Home / Daerah / Semarak dan Antusiasme Iringi Festival Nglarak Blarak 2025

Semarak dan Antusiasme Iringi Festival Nglarak Blarak 2025

 

KULON PROGO,REDAKSI17.COM – Tradisi khas Kulon Progo kembali hidup lewat Festival Nglarak Blarak 2025 yang digelar Dinas Pariwisata (Dinpar) di Alun-Alun Wates, Sabtu malam (23/8). Sebanyak 12 Karang Taruna Kapanewon unjuk ketangkasan dalam ajang tahunan penuh semangat kebersamaan ini.

Dua belas kapanewon yang ikut serta yaitu Wates, Temon, Panjatan, Sentolo, Galur, Pengasih, Nanggulan, Kalibawang, Girimulyo, Samigaluh, Kokap, dan Lendah. Festival dihadiri langsung oleh Bupati Kulon Progo Dr. R. Agung Setyawan, S.T., M.Sc., M.M., jajaran Forkopimda, Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (Kormi) DIY, Panewu se-Kabupaten Kulon Progo, Pengurus Karang Taruna, tamu undangan, serta ratusan penonton yang memadati alun-alun.

Kepala Dinpar Kulon Progo, Joko Mursito, S.Sn.,MA, menjelaskan bahwa Nglarak Blarak terinspirasi dari aktivitas panderas nira kelapa atau legen yang banyak ditemui di kawasan Perbukitan Menoreh. Aktivitas tradisional ini kemudian dikemas menjadi sebuah permainan dan olahraga tradisional yang sarat makna.

“Permainan ini pernah mewakili DIY dalam Festival Olahraga Tradisional Tingkat Nasional tahun 2014, bahkan pada 2016 menjadi Duta Indonesia dalam TAFISA World Games. Nglarak Blarak adalah permainan berebut bumbung. Pihak yang mendapatkan bumbung lebih banyak akan keluar sebagai pemenang. Festival ini menampilkan kreativitas, kekompakan, sekaligus sportivitas,” ujar Joko.

Menurutnya, peralatan permainan seperti bumbung nira, keranjang kelapa, dan pelepah kelapa (blarak) mencerminkan akar budaya serta sumber daya lokal yang dekat dengan kehidupan masyarakat Kulon Progo. Melalui festival ini, generasi muda diharapkan semakin mencintai budaya lokal, menjadikannya ruang kreativitas, sekaligus sebagai daya tarik wisata.

Joko menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Festival Nglarak Blarak yang diikuti oleh pengurus Karang Taruna Kapanewon se-Kulon Progo. Menurutnya, kegiatan ini menjadi salah satu upaya memeriahkan HUT ke-80 Republik Indonesia sekaligus mempererat silaturahmi antar Karang Taruna.

“Terima kasih atas kehadiran dan dukungan seluruh pihak. Kegiatan ini menjadi wadah kebersamaan sekaligus semangat melestarikan tradisi. Mudah-mudahan memberi manfaat bagi generasi muda di Kulon Progo serta menjadi spirit pembangunan di Kulon Progo,” pungkasnya.

Ketua Karang Taruna Kulon Progo, Tamyus Rohman menambahkan bahwa Festival Nglarak Blarak tahun ini diikuti oleh Karang Taruna Kapanewon se-Kulon Progo. Pertandingan tradisional khas Kulon Progo ini dimainkan langsung oleh para pengurus Karang Taruna yang terdaftar dalam SK Kapanewon.

“Pertandingan ini kami wajibkan diikuti oleh pengurus Karang Taruna. Harapannya, melalui kegiatan ini kepengurusan di tingkat kapanewon menjadi lebih solid dan aktif,” ungkapnya.

Menurutnya, Nglarak Blarak tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga momentum untuk membangkitkan semangat Karang Taruna di tingkat kapanewon. “Selama ini masih banyak Karang Taruna kapanewon yang belum aktif. Dengan adanya kegiatan ini, kami berharap aktivitas kembali tumbuh, membawa semangat kebersamaan, kedamaian, dan sportivitas,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Kulon Progo Dr. R. Agung Setyawan dalam sambutannya menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya. “Malam ini kita saksikan sebuah pertandingan yang mencerminkan semangat, kerja sama, serta antusiasme luar biasa dari peserta maupun penonton. Festival Nglarak Blarak adalah wujud nyata bahwa kita tetap menjunjung tinggi budaya leluhur di tengah maraknya hiburan modern. Karena ini bersifat Festival, saya mengajak untuk menjunjung sportivitas, menjaga kondusifitas, dan saling menghormati,” tegasnya sebelum membuka acara secara resmi.

Selanjutnya, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pelaksanaan pertandingan Festival Nglarak Blarak 2025 secara resmi dimulai. Prosesi pembukaan ditandai dengan menggiring keranjang bersama Forkopimda Kulon Progo, yang menjadi simbol dibukanya rangkaian acara. Momen tersebut tidak hanya menandai dimulainya festival, tetapi juga mencerminkan semangat kebersamaan dan kekompakan yang menjadi jiwa dari permainan tradisional khas Kulon Progo ini.

Pertandingan berlangsung seru dan penuh semangat. Setelah melalui persaingan ketat, Kapanewon Pengasih berhasil keluar sebagai juara pertama, disusul Temon di posisi kedua, Panjatan juara ketiga, dan Samigaluh di posisi keempat. Sementara itu, Kapanewon Nanggulan berhasil meraih predikat sebagai kostum terbaik.

Festival Nglarak Blarak bukan hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga ruang pelestarian budaya, penguatan solidaritas Karang Taruna, sekaligus hiburan rakyat yang sarat nilai kebersamaan. Sorak sorai penonton dan semangat para peserta menjadi bukti bahwa tradisi ini tetap hidup dan menjadi kebanggaan masyarakat Kulon Progo. (Humas/ Rat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *