Umbulharjo,REDAKSI17.COM – Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dengan meluncurkan program Sekolah Tunas Unggul. Program ini akan resmi diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei mendatang, bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah-sekolah di Kota Yogyakarta dengan mengembangkan model sekolah unggulan berbasis karakter, budaya, akademik, dan penguasaan bahasa asing.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori, menjelaskan bahwa program ini menyasar sekolah dengan input siswa yang biasa-biasa saja, namun melalui pendampingan intensif, diharapkan mampu menghasilkan prestasi yang luar biasa.
“Program ini bukan sekadar memindahkan guru-guru terbaik ke sekolah lain, tetapi membangun sekolah-sekolah yang belum dianggap favorit agar menjadi lebih dilirik, berprestasi, dan memiliki karakter kuat,” ungkap Budi Santoso Asrori saat jumpa pers di kantor Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogya, Senin (28/4).
Ia menambahkan, Sekolah Tunas Unggul akan menjadi model percontohan bagi sekolah lain untuk mendorong pemerataan kualitas pendidikan. Pada tahap awal, dua sekolah dipilih sebagai percontohan, yakni SD Puro Pakualaman dan SMP Negeri 16 Yogyakarta. Fokus pengembangan di kedua sekolah ini meliputi peningkatan prestasi akademik, penguatan penguasaan Bahasa Inggris, pelestarian budaya melalui pembelajaran Bahasa Jawa dan pembentukan karakter siswa berbasis nilai-nilai keagamaan sesuai dengan agama masing-masing.
Dinas Pendidikan akan memberikan pendampingan intensif berupa pelatihan guru, penyusunan materi ajar, serta penguatan sumber daya internal sekolah tanpa mengganggu sekolah lainnya.
“Targetnya, dalam waktu satu tahun atau bahkan dalam satu semester, sudah mulai terlihat dampak positifnya, baik dari sisi prestasi akademik, karakter siswa, maupun penguasaan bahasa asing,” tambah Budi.
Lebih jauh, ia berharap program ini menjadi model yang bisa direplikasi ke seluruh sekolah di Kota Yogyakarta, sehingga semua sekolah menjadi berkualitas tanpa sekat favorit atau non-favorit.
“Kita ingin kualitas pendidikan di Yogyakarta tidak hanya bertumpu pada satu-dua sekolah unggulan saja, tetapi merata di seluruh sekolah,” pungkas Budi.
Terkait implementasi Program Sekolah Tunas Unggul, Kepala SMP Negeri 16 Yogyakarta Sujiyana mengatakan bahwa program ini menjadi tantangan besar. Menurutnya, mungkin sekolah-sekolah dengan input siswa tinggi bisa berjalan santai. Namun bagi sekolah dengan input biasa, ini justru menjadi tantangan untuk mendorong bekerja lebih keras.
“Prinsip kami sederhana, input biasa, hasil harus luar biasa. Itu hanya bisa dicapai melalui proses pembelajaran yang intensif. Maka dari itu, kami terus meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Guru tidak boleh lagi berpuas diri. Guru yang kompetensinya stagnan akan menghasilkan siswa yang kualitasnya di bawahnya,” ungkapnya.
Untuk hasil akademik pada ASPD kemarin, SMP Negeri 16 menempati peringkat 8 di antara SMP Negeri se-Kota Yogyakarta. Jika digabung dengan SMP Swasta, kami ada di peringkat 10. Harapannya, ke depan bisa meningkat menjadi 7 atau 8 besar secara keseluruhan.
“Kami bersyukur, pengawas dari Dinas Pendidikan sudah sering mendampingi kami, mendorong kami dalam berbagai program peningkatan kapasitas guru. Pendampingan ini akan terus kami manfaatkan semaksimal mungkin,” kata Sujiyana.
Sementara, Kepala SD Puro Pakualaman, Siti Nurzahroh mengatakan program sekolah tunas unggul menjadi harapan besar baginya.
“Kami akan membuktikan bahwa, meskipun kecil, kami bisa menunjukkan prestasi. Lulusan kami tahun lalu memang hanya berjumlah 8 siswa, namun acara perpisahan dan kelulusan tetap berjalan dengan luar biasa,” ungkapnya.
Secara akademik, SD Puro Pakualaman telah menunjukkan hasil yang cukup membanggakan. Pada tahun 2024, hasil ASPD menempati peringkat 2 untuk kategori SD Negeri se-Kota Yogyakarta. Jika digabungkan dengan SD Swasta, SD Puro Pakualaman berada di peringkat ke-4. Selain itu, pada evaluasi Tripod atau TPM, sekolah kami berhasil meraih peringkat ke-7.
“Alhamdulillah, dengan prestasi-prestasi tersebut, kepercayaan masyarakat kepada sekolah kami pun semakin meningkat. Jumlah murid yang sebelumnya hanya 34, melonjak menjadi 50 pada tahun berikutnya,” ujar Siti.