Home / Wisata dan Kuliner / Sejarah Lampion Pasar Gede, Tradisi Imlek dan Wisata Tahunan di Kota Solo

Sejarah Lampion Pasar Gede, Tradisi Imlek dan Wisata Tahunan di Kota Solo

Sejarah Lampion Pasar Gede, Tradisi Imlek juga Wisata Tahunan di tempat Kota Solo
Solo,REDAKSI17.COM –  Sebentar lagi rakyat Indonesia khususnya yang tersebut keturunan Tionghoa juga agama konghucu akan merayakan Tahun Baru Imlek.

Banyak tradisi Imlek yang dimaksud di area Indonesia salah satunya pada Kota Solo yakni tentang Lampion Pasar Gede yang dimaksud sudah ada sejak turun temurun.

Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Libur Nasional kemudian Cuti Bersama Tahun 2024, Imlek kali ini akan jatuh pada hari Sabtu, 10 Februari 2024. Sehingga sejak akhir Januari sudah banyak orang-orang yang digunakan bersiap merayakan Tahun Baru Imlek.

Misalnya hanya pada Kota Solo. Cukup banyak etnis keturunan Tionghoa kemudian konghucu yang dimaksud mendiami kota yang sehingga cukup banyak tradisi yang dimaksud sudah ada sejak turun temurun. Salah satunya adalah Lampion Pasar Gede.

Sejarah Lampion Pasar Gede

Lampion Pasar Gede Solo merupakan salah satu ikon perayaan Tahun Baru Imlek di area Kota Solo, Jawa Tengah. Pemasangan lampion di dalam kawasan Pasar Gede Solo sudah menjadi tradisi tahunan sejak tahun 2007.

Lampion pertama kali dipasang di dalam kawasan Pasar Gede Solo oleh Kelenteng Tion Kok Sie. Kelenteng ini merupakan salah satu kelenteng tertua di tempat Solo yang dimaksud didirikan pada tahun 1752.

Awalnya, lampion cuma dipasang di area depan kelenteng saja. Namun, seiring berjalannya waktu, pemasangan lampion mulai meluas ke kawasan sekitar Pasar Gede Solo.

Pada tahun 2007, komunitas Paguyuban Pasar Gede, Kelenteng Tion Kok Sie, dan juga warga Sudiroprajan bekerja identik untuk menghias kawasan Pasar Gede Solo dengan lampion.

Kerja identik ini dikerjakan untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek juga sebagai bentuk toleransi antarumat beragama pada Kota Solo.

Pada awalnya, lampion-lampion yang tersebut dipasang di tempat kawasan Pasar Gede Solo masih sederhana. Namun, seiring berjalannya waktu, desain lampion semakin beragam juga menarik. Lampion-lampion yang dibuat dengan berbagai bahan, seperti kertas, plastik, serta mika.

Kegiatan ini pun sebenarnya sempat terkendala ketika pandemi Covid-19, tetapi kembali ramai usai pandemi mereda. Bahkan pada Imlek 2023 kemarin sekitar 5.000 lampion dinyalakan serentak di tempat Pasar Gede Solo.

Lampion Pasar Gede Solo tidak ada cuma menjadi daya tarik wisatawan, tetapi juga menjadi simbol toleransi serta kerukunan umat beragama pada Kota Solo.

Pemasangan lampion ini menjadi bukti bahwa warga Kota Solo menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan juga keberagaman.

Terdapat beberapa jenis lampion yang digunakan dipasang seperti lampion berbentuk naga, bunga, nomor lalu lain sebagainya. Kehadiran lampion ini pastinya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.

Pemasangan lampion pada kawasan Pasar Gede Solo biasanya dimulai pada awal bulan Januari dan juga berlangsung hingga akhir bulan Februari. Lampion-lampion ini akan menyala setiap malam hingga perayaan Tahun Baru Imlek berakhir.

Kontributor : Dinar Oktarini

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *