Jakarta,REDAKSI17.COM – Posisi Samsung sebagai ‘raja’ HP di area dalam Indonesia harus tergeser pada kuartal pertama (Q1) 2024, menurut laporan dari firma riset IDC.
Oppo menanjak ke urutan pertama dengan pertumbuhan 8,5% secara tahun-ke-tahun (yoy). Sementara itu, Samsung harus rela turun ke posisi kedua dengan pertumbuhan minus 8,2% yoy.
Keberhasilan Oppo menanjak ke posisi pertama di area area Q1 2024 menunjukkan peningkatan signifikan jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Pada Q4 2023, Oppo berada di tempat dalam urutan kelima dengan penurunan 35,5% yoy berdasarkan laporan IDC.
Sementara itu, Samsung di area area Q4 2023 mantap berada dalam tempat posisi pertama kendati dengan pertumbuhan yang mana dimaksud juga turun 5,4% yoy.
Pada Q1 2024 sebanyak 10 jt unit HP terjual atau naik 27,4% yoy. Hal ini menunjukkan bidang perniagaan HP kembali bergairah pada Indonesia setelah lesu dalam beberapa kuartal terakhir. IDC mencatat pertumbuhan yang tersebut digunakan signifikan ini didorong momen Ramadan.
HP premium dengan nilai US$ 600 (Rp 9,5 jutaan) tumbuh 12,8% yoy juga dipimpin oleh iPhone yang tersebut hal itu diproduksi Apple, dikutip dari laman resmi IDC, Kamis (16/5/2024).
Sementara itu, segmen menengah (mid-range) dengan kisaran biaya US$ 200 (Rp 3,2 jutaan) hingga di area dalam bawah US$ 600 mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 73,4% yoy.
Pada segmen mid-range, Apple, Samsung, Vivo, lalu Xiaomi berkontribusi paling besar.
Sementara itu, segmen bujet (low-end) dengan biaya jual dalam bawah US$ 200 juga tumbuh 17,8% lalu dipimpin oleh Transsion (Infinix, Itel, Tecno).
Pangsa pasar HP 5G juga makin besar mencapai 28,2% dari yang itu sebelumnya 17,6% pada periode yang dimaksud mana serupa tahun 2023. Hal ini didorong makin banyaknya vendor yang mana dimaksud merilis portofolio item 5G.
Peningkatan jualan HP 5G paling besar didorong oleh Oppo, Vivo, Xiaomi, juga Samsung sebagai pemimpinnya.
“Vendor akan terus memanfaatkan momentum ini melalui ekspansi channel, pemotongan harga, strategi marketing, sembari menghadapi tantangan eksternal seperti tingginya biaya komponen serta manufaktur, pelemahan rupiah, serta situasi geopolitik yang dimaksud masih tak menentu,” kata Research Analyst IDC Indonesia, Vanessa Aurelia.
![]() Laporan Q1 2024 IDC |