Sleman (01/02/2025) REDAKSI17.COM– Masa depan bukan sekadar sesuatu yang menanti, tetapi sebuah arsitektur peradaban yang harus didesain, diorkestrasi, dan dimanifestasi dengan visi transformatif. Menyongsong Indonesia Emas tahun 2045, peran Pramuka pun menjadi kian berarti dalam upaya mewujudkan Asta Cita.
Hal ini disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam arahannya pada Rapat Kerja Daerah Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY Tahun 2025. Bertempat di Aula Kaca Bumi Perkemahan Babarsari, Sleman pada Sabtu (01/02), Sri Sultan mengatakan, tahun 2045, akan menjadi sebuah era di mana Indonesia berdiri sebagai kekuatan global, unggul, dan berdaulat secara ekonomi.
“Dengan memaknai konektivitas Asta Cita dan Tri Satya Brata, Pramuka sudah seharusnya menjadi role model nyata, dengan pengembangan sikap adaptif-progresif, tanpa meninggalkan nilai-nilai dan etika moral-budaya. Sudah seharusnya, Pramuka turut menjadi katalis perubahan yang bersifat progresif, futuristik, dan adaptif, dalam membaca pola besar transformasi dunia,” ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan pun menjelaskan, Asta Cita mencerminkan beberapa variabel utama, yakni sumber daya manusia unggul, ekonomi berkelanjutan, governansi digital, serta harmoni sosial, yang berlandaskan nilai luhur bangsa. Dalam hal ini, Asta Cita sejatinya sangat resonan dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai peta moral, yang menjelaskan tiga kewajiban manusia, yang juga tercermin dalam Tri Satya Brata yang menjadi pedoman Gerakan Pramuka.
“Pertama, rahayuning bawana kapurba waskitaning manungsa. Bahwa kesejahteraan dunia, bergantung pada manusia yang memiliki ketajaman rasa, dan keharmonisan dengan alam. Untuk itu, gerakan Pramuka harus menjadi pionir dalam edukasi lingkungan, mendorong ekonomi hijau, dan ekonomi biru, serta memperkuat gerakan keberlanjutan,” papar Sri Sultan.
Kewajiban kedua manusia ialah darmaning manungsa mahanani rahayuning negara, yakni tugas manusia adalah menjaga keselamatan negara. Menurut Sri Sultan, hal ini sejalan dengan komitmen memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, serta hak asasi manusia. “Dalam hal ini, Pramuka dapat berperan aktif, dengan membangun karakter pemuda yang disiplin, mandiri, dan memiliki jiwa bela negara,” imbuh Sri Sultan.
Sementara yang ketiga, rahayuning manungsa dumadi karana kamanungsane. Sri Sultan mengatakan, keselamatan manusia ditentukan oleh kemanusiaannya sendiri. Sehingga, Pramuka harus menjadi contoh nyata, dalam membangun ekosistem kepemimpinan yang berorientasi pada nilai, etika, serta solidaritas sosial yang lebih mendalam.
“Untuk itu, pada Rakerda kali ini diharapkan menjadi forum evaluasi program kerja, sekaligus menjadi ancangan program ke depan. Semoga Pramuka DIY dapat membumi-aktualisasikan moto pengabdiannya, ‘Satyaku kudharmakan, Dharmaku kubhaktikan’,” ungkap Sri Sultan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY, GKR Mangkubumi mengatakan, tema Rakerda kali ini ialah ‘Penguatan Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Rangka Mendukung Asta Cita Menuju Indonesia Emas 2045’. Untuk itu, melalui Rakerda ini pembentukan program-program Kwarda Gerakan Pramuka DIY ke depan diharapkan tidak hanya untuk memajukan Gerakan Pramuka DIY, tapi juga DIY Sebagai bagian dari Indonesia.
“Kami tentu sangat mengharapkan masukan, ide-ide, dan pendapat dari seluruh Kwarcab kabupaten/kota se-DIY. Kami juga berharap terbentuk, utamanya program-program yang inovatif dari kakak semua yang ada di Kwartir Cabang,” ungkapnya.
GKR Mangkubumi pun mengajak seluruh pihak yang menjadi bagian dari Kwarda Gerakan Pramuka DIY untuk berkembang dan tetap memegang teguh Gerakan Pramuka sebagai bagian dalam upaya menyongsong peradaban yang lebih baik di tahun 2025.
HUMAS DIY