Home / Ekobis / Satu Kata Untuk Emas: Mengecewakan! Harga Rawan Jatuh ke US$ 1.960

Satu Kata Untuk Emas: Mengecewakan! Harga Rawan Jatuh ke US$ 1.960

Satu Kata Untuk Emas: Mengecewakan! Harga Rawan Jatuh ke US$ 1.960

Jakarta,REDAKSI17.COM – Harga emas pada pekan ini melemah setelah beberapa orang pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menyampaikan pernyataan hawkishnya.

Merujuk Refinitiv, biaya emas pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (9/2/2024) ada di dalam dalam posisi US$ 2.025,22 per troy ons. Harganya melemah 0,39%.
Pelemahan ini memperpanjang derita sang logam mulia pekan ini. Dalam sepekan terakhir, nilai tukar emas cuma menguat sekali yakni pada Selasa kemudian selebihnya ambruk.

Dalam sepekan, biaya emas jatuh 0,7%. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 1% pada pekan sebelumnya.

Harga emas tertekan dikarenakan menguatnya indeks dolar serta imbal hasil US Treasury.
Indeks dolar menguat dari 103,92 pada pekan lalu menjadi 104,11 pada Jumat kemarin. Indeks dolar pada saat ini bergerak dalam bilangan 104 yang digunakan dimaksud merupakan level tertingginya sejak awal Desember 2022 atau dua bulan terakhir.

Imbal hasil US Treasury 10 tahun juga menguat menjadi 4,18% atau posisi tertingginya dalam dua pekan lebih.

Kenaikan dolar menimbulkan emas semakin mahal untuk dibeli sehingga kurang menarik. Emas juga bukan menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury menimbulkan emas kurang menarik.
Seperti diketahui, beberapa orang pejabat The Fed terus menyuarakan pernyataan hawkish.

“The Fed sepertinya akan mempertahankan suku bunga acuan di area tempat level tinggi untuk waktu yang dimaksud lama. Langkah ini sepertinya akan diikuti oleh bank sentral lain,” tutur Everett Millman, chief market analyst dari Gainesville Coins, kepada Reuters.

“Saya perkirakan ada yang mana yang disebut terjadi saat ini akan menimbulkan biaya emas bergerak dalam tren pelemahan. Titik support emas ada di area dalam US$ 1.960 tetapi saya tidaklah ada melihat emas ada dalam bawah level tersebut,” imbuhnya.

Sejumlah pejabat The Fed menyampaikan pandangan mengenai kebijakan The Fed ke depan pada beberapa acara pekan ini.
Mayoritas menegaskan jika The Fed belum akan memangkas suku bunga sampai merek percaya diri jika inflasi akan turun ke kisaran 2%. Namun, terdapat pula pejabat yang mana itu cenderung dovish.
“Saat ini kebijakan kami sudah bagus, kamu sangat hati-hati dalam menilai data-data yang digunakan mana sudah ada juga outlook ke depan. Jika kami mulai percaya diri kamu akan mulai memangkas suku bunga tahun ini,” tutur Presiden The Fed Boston Susan Collins pada acara Boston Economic Club, kemarin, dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, Chairman The Fed Jerome Powell sudah mengisyaratkan jika pemangkasan masih jauh.Powell dalam wawancaranya dalam “60 Minutes” di CBS mengatakan jika The Fed akan berhati-hati dalam memangkas suku bunga tahun ini.

“Kami ingin melihat bukti yang digunakan itu tambahan banyak meyakinkan jika inflasi melaju ke kisaran 2% sebelum mengambil langkah yang tersebut dimaksud sangat penting sebagai pemangkasan suku bunga,” tutur Powell, dikutip dari CNBC International.

Presiden The Richmond President Thomas Barkin di area area acara The Economic Club of Washington juga menyampaikan pandangan hawkish. Dia menekankan jika The Fed akan sabar menunggu inflasi turun.

Sebaliknya, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari miliki pandangan yang digunakan digunakan lebihdovish.

Saya mampu katakan dua atau tiga kali pemangkasan suku bunga tepat dijalankan sejarang jika melihat data yang tersebut digunakan ada,” tuturnya dikutip dari CNBC International.

Perangkat CME FedWatch Tool menunjukkan semata-mata 17,5% pelaku pasar memproyeksi The Fed akan memangkas suku bunga pada Maret mendatang. Padahal, probabilitas pemangkasan masih mencapai 70% pada tiga pekan lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

redaksi17.com

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *