Yogyakarta,REDAKSI17.COM – Pemda DIY kembali menunjukkan solidaritasnya dengan memberangkatkan bantuan tahap kedua untuk korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Bantuan ini berupa obat-obatan dan perbekalan kesehatan dengan total berat berat 842 kg.
Bantuan tahap pertama disalurkan melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) pada Jumat (05/12) lalu. Sedangkan untuk tahap kedua, pengiriman dikerjasamakan dengan pihak jasa ekspedisi (JNE). Secara simbolis Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X menyerahkan bantuan tersebut untuk didistribusikan, kepada JNE pada Senin (08/12) di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Bantuan yang diberangkatkan ini merupakan buffer stock dari Dinas Kesehatan DIY, mencapai total hampir 1 ton dengan estimasi nilai setara sekitar Rp96 juta.

Kepada masyarakat terdampak, Sri Paduka menitipkan pesan agar kuat dan tabah. Musibah ini menurutnya adalah pelajaran bagi seluruh banyak lapisan masyarakat di seluruh Indonesia.
“Ini ujian buat semua. Tidak ada yang mengharapkan kejadian seperti ini. Ini pelajaran buat kita semua,” ungkap Sri Paduka.
Sri Paduka juga secara khusus memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif dan empati yang ditunjukkan oleh warga dan mahasiswa asal Sumatera yang berada di Yogyakarta. “Ada warga yang saya amati di sini itu justru memberi kesempatan misalnya makan gratis atau apa. Kemudian juga ada beberapa kelompok-kelompok mahasiswa yang kemudian berempati, yaitu melalui keluarganya dikirim bantuan ke sana. Dan buat saya ini luar biasa. Inilah Indonesia,” kata Sri Paduka.
Selain itu, Sri Paduka menyampaikan pesan yang berpusat pada kesehatan relawan dan pentingnya solidaritas. Menurutnya, para relawan yang bertugas di lapangan harus tetap mengutamakan keselamatan diri agar bisa maksimal memberikan bantuan dan pertolongan pada korban.
“Untuk relawan, baik dari mana pun berasal, yang paling penting jaga kesehatan. Terus berjuang untuk membantu sesama, membantu juga saudara-saudara kita yang kesulitan. Tetap semangat, dan kami di Jogja juga ikut mendorong agar tetap sehat,” pesan Sri Paduka.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, dr. Gregorius Anung Trihadi, dalam laporannya merinci misi logistik ini. Secara teknis, bantuan 842 kg didistribusikan spesifik untuk Aceh (316 kg), Sumatera Utara (264 kg), dan Sumatera Barat (262 kg). Bantuan esensial yang dikirim dalam tumpukan seberat hampir satu ton itu mencakup kebutuhan dasar seperti masker, multivitamin, obat penurun panas, obat penghilang rasa sakit, obat gatal, dan obat batuk.
Penyaluran tahap kedua melalui jalur darat ini diperkirakan memakan waktu antara lima hingga tujuh hari perjalanan, ditujukan langsung ke Dinas Kesehatan Provinsi di wilayah terdampak. Bantuan tahap pertama seberat 52 kg sebelumnya sudah dititipkan melalui relawan MDMC.
Ia mengungkapkan bahwa fokus utama pengiriman adalah memulihkan pelayanan kesehatan dasar di lokasi bencana karena banyak puskesmas yang mengalami gangguan. Anung menjamin bahwa pengiriman ini tidak akan mengganggu ketersediaan obat bagi masyarakat di DIY. “Yang kami berikan adalah buffer stock yang memang aman untuk diberikan kepada masyarakat di Sumatera yang terdampak bencana,” tegasnya.
Sementara untuk potensi mengirimkan bantuan tenaga medis, Anung menyatakan Pemda DIY siap jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk mengirimkan tenaga medis. “Kami di DIY sudah punya tim yang namanya Emergency Medical Team,” ungkapnya.

Namun, pengerahan tim medis masih menunggu arahan. Hal ini karena kebutuhan di lokasi, khususnya dokter spesialis, saat ini sudah banyak dipenuhi oleh Kemenkes. Koordinasi terus dilakukan dengan Pusat Krisis Kesehatan.
Kesiapsiagaan relawan dari DIY juga ditegaskan oleh Kepala Pelaksana BPBD DIY, Agustinus Ruruh Haryata. Ia menekankan bahwa DIY memiliki Tim Reaksi Cepat (TRC) yang siap diberangkatkan jika dibutuhkan.
“Kita siap, kita punya TRC dan TRC juga terhubung dengan kawan-kawan relawan di DIY. Namun sesungguhnya, prinsipnya kita belum ada urgensi untuk mengirim relawan ke sana,” jelas Ruruh.
Pihaknya masih melakukan assessment dan menunggu pertimbangan serta perintah dari BNPB. Hal ini penting untuk memastikan pengiriman relawan sesuai dengan kebijakan nasional. Ia menambahkan bahwa dari 32 anggota TRC, setidaknya harus tersisa setengahnya untuk menjaga kesiapsiagaan di wilayah DIY sendiri. Meskipun, kesiapan untuk berangkat tetap ada jika ada permintaan resmi dari BNPB.
Di samping itu, DIY juga memiliki pertimbangan internal yang matang. “Di satu sisi kita sendiri DIY ini dalam status siaga darurat hidrometeorologi, jadi kita pertimbangannya banyak,” tutupnya.
Humas Pemda DIY




