Jakarta,REDAKSI17.COM – Apa jadinya jika semua buruh atau pekerja dapat jadi jadi bos, tak sanggup dipecat, hingga dapat gaji yang digunakan rata? Mayoritas orang mungkin menganggapnya fiktif belaka. Namun, kenyataannya tidak. Kejadian ini benar terjadi dalam dalam Mondragon, perusahaan jika Spanyol yang tersebut digunakan berdiri pada 1956.
Dalam situs resmi, Mondragon adalah perusahaan yang hal tersebut bergerak dalam bidang elektrifikasi kemudian perakitan. Perusahaan mempunyai tiga bidang bisnis, yakni Tenaga Surya, E-Mobility & Penyimpanan Energi lalu Otomasi. Pembeda Mondragon dengan yang digunakan lain adalah model operasionalnya.
|
Mereka mengadopsi model koperasi dalam menjalani bisnis. Atas dasar ini, banyak orang menyebut Mondragon sebagai Koperasi Mondragon. Ide perusahaan ini berawal dari pemikiran José María Arizmendiarrieta. Pada 1941, Arizmendi tiba pada Mondragon (kota di dalam tempat Spanyol) kemudian melihat banyak warga menganggur lalu juga tak sekolah.
Alhasil, dia mendirikan sekolah teknik yang dimaksud digunakan berisi para warga. William Whyte dalam Making Mondragon (1991) menjelaskan, sekolah itu sukses menimbulkan warga menjadi terdidik. Namun, masalahnya para alumni itu sulit dapat kerja. Dari hambatan ini, Arizmendi memutuskan menghasilkan perusahaan bernama Mondragon.
Dari awal berdiri, pastor hal itu selalu mengutamakan asas kekeluargaan lalu kerja sejenis yang mana kemudian jadi pedoman para pekerja.
Kekuasaan dalam dalam tubuh Mondragon tiada ada lewat total saham, tetapi berdasarkan kata-kata para anggota atau buruh. Akibatnya, jika ingin menciptakan kebijakan baru pada bidang strategik lalu gaji, misalnya, maka 80 ribu pengurus akan dimintai ucapan satu per satu. Boros waktu, memang. Tapi, ini berguna untuk menyerap seluruh masukan agar tak ada yang dimaksud tidak ada ada disenangi.
Selain itu, lewat artikel “How Mondragon Became The World’s Largest Co-Op” (2022) pada tempat The New Yorker, kita dapat mengetahui kalau tiada ada kekuasaan tunggal di tempat area tubuh Mondragon. Semuanya sejenis rata serta identik rasa. Buruh dapat jadi bos juga bos sanggup jadi buruh, sehingga tiada ada kesenjangan antara keduanya.
Dari segi penghasilan, antara petinggi lalu pekerja biasa selisih gajinya belaka 6 kali. Belum lagi, dia calon mendapat berbagai macam insentif, seperti kesehatan, pendidikan, lalu keluarga. Lalu, jika perusahaan cuan, maka pekerja dapat dapat hasilnya lantaran keuntungan akan dibagi rata.
Namun, apabila anak perusahaan defisit, maka tiada ada ada potong gaji. Solusinya berupa hadirnya pinjaman dari anak perniagaan lain ke anak bidang usaha defisit. Salah satu cerita sulit ini terjadi saat pandemi Covid-19.
Saat itu bidang perniagaan perusahaan yang digunakan mana mandek mengharuskan pegawai dipotong gaji. Namun, mengutip New York Times, itu urung dilaksanakan dikarenakan tak ada kehendak dari para pekerja, yang dimaksud dimaksud kebetulan menyadari perannya sebagai bos.
“Kita dapat jadi melakukan ini akibat satu sejenis lain tahu situasi kemudian menyadari kalau merekan adalah pemilik perusahaan,” kata Presiden Mondragon Iñigo Ucín, dikutip dari New York Times, Selasa (30/4/2024)
Atas dasar ini, untuk meringankan beban, dia secara sukarela cara memberi bantuan serta menunjukkan sikap solidaritas. Mereka memilih untuk mengurangi gaji juga juga jam kerja secara sementara. Sikap-sikap inilah yang dimaksud memproduksi para pegawai di dalam area Mondragon tak sanggup dipecat, kecuali jika melakukan pelanggaran berat.
Hal-hal seperti inilah yang mana dimaksud menghasilkan Mondragon awet juga juga selalu bertahan dari krisis ke krisis. Kini,Mondragon jadi perusahaan ke-7 terbesar dalam tempat Spanyol. Anak usahanya pun sudah ada dalam dalam Brasil, China, Mesir, kemudian berbagai negara Eropa juga Asia lain.