Home / Ekobis / Saham Kesehatan Ambruk Saat Heboh Pneumonia, Saatnya Serok?

Saham Kesehatan Ambruk Saat Heboh Pneumonia, Saatnya Serok?

Saham Kesehatan Ambruk Saat Heboh Pneumonia, Saatnya Serok?

Jakarta,REDAKSI17.COM – Emiten kesehatan terpantau melemah pada perdagangan sesi I Kamis (7/12/2023), meskipun ada kabar bahwa penyakit mycoplasma pneumonia sudah mulai teridentifikasi masuk di tempat tempat Indonesia.

Per pukul 11:06 WIB, mayoritas saham farmasi juga saham rumah sakit terkoreksi. Hanya ada satu saham farmasi juga satu saham rumah sakit yang digunakan dimaksud masih menghijau pada sesi I hari ini.

Berikut pergerakan saham emiten farmasi pada perdagangan sesi I hari ini.

Saham Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harian
Kimia Farma KAEF 945 -6,90%
Industri Jamu dan juga juga Farmasi Sido Muncul SIDO 545 -4,39%
Phapros PEHA 590 -4,07%
Indofarma INAF 550 -2,65%
Kalbe Farma KLBF 1.660 -2,35%
Pyridam Farma PYFA 1.190 -2,06%
Tempo Scan Pacific TSPC 1.775 -1,66%
Soho Global Health SOHO 545 0,00%
Merck MERK 4.320 0,23%

Sumber: RTI

Dari emiten farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menjadi saham farmasi yang tersebut paling parah koreksinya dalam tempat sesi I hari ini, yakni ambruk 6,9% ke posisi harga jual jual Rp 945/saham.

Sedangkan saham PT Merck Tbk (MERK) menjadi satu-satunya saham farmasi yang hal tersebut masih menguat pada sesi I hari ini, yakni menguat 0,23% menjadi Rp 4.320/saham.

Adapun berikut pergerakan saham emiten rumah pada perdagangan sesi I hari ini.

Saham Kode Saham Harga Terakhir Perubahan
Royal Prima PRIM 88 -4,35%
Sejahteraraya Anugrahjaya SRAJ 244 -2,40%
Metro Healthcare Indonesia CARE 167 -2,34%
Siloam International Hospitals SILO 2.250 -2,17%
Murni Sadar MTMH 1.350 -2,17%
Kedoya Adyaraya RSGK 1.230 -1,60%
Famon Awal Bros Sedaya PRAY 680 -1,45%
Mitra Keluarga Karyasehat MIKA 2.740 -1,44%
Sarana Mediatama Metropolitan SAME 358 -1,10%
Medikaloka Hermina HEAL 1.455 -0,68%
Bundamedik BMHS 372 1,09%

Sumber: RTI

Dari emiten rumah sakit, PT Royal Prima Tbk (PRIM) menjadi saham rumah sakit yang dimaksud dimaksud paling parah koreksinya dalam area sesi I hari ini, yakni ambrol 4,35% ke posisi biaya Rp 88/saham.

Sementara untuk sasam PT Bundamedik Tbk (BMHS) menjadi satu-satunya saham rumah sakit yang mana mana masih menguat pada sesi I hari ini, yakni melesat 1,09% menjadi Rp 372/saham.

Koreksi saham-saham sektor kesehatan terjadi sekalipun ada kabar bahwa penyakit mycoplasma pneumonia sudah mulai teridentifikasi masuk dalam Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa hingga Rabu kemarin, terdapat enam total kasus terkonfirmasi mycoplasma pneumonia yang tersebut dimaksud diidentifikasi sejak Oktober.

Meskipun demikian, Kemenkes RI memohonkan warga untuk tidaklah panik akibat seluruh pasien terkonfirmasi telah terjadi lama sembuh. Selain itu, mycoplasma pneumonia bukanlah bakteri baru sehingga tak perlu dikhawatirkan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan serta Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu, mengungkapkan bahwa mycoplasma pneumonia adalah jenis bakteri yang mana dimaksud sudah ada sejak lama, bahkan sebelum kasus Covid-19 merebak pada akhir 2019 lalu.

“Sebelum Covid-19 itu incidence-nya 8,5 persen. Jadi, penyakit ini sudah lama ada. Cuma, memang di tempat tempat China itu sedang naik,” papar dr. Maxi. dalam konferensi pers daring, Rabu (6/12/2023).

Lebih lanjut, dokter spesialis anak di tempat area Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Nastiti Kaswandani, mengatakan bahwa mycoplasma pneumonia miliki tingkat keparahan yang digunakan mana sangat rendah.

“Dibandingkan dengan Covid-19, influenza, atau virus pneumonia lain, seperti pneumokokus, itu keparahannya pneumonia akibat mycoplasma ini jarak jarak jauh tambahan lanjut rendah sehingga tidaklah perlu ada kepanikan berlebihan dalam tempat masyarakat,” papar Nastiti dalam kesempatan yang dimaksud digunakan sama.

Nastiti menjelaskan, gejala mycoplasma pneumonia umumnya jarang disadari sehingga sering disebut sebagai “walking pneumonia”. Sebab, pneumonia akibat bakteri mycoplasma tiada ada mengganggu aktivitas normal anak-anak serta juga dapat diobati dengan sistem rawat jalan.

Sebagai informasi, beberapa waktu belakangan ini, masyarakat dihebohkan oleh peningkatan kasus pneumonia ‘misterius’ pada China yang digunakan digunakan diduga disebabkan oleh bakteri mycoplasma pneumonia.

Berdasarkan laporan media lokal China, kasus mycoplasma pneumonia memang sudah meningkat sejak Mei 2023 lalu dengan tiga per empat pasien didiagnosis sebagai infeksi mycoplasma.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk-produk jurnalistik sebagai pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidaklah bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau jual komoditas atau sektor pembangunan ekonomi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tiada bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang dimaksud mana timbul dari keputusan tersebut.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *