Tegalrejo,REDAKSI17.COM – Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) AAN Yayasan Notokusumo Yogyakarta menandai perjalanan 46 tahun pengabdiannya melalui peringatan Dies Natalis pada Sabtu (14/6), yang dihadiri langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Bertempat di kampus STIA AAN, suasana penuh semangat kebersamaan menyelimuti acara puncak yang mengusung tema “Celebrate, Collaborate, Innovate.”
Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika STIA AAN atas peran aktifnya dalam membentuk generasi intelektual yang berpikir strategis dan peduli terhadap persoalan bangsa, terutama isu kemiskinan.
“STIA AAN sudah tidak muda lagi. Di usia 46 tahun ini, saya berharap STIA AAN menjadi kekuatan besar yang mencetak calon-calon pemimpin bangsa 20 tahun ke depan—menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo saat menghadiri Dies Natalise
Momentum Dies Natalis ini juga diisi dengan Orasi Ilmiah oleh dosen STIA AAN, Daris Julianto, S.IP., yang memaparkan hasil penelitiannya mengenai implementasi collaborative governance dalam program Gandeng-Gendong Pemkot Yogyakarta. Program ini terbukti menjadi pendekatan inovatif untuk mengentaskan kemiskinan melalui gotong royong antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan.
“Konsep Gandeng-Gendong berarti yang kuat menggandeng yang lemah, yang mampu menggendong yang belum mampu. Ini menjadi model pemberdayaan yang mendorong kemandirian masyarakat,” terang Hasto.
Ia menambahkan bahwa indikator kemiskinan saat ini juga dilihat dari kecukupan konsumsi, seperti pemenuhan kebutuhan kalori dan protein. Oleh karena itu, Pemkot Yogyakarta menggagas program foodbank untuk menyalurkan makanan dari masyarakat yang mampu kepada yang membutuhkan.
“Kami juga mengajak seluruh pihak, termasuk perguruan tinggi, untuk turut serta dalam pengentasan kemiskinan. Mahasiswa dapat dilibatkan melalui program magang tematik atau clerkship, sekaligus mengembangkan potensi ekonomi kreatif dan UMKM di masyarakat,” tambahnya.
Para mahasiswa mengikuti puncak acara Dies Natalise
Dalam rangka memperkuat sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi, Pemkot Yogyakarta juga mengembangkan program One Village, One City University, di mana setiap kampus mendampingi satu kelurahan untuk pengembangan kapasitas masyarakat secara berkelanjutan.
Wali Kota juga menyampaikan bahwa Pemkot mulai meluncurkan batik lokal Segoro Amarto Reborn. Pegawai dan sekolah-sekolah di lingkungan Pemkot Yogyakarta didorong untuk menggunakan batik ini sebagai bentuk dukungan terhadap UMKM lokal. Ia berharap STIA AAN dapat turut serta dalam mendampingi kelompok-kelompok usaha di kampung untuk memproduksi dan memasarkan batik tersebut.
“Dengan semangat kolaborasi, saya yakin STIA AAN akan terus menjadi bagian penting dalam pembangunan Kota Yogyakarta yang inklusif dan berdaya saing,” pungkasnya.
Ketua Pengurus Yayasan Notokusumo, Samudro Tjondronegoro, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Wali Kota Yogyakarta. Menurutnya, kehadiran tersebut menjadi bukti nyata dukungan Pemerintah Kota terhadap keberadaan dan pengembangan STIA AAN sebagai bagian dari ekosistem pendidikan dan pembangunan di Yogyakarta.
“Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Wali Kota atas dukungan dan perhatian yang terus diberikan. Ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus membangun STIA AAN sebagai perguruan tinggi yang tidak hanya mencetak lulusan berkualitas, tetapi juga berkontribusi aktif dalam membangun Kota Yogyakarta,” ujar Samudro.
Ia menegaskan bahwa Yayasan Notokusumo bersama seluruh jajaran STIA AAN akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah untuk mewujudkan calon pemimpin bangsa yang siap menghadapi tantangan masa depan.