Yogyakarta,REDAKSI17.COM – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menekankan, pendidikan karakter dan nilai-nilai budaya Jawa kepada generasi muda menjadi tanggung jawab bersama. Untuk itu, Sri Paduka berpesan, Sekolah Global Cahaya Bangsa dapat turut menyertakan muatan pendidikan tersebut dalam kurikulum yang akan diterapkan kepada para siswa.
Hal demikian disampaikan Sri Paduka saat menerima silaturahmi Pembina Yayasan Sekolah Global Cahaya Bangsa, Aryanto Sukoco beserta rombongan, pada Jumat (21/11), di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Dalam kesempatan ini, Sri Paduka menyambut hangat rencana peresmian Sekolah Global Cahaya Bangsa yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada 6 Desember 2025 mendatang.
“Secara hard skill, anak-anak itu luar biasa. Pandai sekali. Cuman yang masih kurang itu soft skill-nya. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Kadang-kadang manners, attitude itu tidak ada. Harapan saya, nanti ke depan, di sekolah yang bapak/ibu perjuangkan ini ada muatan yang mengajarkan atau menanamkan mengenai nilai-nilai karakter dan budaya, karena ini sekarang makin terkikis,” terang Sri Paduka.
Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, seperti hadirnya kecerdasan buatan/AI, Sri Paduka pun menilai para generasi muda penting untuk dikenalkan dengan dunia digital sedari dini. Dengan demikian mereka dapat memanfaatkan kecerdasan terknologi yang ada dengan optimal, juga bijaksana.
Selain itu, menurut Sri Paduka, sekolah juga dapat menjadi pihak yang terbuka, memberikan pemahaman terkait bagaimana bermain game. Sebab game bukan aktivitas yang sepenuhnya merugikan selama dimainkan dengan penuh tanggung jawab.
Ditemui usai silaturahmi, senada dengan Sri Paduka, Pembina Yayasan Sekolah Global Cahaya Bangsa, Aryanto Sukoco mengungkapkan, terkadang dirinya pun prihatin apabila menemui anak-anak pintar namun memiliki etika yang kurang baik. “Untuk itu, kami ajarkan juga di sini. Bagaimana siswa yang berkarakter tetapi mampu berkancah di global. Jadi karakter Indonesianya jangan hilang. Bagaimana menghormati orang tua, bersopan santun. Hal-hal seperti itu yang kami tekankan juga,” tutur Aryanto.
Aryanto menyebut, para pengajar di Sekolah Global Cahaya Bangsa tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri. “Kita mix pengajarnya dari nasional dan dari luar negeri. Bahasa yang kita gunakan pun dua bahasa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris,” ungkap Aryanto.
Sementara itu, Sekolah Global Cahaya Bangsa hadir dengan tingkat pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional plus Cambridge.
“Jadi kami pertama mengedepankan nasional dulu, tetapi kami tambahkan juga dengan kurikulum Cambridge. Sehingga nantinya mereka kalau akan meneruskan ke luar negeri sudah disiapkan bekal cambrigenya itu. Kami berharap Sekolah Global Cahaya Bangsa ini bisa ikut berperan menciptakan karakter-karakter muda yang bisa berkiprah di kancah internasional dengan tetap mengedepankan bagaimana budayanya juga tidak hilang, seperti itu,” imbuh Aryanto.
Humas Pemda DIY




