KOTAGEDE,REDAKSI17.COM– Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan bersama dinas terkait di Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menyapa warga dan menggali potensi wilayah lewat sambang kampung. Kali ini sambang kampung di wilayah Kelurahan Purbayan Kemantren Kotagede dengan bersepeda bersama. Dalam kegiatan itu Pemkot Yogyakarta mengajak masyarakat untuk mengembangkan Kotagede sebagai kawasan kota lama.
Kegiatan dimulai dengan apel peserta sambang kampung di Kemantren Kotagede sekitar pukul 06.30 WIB. Kemudian bersepeda bersama mengunjungi Rumah Keris Yogyakarta di Kampung Kembang Basen. Selanjutnya mendatangi produsen kuliner khas Kotagede Roti Kembang Waru Pak Bas. Tidak hanya melihat, Wakil Wali Kota Yogyakarta Wawan Harmawan juga memborong puluhan roti kembang waru dan dibagikan kepada peserta sambang kampung. Pak Bas yang juga memiliki jiwa seniman itu mengajak para peserta sambang kampung bernyanyi bersama membuat suasana gayeng.

Setelah itu rombongan mengunjungi produsen berbagai kerajinan logam dari kuningan, tembaga dan alumunium di Kampung Bumen. Sambang kampung lalu mengunjungi museum penggagas belajar membaca Al Quran metode Iqra almarhum As’ad Humam di Purbayan. Lalu menengok rumah yang pernah ditempati tokoh bangsa anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Prof KH Abdul Kahar Mudzakkir.
Rombongan lalu melintasi gang rukunan atau dikenal between two gates yang kanan kirinya deretan rumah tradisional Kotagede di kampung Alun-alun. Sambang Kampung mengakhiri kunjungan ke Peken Klangenan di Kebon Ndalem di Kampung Ndalem dan diskusi dengan masyarakat.

“Kita melihat potensi yang ada mengenai UKM dan lingkungan di Kotagede. Tadi kita sudah lihat di beberapa tempat banyak heritage yang sangat-sangat bisa dikembangkan dan menjadi destinasi tujuan wisatawan lokal maupun asing,” tutur Wawan ditemui di sela sambang kampung di Kemantren Kotagede.
Wawan menyatakan Pemkot Yogyakarta dalam menjadikan Kotagede sebagai tujuan wisata dengan bottom up atau gerakan dari masyarakat. Dimulai dari menggugah kesadaran masyarakat sekitar untuk peduli dan mempunyai kesadaran bahwa Kotagede memiliki potensi dan bisa dikembangkan lebih baik. Kekhasan Kotagede harus dilestarikan ada budaya, kesenian apalagi ada kerajinan perak dan kuliner. Pemkot Yogyakarta melalui dinas-dinas terkait akan mendampingi berdiskusi dengan para pemangku di Kotagede.

“Saya yakin ke depan Kotagede menjadi destinasi utama Kota Yogyakarta. Gol besarnya adalah (Kotagede) menjadi kota lamanya Yogyakarta, tapi yang berbudaya Yogya asli. Beda kalau di tempat lain kelihatan lamanya zaman Belanda. Kalau kita ingin mengemas budaya lokalnya kemudian religinya,” terangnya.
Sementara itu anggota Badan Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kotagede, Miftachul Alfin menilai banyak potensi yang membuat Kotagede bisa menjadi kota lama atau kota lawas. Mulai dari fisik bangunan dan tata ruang masih mempertahankan seperti catur gatra dan rumah-rumah tradisional sampai perilaku masyarakat sederhana dengan suasana kampung. Namun diakuinya sebagian fasad rumah sudah berubah sehingga diharapkan dukungan pemerintah dalam penataan di Jalan Kemasan dan Mondorakan sebagai pintu masuk Kotagede agar lebih terasa suasana kota lama. Di samping itu potensi kerajinan perak yang masih tradisional mendukung untuk Kotagede sebagai kota lama atau kota lawasnya Yogyakarta.
“Apalagi memang Yogyakarta ada karena Kotagede. Cikal bakal Yogyakarta adalah Kotagede. Aktivitas masyarakat baik di Purbayan, Prenggan, Rejowinangun dan kawasan cagar budaya Kotagede dari wilayah Bantul di Jagalan dan Singosaren aktivitas budaya dan kampung wisatanya luar biasa. Cuma untuk menjadi kota lama perlu diintegrasikan, tata ruang perlu disiapkan dan jalur-jalurnya,” pungkas Alfin yang juga Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Purbayan.