Home / Warta Daerah / Sri Sultan: Jaga Warga Jadi Wujud Paradigma Baru Jaga Keamanan

Sri Sultan: Jaga Warga Jadi Wujud Paradigma Baru Jaga Keamanan

Sleman REDAKSI17.COM – Arus zaman memperlihatkan, bahwa keamanan di era modern, tidak lagi cukup disandarkan pada perangkat teknologi atau aturan yang kering. Karena itu, diperlukan gerakan menuju paradigma baru, “people-centered security”, di mana menempatkan masyarakat sebagai subjek dan mitra strategis dalam upaya menjaga keamanan.

Hal ini terungkap dalam amanat Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menjadi Pimpinan Apel Jaga Warga di Mapolda DIY pada Jumat (21/11). Pada acara bertajuk “Srawung Agung Kelompok Jaga Warga Untuk Jogja Damai” ini, Sri Sultan mengatakan, kompleksitas ancaman masa kini semakin berlapis; dan celah manusia, betapapun kecilnya, dapat menjadi pintu bagi gangguan yang besar.

“Kita harus bergerak, menuju paradigma baru: “people-centered security”. Suatu pendekatan, yang menempatkan masyarakat sebagai subjek dan mitra strategis melalui empati, komunikasi dua arah, dan tanggung jawab bersama. Ketika keamanan dijalin bersama warga, maka yang tumbuh bukan sekadar keteraturan, tetapi resiliensi sosial; bukan hanya kepatuhan, tetapi solidaritas,” papar Sri Sultan.

Sri Sultan menuturkan, dalam hal ini, Jaga Warga menemukan peran strategisnya. Jaga Warga mampu menjadi jembatan budaya, agar proses penegakan keamanan tidak serta-merta bertumpu pada tindakan represif, tetapi selalu dimulai dari kohesi, dialog, dan kebijaksanaan.

“Inilah konsep keamanan semesta, yang terwujud dari proses tanggap, tangguh, tuntas. Karena pada akhirnya, keamanan sejati, bukan pertama-tama perkara teknis; ia adalah suasana batin. Ia hadir ketika warga dihormati, didengarkan, dan dilibatkan,” imbuh Sri Sultan.

Sri Sultan mengatakan, melalui Apel Besar Jaga Warga hari ini, DIY sesungguhnya tengah merawat amanat besar, yakni mengukuhkan Yogyakarta sebagai ruang hidup bersama, di mana “manunggaling warga lan pamong” menjadi kekuatan moral dalam menjaga ketenteraman DIY. Dan guna meningkatkan peran Jaga Warga, mulai tahun 2025 ini pembentukannya tidak hanya di Kalurahan saja, tapi sudah merambah hingga tingkat pedukuhan.

“Nantinya setiap pedukuhan juga ada Jaga Warga. Dan saya menerjemahkan (Jaga Warga) sebagai civil police. Bagaimana mereka bisa membantu dan bersama dengan pihak kepolisian menjaga wilayahnya masing-masing agar tetap aman, nyaman,” imbuh Sri Sultan.

Dalam kesempatan ini, Sri Sultan pun menitipkan harapannya, menjelang Natal dan Tahun Baru, agar Jaga Warga dapat terus menjadi pagar budaya yang menjaga harmoni. Jaga Warga harus menjadi sahabat masyarakat dan mitra Polri, yang memperkuat keteduhan di tengah dinamika sosial.

“Bila Polri bekerja dengan ‘tata, titi, tatas, titis’, dan Jaga Warga melangkah dengan ‘tanggap, tangguh, tuntas’, maka Yogyakarta akan senantiasa berada pada suasana ‘titi tentrem, karta raharja’. Artinya, Yogyakarta akan aman, tertib, makmur, dan sejahtera bagi seluruh warganya,” tutup Sri Sultan.

Usai apel, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, hari ini kegiatan Apel Srawung Agung bersama dengan kelompok Jaga Warga merupakan simbolisasi dari bersatunya masyarakat dengan Polri. Menurutnya, keterlibatan masyarakat dalam hal pranata sosial dan keteraturan sosial merupakan warisan dari kebudayaan, dari kearifan lokal masyarakat yang sudah ada dari dulu.

“Dan alhamdulillah, oleh Ngarso Dalem (budaya) ini terus ditumbuhkan dan dikembangkan. Dan tentunya bagi kami, ini adalah bagian dari kegiatan kepolisian dan komunitas atau komunitas polisi,” imbuhnya.

Dikatakan Listyo, dalam upaya menjaga keamanan dan ketentraman, Polri tidak mungkin bisa bekerja sendiri. Polri perlu bersama-sama dengan masyarakat menjaga keteraturan-keteraturan sosial, dengan menghormati kearifan lokal, yang kadang kala akan jauh lebih bisa menyelesaikan masalah.

“Tentunya hal-hal semacam ini akan terus kita kembangkan. Saya juga minta kepada seluruh jajaran, khususnya yang berada di tingkat Polres, Polsek, kemudian di tingkat kelurahan, untuk bisa berkolaborasi, bersinergi dengan Jaga Warga yang basisnya berangkat dari tingkat pedukuhan,” ungkapnya.

HUMAS DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *