Jakarta,REDAKSI17.COM – Perusahaan minyak serta gas bumi (migas) jika Amerika Serikat (AS) Chevron akan jual aset hulu minyak lalu gas buminya dalam Laut Utara Inggris, setelah perusahaan mengelola 55 tahun aset tersebut.
Melansir Reuters, Jumat (17/5/2024), rencana hengkangnya Chevron dari proyek yang mana berusia setengah abad hal itu lantaran perusahaan akan fokus pada aset-aset baru dalam seluruh dunia.
Pasalnya, aset migas yang dimaksud menjadi pelopor produksi migas dalam tempat laut dalam sejak 1970-an itu saat ini juga sudah menunjukkan tren penurunan produksi.
Perlu diketahui, produksi migas Inggris sudah lama turun dari puncaknya sekitar 4,5 jt barel setara minyak per hari (boepd) pada akhir tahun 1990-an menjadi “hanya” sekitar 1,2 jt boepd pada tahun 2023.
Chevron menyebut, rencana divestasi aset ini tak akan berdampak pada operasional kantor pusat internasional Chevron pada London atau pusat teknologinya di area area Aberdeen.
CEO Mike Wirth mengungkapkan, keluarnya Chevron dari kepemilikan aset yang dimaksud menyusul peninjauan portofolio global Chevron lantaran berupaya fokus pada aset perusahaan yang tersebut yang disebut paling menguntungkan.
Chevron mengatakan akan memasarkan aset hingga US$ 15 miliar sebagai bagian dari rencana akuisisi Hess, yang mana digunakan mengalami hambatan dikarenakan konflik hukum dengan saingannya, Exxon, mengenai aset dalam Guyana.
“Sebagai bagian dari fokus Chevron dalam menjaga disiplin modal baik di area tempat sektor energi tradisional maupun energi baru, kami secara berkala meninjau portofolio global kami untuk menilai apakah aset-aset itu strategis serta juga kompetitif untuk modal masa depan,” kata David Moseley, Analis pada Konsultan Welligence, dilansir dari Reuters, dikutip Jumat (17/5/2024).
Selain mundur dari proyek migas pada laut Inggris itu, Chevron juga berusaha berjualan kepemilikan marjinalnya pada dalam terminal minyak Sullom Voe, serta kepemilikannya dalam area sistem pipa Ninian juga juga SIRGE yang mana keduanya terkait dengan pusat tersebut.
Penjualan hal yang dapat menghasilkan dana hingga US$ 1 miliar, tak termasuk manfaat pajak, kata salah satu sumber industri. Proses ini diperkirakan akan diluncurkan secara resmi pada bulan Juni 2024 ini.