Oleh: Ahmad Suhijriah (Komunikolog)
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sedang mempersiapkan pemilihan Ketua Umum baru melalui Muktamar yang dijadwalkan berlangsung setelah Idul Fitri 2025. Diperkirakan sekitar akhir April atau awal Mei.
Ada beberapa nama yang beredar sebagai calon Ketua Umum PPP yang berasal dari internal ataupun eksternal partai. Semua kandidat memiliki rekam jejak yang baik dan berpengelaman didalam organisasi politik ataupun di dalam pemerintahan. Kandidat dari internal ataupun eksternal diharapkan dapat mengembalikan suara partai untuk masuk di parlemen.
Selain itu para kandidat itu diharapkan dapat mengkonsolidasikan para kader seluruh Indonesia, bahwa PPP mampu untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa.
Beberapa nama yang muncul untuk menjadi kandidat ketum PPP, ada dari internal dan eksternal partai. Nama-nama yang dipublis media masa antara lain ada nama mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
Selain sebagai mantan menteri di era kepemimpinan Presiden Jokowi, Sandiaga Uno pernah menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PPP pada pemilu 2024. Selain Sandiaga Uno, ada juga nama Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin). Putra dari ulama terkemuka KH Maimoen Zubair ini sekarang sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah.
Nama Saifullah Yusuf (Gus Ipul) juga masuk bursa kandidat ketum PPP. Gus Ipul adalah mantan Wali Kota Pasuruan dan mantan Wakil Gubernur Jawa Timur, dan sekarang masuk di Kabinet Merah Putih sebagai Menteri Sosial.
Nama dari kalangan militer juga sempat santer dipublis media masa yaitu Dudung Abdurachman, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI. Sekarang ini Jendral Dudung Abdurachman dipercaya oleh Presiden Prabowo, masuk sebagai Staf Khusus Utusan Presiden Bidang Pertahanan.
Nama kandidat ketum PPP dari kalangan internal partai dan juga santer diberitakan adalah Husnan Bey Fananie. Mantan Wasekjen PPP di era Ketum PPP Surya Dharma adalah seorang cendekiawan muslim, diplomat, dan politisi dengan latar belakang yang beragam.
Husnan Bey Fananie pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014 dan Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan pada 2016-2020. Saat ini, Husnan Bey Fananie menjabat sebagai Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi). Parmusi adalah salah satu fusi yang membentuk PPP pada tahun 1973.
Dalam konteks pemilihan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Husnan Bey Fananie termasuk dalam bursa calon dari internal partai. Eksponen Fusi PPP 1973, yang terdiri dari berbagai tokoh pendiri PPP, menyatakan dukungan mereka terhadap calon-calon Ketua Umum PPP, baik dari internal maupun eksternal partai.
Kelayakan Husnan Bey Fananie, cucu dari pendiri Pondok Moderen Pesantren Gontor KH. Zainuddin Fananie Bey. Sebagai kandidat Ketua Umum PPP dapat dilihat dari pengalaman dan rekam jejaknya di bidang politik dan diplomasi.
Namun, keputusan akhir mengenai siapa yang akan menjadi Ketua Umum PPP akan ditentukan dalam muktamar mendatang, dengan mempertimbangkan aspirasi kader dan aturan partai yang berlaku.
Salah satu syarat bagi calon ketua umum adalah pernah menjabat satu tingkat di bawah Ketua Umum, sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai. Namun perubahan syarat calon Ketua Umum PPP masih mungkin terjadi, tergantung pada keputusan peserta Muktamar.
Keputusan akhir mengenai siapa yang layak menjadi Ketua Umum PPP akan ditentukan dalam Muktamar mendatang, dengan mempertimbangkan aspirasi kader dan aturan partai yang berlaku.