Yogyakarta (04/10/2025) REDAKSI17.COM – Dengan mengenakan batik, para pesepeda meramaikan Sebatik 2025 yang digelar di halaman Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY. Kegiatan ini secara resmi dilepas oleh Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah DIY, GKBRAA Paku Alam. Gelaran ini bukan sekadar kegiatan olahraga, tetapi juga menjadi upaya untuk mengedukasi masyarakat bahwa batik dapat hadir dalam berbagai aktivitas, termasuk bersepeda.
“Kegiatan ini adalah salah satu rangkaian acara JIBB yang diadakan setiap tahun. Semoga acara ini bisa berjalan lancar dan sukses serta dapat mengedukasi khalayak ramai bahwa batik bisa digunakan untuk olahraga, seperti bersepeda menggunakan batik seperti saat ini,” ungkap Gusti Putri saat wawancara di halaman Kantor Disperindag DIY, Yogyakarta, Sabtu (04/10).
Lebih lanjut, Gusti Putri menambahkan bahwa Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2025 memiliki beragam rangkaian acara yang menarik, salah satunya Sebatik ini. “Yang kemarin kita sudah melaksanakan seminar internasional, juga ada pasar murah, dan puncaknya ada kegiatan Griya Batik yang dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 5,” jelasnya.
Ia pun berharap JIBB dapat terus konsisten dan semakin baik di masa mendatang. “Semoga acara JIBB di masa akan datang bisa berjalan lancar seperti tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, dan Jogja tetap menjadi Kota Batik Dunia,” tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Yuna Pancawati. Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperingati Hari Batik serta memperkenalkan beragam kreativitas batik yang dikemas dalam rangkaian acara JIBB.
“Sebatik ini merupakan rangkaian acara dari JIBB, di mana acara lainnya seperti JIBB Goes To School, JIBB Goes To Campus, Seminar Internasional, dan Gebyar Batik diselenggarakan dua tahun sekali. Namun diharapkan kegiatan ini dapat berjalan rutin setiap tahun seperti yang diarahkan oleh Gusti Putri,” ungkap Yuna.
Acara ini juga diikuti oleh berbagai komunitas seperti OPD, Bike To Work, dan komunitas sepeda ontel. “Sebatik Fest diikuti oleh berbagai OPD, kemudian diikuti juga oleh masyarakat umum yang mendaftar kurang lebih 250 peserta, dan mudah-mudahan di tahun berikutnya akan bertambah lagi,” jelas Yuna.
Adapun rute Sebatik Fest 2025 menempuh jarak kurang lebih 14 kilometer. Rute dimulai dari Kantor Disperindag, bergerak ke arah utara menuju kawasan UIN, kemudian berbelok ke barat melewati Gulu, dilanjutkan ke selatan hingga Alun-Alun, dan berakhir di Griya Batik Patehan. “Di Griya Batik peserta bisa berhenti kurang lebih setengah jam karena ada pameran-pameran dari 20 IKM yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta,” jelasnya.
Lebih lanjut, Yuna berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang bersepeda, tetapi juga sarana edukasi agar masyarakat lebih mengenal batik tulis dan batik cap sebagai warisan budaya asli. “Kami berharap batik bisa memasyarakat, dengan mempertahankan Jogja sebagai Kota Batik Dunia, tidak hanya dipakai pada acara resmi, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Dan yang terpenting, masyarakat dapat memahami dan membedakan batik asli dengan kain bermotif batik,” tegasnya.
Humas Pemda DIY



