Yogyakarta (11/09/2025) REDAKSI17.COM – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menerima kunjungan Badan Pengurus Harian (BPH) Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) di Gedhong Pareanom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (11/09). Pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus momentum bagi IKG untuk menyampaikan aspirasi paguyuban warga Gunungkidul yang tersebar di berbagai daerah, khususnya di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Paduka memberikan apresiasi atas kebersamaan IKG sekaligus menyampaikan sejumlah pesan penting. Salah satunya menekankan pentingnya menjaga nilai kearifan lokal.
“Saya nitip bagaimana kita mentransfer nilai-nilai ke yang muda. Jangan lupa kearifan lokal budaya Jawa didunungke ke anak-anak muda,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum BPH IKG, Eddy Sukirman, mengatakan bahwa yang utama dari kunjungan ini adalah menjalin silaturahmi. “Hari ini kita berkunjung kembali ke Kanjeng Gusti. Yang utama tentu silaturahmi, selain itu juga menyampaikan salam hormat, salam taklim dari seluruh warga IKG,” ujar Eddy.
Eddy menyebutkan, keanggotaan IKG mencapai 300 ribu orang dan meminta saran terkait adanya tempat berkumpul. “IKG warganya ada 300 ribu orang, belum punya tempat untuk berkumpul. Tadi saya matur beliau, kita mohon bantuan,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Sri Paduka telah memberikan nasehat agar IKG tetap mencari jalan keluar dan menawarkan beberapa solusi. “Beliau tadi udah memberikan nasehat pada kita, seandainya ada beberapa titik ya bisa cari sponsor, dan bisa dikerjasamakan pada pihak lain,” tutur Eddy.
Lebih lanjut, Eddy menambahkan bahwa IKG tetap mengedepankan usaha gotong royong untuk merealisasikan hal tersebut. “Kita juga sudah ada beberapa uang. Nanti kita akan bikin joglo, tapi nggak yang gede. Joglo yang udah jadi juga ada, kita bikin untuk teman-teman kumpul. Saat ini gamelan kita titipkan di rumah salah satu pengurus, bangunannya luas. Tapi kalau kita punya sendiri kita pindah ke situ,” jelasnya.

Eddy menegaskan bahwa IKG sudah memiliki tanah yang dipersiapkan untuk keperluan itu. “Tanahnya kita sudah punya 1.300 meter, posisinya di Parung, sudah kita pagar. Lalu ada satu lagi yang kita gotong-royong beli. Karena paguyuban ini kan selalu gotong-royong, ada yang punya rezeki banyak ngasih banyak, yang sedikit ya sedikit, yang nggak ngasih juga nggak apa-apa. Karena kita 300 ribu orang, mungkin ada yang ekonominya tinggi, menengah, ada juga yang bawah sekali. Tukang parkir, tukang sayur, tukang apapun ada di situ, tapi kebersamaannya, guyub rukunnya, gotong royongnya selalu kita depankan,” pungkas Eddy. (dk/dvd)
HUMAS PEMDA DIY