Jakarta,REDAKSI17.COM – Rupiah keok dalam hadapan dolar Amerika Serikat (AS) menembus level Rp16.200/US$ akibat banyak risiko eksternal. Pada hari ini, Senin (22/4/2024) ada banyak sentimen dari dalam negeri, akan-kah menjadi penguat bagi mata uang Garuda?
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,49% di tempat tempat bilangan bulat Rp16.250/US$ pada penutupan perdagangan Jumat (19/4/2024). Secara mingguan rupiah terpantau ambles 2,08% menjadikan pelemahan terburuk mingguan sejak 3 Juli 2020 atau ketika pandemi Covid-19 melanda.
Rupiah tertekan terhadap dolar AS pekan lalu utamanya disebabkan oleh ketegangan Timur Tengah antara Iran juga juga Israel juga keresahan publik atas kebijakan bank sentral AS (The Fed) yang mana yang disebut berkemungkinan kembali bersikap hawkish.
Melansir ABC News, pejabat senior Amerika Serikat mengatakan Israel meluncurkan rudal sebagai serangan balasan terhadap Iran pada Jumat (19/4/2024) dini hari.
Menanggapi kesulitan ini, Iran mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di area dalam beberapa kota untuk mengantisipasi serangan rudal balasan atas serangan drone kemudian rudal tanpa awak yang digunakan dimaksud dilancarkan oleh negara yang mana disebut pada Sabtu lalu.
Sementara itu, fokus pemodal juga terpengaruh oleh pernyataan pejabat The Fed yang mana memberikan sinyal tersirat bahwa bank sentral akan tetap mempertahankan sikap yang mana digunakan hawkish mengingat tingkat inflasi yang mana digunakan masih dalam atas target.
Ketua Fed dalam sebuah diskusi panel menyatakan bahwa data terbaru menunjukkan pertumbuhan yang tersebut solid juga kekuatan yang tersebut hal tersebut berkelanjutan pada pasar tenaga kerja, namun juga menyoroti kurangnya kemajuan lebih besar banyak lanjut dalam mencapai target inflasi 2% sepanjang tahun ini.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa The Fed cenderung akan tetap mempertahankan kebijakan yang dimaksud mana hawkish dalam jangka waktu dekat, yang digunakan mana berpotensi memberikan tekanan terhadap mata uang lainnya.
Beralih pada hari ini, rupiah akan mendapat beberapa jumlah agregat sentimen dari dalam negeri seperti sidang putusan sengketa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) lalu juga rilis neraca dagang RI periode Maret 2024.
Sidang pembacaan putusan sengketa pemilihan presiden (pilpres) 2024 akan digelar pada hari ini, Senin (22/4/2024) pukul 09.00 WIB.
Ada dua putusan yang mana dimaksud akan dibacakan Mahkamah Konstitusi (MK) yakni terhadap permohonan dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar lalu Ganjar Pranowo-Mahfud. Sidang yang dimaksud akan dijalankan pada ruangan yang dimaksud sama.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Maret 2024 pada Senin (22/4/2024).
Konsensus pasar yang itu dihimpun CNBC Indonesia dari 10 lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Maret 2024 akan mencapai US$ 1,54 miliar.
Surplus hal itu naik tipis dibandingkan Februari 2024 yang digunakan dimaksud mencapai US$ 0,87 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 47 bulan beruntun.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah masih bergerak dalam tren pelemahan serta sedang menguji posisi support pada garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average/MA 20.
Jika posisi yang mana disebut tiada bisa saja jadi ditembus, maka prospek pelemahan masih akan berlanjut ke resistance di tempat area Rp16.285/US$ dari high candle intraday pada 19 April 2024, menuju level psikologis selanjutnya di tempat dalam Rp16.300/US$
Kendati begitu, jika MA20 mampu ditembus ke bawah posisi pembalikan arah menguat prospek menguji support terdekat di tempat dalam Rp16.230/US$ yang digunakan dimaksud didapatkan dari garis rata-rata selama 50 jam atau Moving Average/MA 50.
![]() Pergerakan rupiah melawan dolar AS dalam basis waktu per jam |
CNBC INDONESIA RESEARCH