Ribuan tahun yang lalu masker sudah ada, digunakan untuk melindungi diri dari debu, asap dan zat berbahaya lainnya. Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan terkait mikroorganisme hingga penyebaran penyakit menular, disadari bahwa wajah, khususnya hidung dan mulut dapat menjadi gerbang masuknya penularan penyakit.
Paling mudah saja dapat kita temukan bahwa orang-orang di gurun pasir, menggunakan syal atau kain untuk menutupi hidung dan mulut mereka. Hal ini sebagai salah satu bentuk perlindungan dari partikel debu pasir di mana kehidupan mereka berada.
Sejarah masker medis di dunia
Abad ke-6 Sebelum Masehi
Zaman kuno, terdapat gambar orang-orang yang menutupi mulut dengan kain di makam Persia. Gambar kuno sebenarnya menunjukkan masker sebagai alat untuk melindungi diri dari sesuatu yang berbahaya di zaman itu.
Abad ke-13
Catatan dari Marcopolo bahwa para pelayan di Cina menggunakan syal tenun untuk menutupi wajah, agar nafas tidak mempengaruhi bau makanan yang dihidangkan kepada kaisar.
Abad ke-16
Orang Eropa mulai melilitkan kain di wajah, awalnya untuk melindungi diri dari racun atau gas berbahaya yang berasal dari tanah. Namun selanjutnya, kebiasaan ini dipakai sebagai respon atas wabah penyakit saat itu.
Abad ke-17
Topeng seperti paruh burung, ini merupakan awal mula masker yang digunakan oleh dokter saat wabah penyakit melanda. Lubang hidung pada topeng ini diisi dengan rempah-rempah atau bunga yang dipercaya mampu menyaring udara yang dianggap beracun.
Abad ke-19
Masker pertama yang dipatenkan pada tahun 1848, yaitu masker bagi penambang di Amerika oleh Lewis Hassley. Kemudian temuan Louis Pasteur pada 1861 mengenai bakteri yang ada di udara semakin menyadarkan pentingnya masker dalam konteks medis. Kemudian dokter bedah Paul Berger membuat masker dari beberapa lapis kain kassa untuk mencegah droplet saat lakukan tindakan operasi.
Abad ke-20
Awal abad ke-20, rumah sakit dan fasilitas kesehatan mulai terapkan masker untuk cegah penyebaran infeksi. Tahun 1918 saat pandemi flu Spanyol, masker menjadi alat pelindung utama dari virus.
Pertengahan abad ke-20, masker bedah yang terbuat dari kain non woven mulai diperkenalkan, dengan kemampuan filtrasi yang lebih baik, dan juga kemudahan dalam bernafas saat digunakan (breathable).
Dan di akhir abad ke-20, masker N95 respirator dikembangkan, dengan kemampuan perlindungan lebih tinggi dari partikel di udara.
Abad ke-21
Awal abad 21, kebutuhan masker meningkat cepat seiring dengan adanya wabah penyakit menular seperti SARS dan H1N1. Dalam perkembangan sebuah kota, hal ini berdampak pada tingkat polusi udara di kota tersebut. Dan kebutuhan masyarakat akan masker untuk melindungi dari debu dan asap pun meningkat.
Era Pandemi Covid-19
Covid-19 mengubah cara pandang dunia terhadap pentingnya masker. Dulu masker hanyalah digunakan oleh orang sakit, dan ketika berhadapan dengan kualitas udara yang buruk. Namun sekarang, masker sebagai alat pencegahan paling efektif. Sejak virus corona merebak pun, masker semakin berkembang dan berlomba-lomba dikembangkan untuk mampu mencegah paparan virus dan partikel yang berbahaya bagi manusia.
Masker Saat Ini
Berikut ini jenis-jenis masker yang ada di Indonesia:
- Masker Kain
- Masker Medis
- Masker KF94
- Masker N95 & KN95
- Masker Partikulat (N99, N100)
- Masker gas
- dll
Setelah pandemi Covid-19 tahun 2020 hingga 2021, masker menjadi sebuah kebutuhan harian, atas pedulinya masyarakat di dunia pada mencegah penyakit yang masuk dari pernafasan. Apakah itu penyakit menular dari fasilitas kesehatan, atau penyakit yang disebabkan oleh polusi udara. Awalnya masker kain 1-3 lapis menjadi masker yang mudah didapatkan, dirasa murah karena bisa dicuci dan dipakai kembali. Namun setelah pandemi Covid-19, orang menyadari bahwa masker kain masih mudah ditembus oleh cipratan cairan tubuh, dan aerosol. Sehingga masker medis disposable menjadi masker paling dirasa aman untuk melindungi.
Beberapa orang menggunakan masker Partikulat seperti N95, N99, N100 yang diperuntukkan bagi industri. Namun karena harganya yang jauh lebih mahal, dan juga tidak fleksibel untuk digunakan, maka tidak menjadi pilihan utama dalam melindungi pernafasan harian. Sedangkan untuk menggunakan masker gas, sangatlah tidak nyaman dan tidak praktis. Oleh karena itu masker medis 3 lapis atau masker bedah 4 lapis sekali pakai menjadi masker favorit untuk kegiatan sehari-hari. Jika hendak perlindungan lebih, dapat menggunakan KN95 yang juga praktis dan nyaman untuk pemakaian durasi yang panjang.
Kelebihan masker disposable atau sekali-pakai adalah jaminan rasa aman, karena masker langsung dibuang setelah dipakai tanpa kuatir dapat mengkontaminasi diri sendiri maupun orang lain. Dan juga harganya yang terjangkau, diproduksi oleh banyak pabrikan, dan dijual di mana pun membuatnya menjadi proteksi terbaik pernafasan manusia saat ini.
Jenis masker medis di Indonesia
Beragam jenis masker dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Di Indonesia, jenis masker medis yang popular antara lain:
- Masker Medis 3 Lapis
Masker ini merupakan standar paling minimal sebuah masker medis, yaitu 3 lapis. Biasanya, lapisan terluar terbuat dari spunbond tahan cairan untuk menahan percikan cairan. Lapisan kedua adalah meltblown, yang berfungsi sebagai filter utama sebuah masker medis. Dan lapisan ketiga adalah spunbond lembut, yang bersentuhan langsung dengan kulit wajah pengguna dan mampu menahan droplet. Di beberapa negara, masker 3 lapis ini bisa disebut pula Masker Type II.
- Masker Bedah 4 Lapis
Masker medis berikutnya adalah masker yang digunakan untuk tindakan bedah, terlebih prosedur operasi yang beresiko menengah hingga tinggi. Masker yang digunakan harus tahan percikan cairan, dan juga memiliki kemampuan filtrasi yang tinggi. Di beberapa negara, masker bedah 4 lapis juga dapat disebut masker Type IIR. Lapisan terluarnya adalah spunbond hydrophobic, meltblown, pp spunbond dan pp spunbond yang lembut untuk bersentuhan dengan kulit wajah tapi juga mampu menahan droplet pernafasan.
- Masker N95 Respirator
Masker N95 merupakan masker sekali pakai yang dipercaya paling rapat menutup celah di wajah karena bentuknya yang mampu melingkupi area mulut, hidung, hingga dagu orang dewasa. Masker ini mengacu pada standar yang ditetapkan oleh National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) di Amerika Serikat. N95 memenuhi persyaratan ketat untuk filtrasi udara, maupun kenyamanan pengguna. Biasanya masker ini terbuat dari bahan yang lebih keras dan terstruktur, dan sering terasa lebih kaku.
- Masker KN95 Respirator
Sama dengan masker N95, perbedaan masker medis ini hanya pada standar yang digunakan. Jika N95 menggunakan standar Amerika Serikat, KN95 menggunakan standar GB2626-2006 dari Cina. Walaupun kinerja filtrasinya serupa dengan N95, masker KN95 melewati teknis yang berbeda dari sisi uji dan persyaratannya. Umumnya masker ini akan lebih lembut, longgar dan fleksibel jika dibandingkan N95, walaupun kerapatan di wajah pengguna relatif sama.
Kami adalah penyedia alat laboratorium dan alat kesehatan,info lebih lanjut hub CS 087849378899