Home / Nasional / Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Kondisi 2024, Jangan Lengah!

Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Kondisi 2024, Jangan Lengah!

Sri Mulyani Buka-bukaan Soal Kondisi 2024, Jangan Lengah!

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Menteri Keuangan Sri Mulyani mewanti-wanti kondisi global pada 2024 masih menantang. Dia mengatakan dunia pada 2024 masih penuh ketidakpastian yang tersebut dimaksud akan berpengaruh pada kondisi dalam negeri Indonesia.

“Memasuki 2024 berbagai risiko global masih harus terus dicermati,” kata dia dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dikutip Rabu, (31/1/2024).

Dia mengatakan risiko yang digunakan patut dicermati pertama adalah kecenderungan pelemahan kegiatan sektor ekonomi dari beberapa jumlah total negara utama dunia. Selain itu, tensi geopolitik yang tersebut dimaksud makin meningkat juga akan memberikan tekanan fiskal pada berbagai negara.

Sri Mulyani mengingatkan semua pihak harus bersiap mengantisipasi juga memitigasi rambatan permasalahan global itu ke Indonesia. Meski begitu, dia mengatakan ekonomi Indonesia masih bertahan lalu menunjukan resiliensi yang tersebut dimaksud ditopang permintaan domestik.

“Dalam suasana global yang digunakan tidaklah pasti kemudian cenderung melambat perekonomian Indonesia tetap bertahan baik atau resilien juga ini ditopang oleh permintaan domestik yang dimaksud hal tersebut mampu mensubstitusi pelemahan eksternal,” kata dia.

Dia mengatakan kemungkinan pelemahan sektor ekonomi dunia itu dibaca oleh beberapa lembaga, seperti Bank Dunia. Bank Dunia, kata dia, memperkirakan pertumbuhan kegiatan kegiatan ekonomi global pada 2022 mencapai 3%, namun pada 2023 menjadi 2,6% lalu pada 2024 semakin turun menjadi cuma tumbuh 2,4%. “Jadi situasi menurut Bank Dunia 2023 tambahan banyak lemah dari 2022 lalu juga 2024 lebih tinggi banyak lemah dari 2023,” kata Sri Mulyani.

Selain dunia usaha global yang mana melemah, Sri Mulyani mengatakan, laju sektor perekonomian antar negara-negara yang yang disebut memiliki kapasitas dunia perniagaan besar mengalami perbedaan pertumbuhan. AS misalnya, masih akan tumbuh namun tertekan dari sisi fiskalnya.

“Ekonomi AS tumbuh cukup kuat di area dalam 2023 namun tekanan fiskal khususnya beban pembayaran bunga utang kemudian rasio utang pemerintah AS menjadi risiko utama ke depan,” tegas Sri Mulyani.

Sedangkan dalam Eropa perekonomiannya masih akan lemah, demikian juga pada dalam China dikarenakan krisis pada sektor properti hingga tekanan utang yang digunakan itu tinggi dalam tingkat pemerintahan daerahnya.

“Kemarin pengadilan Hong Kong juga menyampaikan salah satu perusahan properti terbesar di tempat tempat Tiongkok, Evergrande mengalami kebangkrutan. Tiongkok juga mengalami tekanan dari utang terutama dari pemda, ini akan menyebabkan dunia bidang usaha Tiongkok melambat,” ucap Sri Mulyani.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *