Home / Ekobis / Siap-Siap! Pemerintah Mau Gantikan Gas LPG dengan Ini

Siap-Siap! Pemerintah Mau Gantikan Gas LPG dengan Ini

Siap-Siap! Pemerintah Mau Gantikan Gas LPG dengan Ini

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa pemanfaatan Liquefied Petroleum Gas (LPG) dapat digantikan berkat proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga. Tak semata-mata itu, aktivitas impor LPG juga akan turut berpengaruh.

Menurut Menteri ESDM RI, Arifin Tasrif, kegiatan impor LPG dipastikan dapat mengecil akibat proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga. Ia pun menegaskan bahwa proyek jargas dapat menggantikan peran LPG.

Saat ini, Kementerian ESDM tengah menyokong perkembangan infrastruktur jargas untuk dalam negeri, baik untuk pemanfaatan rumah tangga maupun industri.

“Jargas itu mampu hanya gantiin impor LPG. Kalau enggak, kan, makanya devisa kita habis semua. Sedangkan, kan, kita produksi gasnya akan banyak,” kata Arifin pada Musrenbangnas, JCC Jakarta, dikutip Minggu (26/5/2024).

“Kita juga sedang berupaya, kan, membangun lagi infrastruktur gas supaya memang sanggup dimanfaatkan. Pak Presiden, kan, bilang ini jalur utamanya, cabangnya di tempat area mana, sebanding gas juga gitu. Nanti juga bisa saja jadi jadi jargas itu,” sambungnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa gas bumi adalah salah satu sumber energi andalan dalam era transisi energi, khususnya untuk mampu mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060 mendatang.

Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) pada tempat pangkalan resmi LPG 3 kg Pertamina dalam Kawasan Jakarta, Selasa (2/1/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) di dalam area pangkalan resmi LPG 3 kg Pertamina di area tempat Kawasan Jakarta, Selasa (2/1/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) pada pangkalan resmi LPG 3 kg Pertamina di dalam area Kawasan Jakarta, Selasa (2/1/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Oleh sebab itu, infrastruktur terintegrasi dibutuhkan untuk sanggup menyalurkan gas dari area sumber gas hingga ke area penerimanya di area dalam seluruh Indonesia.

“Gas pun akan kita sambungkan, Alhamdulilah memang secara waktu ini pas kita sekarang banyak menemukan gas yang dimaksud dimaksud baru, ladang gas yang mana baru. Jadi, gas secara emisi juga sangat berjauhan tambahan baik dibandingkan batu bara,” ungkap Dadan dalam acara Rembuk Nasional Transisi Energi dalam Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Dadan mengatakan, infrastruktur pipa gas sepanjang Sumatra lalu integrasi Sumatra-Jawa menjadi kunci penyaluran gas domestik. Hal itu dijalankan untuk menyalurkan potensi gas bumi dari Wilayah Kerja Agung serta Andaman, Aceh sehingga gas dari ujung Sumatra itu mampu dimanfaatkan dalam dalam Jawa juga juga daerah lain dalam tempat Sumatra.

Dadan menjelaskan, manfaat penyelenggaraan infrastruktur jaringan gas adalah untuk mampu membantu tarif jual gas tambahan terjangkau dengan biaya angkut atau Toll Fee tambahan murah.

“Untuk memenuhi kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, komersil, kemudian rumah tangga,” kata Dadan.

Dalam paparannya, Dadan menyebut bahwa saat ini sudah terbangun infrastruktur jaringan pipa gas Cisem (Cirebon-Semarang) tahap 1 dengan pengerjaan perekonomian Rp1,13 triliun. Saat ini jaringan Cisem tahap 2 tahun 2024 ini membutuhkan penyertaan modal Rp1,33 triliun lalu untuk tahun 2025 membutuhkan penyertaan modal Rp2,01 triliun.

Selain itu, ia membeberkan bahwa program jargas untuk rumah tangga yang dimaksud mana berasal dari Cisem kemudian Dusem (Dumai-Sei Mangkei) mampu mengurangi subsidi LPG 3 kg hingga Rp0,63 triliun per tahun.

“Dan hemat devisa impor LPG Rp1,08 triliun per tahun. Penghematan biaya masak Rp0,16 triliun per tahun,” tandasnya.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *