 85,66 per barel setelah naik dalam atas US$ 87.
Hal ini dipicu dengan data impor AS baru. Catatan ini menambah keresahan terhadap inflasi yang digunakan yang disebut sudah pernah memberikan tekanan pada pasar.
“Kami mendapatkan sentimen risk-off lebih banyak lanjut lanjut mendekati akhir pekan. Anda melihat adanya peralihan ke perdagangan yang dimaksud digunakan lebih besar besar aman, dengan dolar yang dimaksud digunakan tambahan kuat, serta kita melihat aksi jual saham,” kata Rob Haworth, Ahli Strategi Investasi Senior Bank Wealth Management pada AS.
“Hal ini terjadi setelah data inflasi menunjukkan bahwa perekonomian masih cukup panas lalu inflasi masih stagnan; itulah yang digunakan dimaksud menimbulkan [investor] benar-benar menyesuaikan ekspektasi merek terhadap The Fed. … Itulah beberapa alasan mengapa mereka itu itu bersikap hati-hati mendekati akhir pekan,” kata Haworth.
Konsumen juga semakin khawatir terhadap tekanan inflasi yang dimaksud digunakan terus berlanjut. Indeks sentimen konsumen untuk bulan April berada dalam 77,9, di area dalam bawah estimasi konsensus Dow Jones sebesar 79,9, menurut Survei Konsumen Universitas Michigan. Ekspektasi inflasi tahun depan juga jangka panjang juga meningkat, mencerminkan rasa frustrasi terhadap inflasi yang mana kaku.