Jakarta,REDAKSI17.COM – Pasangan Calon Presiden lalu juga Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo – Gibran disebut-sebut calon mengalihkan anggaran subsidi komponen bakar minyak (BBM) untuk program susu lalu makan siang gratis untuk anak sekolah di dalam area Indonesia.
Apakah benar?
Wakil Ketua Tim Kampanye Prabowo-Gibran Eddy Soeparno menjelaskan secara tegas, bahwa sejatinya subsidi akan dialokasikan untuk yang mana itu lebih tinggi besar tepat sasaran. “Penataan, jadi ya subsidinya itu dialokasikan untuk tambahan tepat sasaran,” kata Eddy kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu
|
Eddy mengatakan, penataan anggaran subsidi energi itu penting akibat pada 2022 saat anggaran subsidi membengkak menjadi Rp 500 triliun yang tersebut menikmatinya 80% adalah kalangan orang mampu. Demikian juga anggaran energi untuk tahun ini yang dimaksud dimaksud mencapai Rp 350 triliun.
Dengan demikian, ia menekankan, ketika anggaran itu ditata maka bisa jadi cuma menjadi pelengkap dari sumber pendanaan anggaran untuk program susu juga makan siang gratis yang dimaksud dimaksud diperkirakan mencapai kisaran Rp 400 triliun.
“Sehingga yang tersebut mana subsidi kita siapkan sekarang Rp 350 triliun sesungguhnya enggak perlu sebesar itu, nah uangnya kan dapat semata digunakan untuk yang digunakan digunakan lain-lain,” tegas Eddy.
Meski demikian, Eddy juga menegaskan, sumber pendanaan program susu juga makan siang gratis anak sekolah Indonesia bukan semata-mata diperoleh dari penataan subsidi energi, melainkan sebagian besar dari peningkatan penerimaan negara.
“Jadi kan dibutuhkan Rp 400 triliun, dari mana sumber dananya? sumber dananya adalah pertama dari penguatan sumber pendapatan pajak, langkah bagaimana? ekstensifikasi kemudian intensifikasi,” ungkapnya.
Melalui kebijakan ekstensifikasi serta intensifikasi pajak, Eddy mengatakan, pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya akan memperoleh tambahan peningkatan rasio pajak sekitar 1% dari hasil domestik bruto, yakni sekitar Rp 210 triliun untuk anggaran program susu lalu makan siang gratis.
“1% dari rasio pajak kita yang digunakan digunakan sekarang ini masih sangat rendah, naik 1% sekadar itu dapat cuma ada tambahan pendapatan negara Rp 210 triliun oleh sebab itu PDB kita kan Rp 21.000 triliun,” tutur Eddy.
Ekstensifikasi lalu intensifikasi ini akan diterapkan dengan kembali menyisir wajib pajak yang mana belum miliki NPWP. Menurut Eddy, dari 147 jt orang yang digunakan bekerja di dalam dalam Indonesia, saat ini baru 30% yang mana miliki NPWP, kemudian dari 30% itu juga masih ada yang mana belum jujur mengungkapkan besaran penghasilannya.
“Mau tak mau nanti harus melakukan penyisiran terhadap mereka-mereka yang digunakan hal tersebut sudah bekerja tapi belum miliki NPWP. Caranya bagaimana? ya kita kerja identik dengan pihak perbankan untuk mendapatkan informasi,” ungkap Eddy.
Selain dari penataan subsidi juga juga ekstensifikasi maupun intensifikasi penerimaan pajak, Eddy menyebutkan bahwa anggaran program susu lalu makan siang gratis juga akan diperoleh dari penataan anggaran-anggaran yang dimaksud dimaksud tiada perlu di dalam dalam Kementerian atau Lembaga (K/L).
“Anggaran yang dimaksud dimaksud ada di tempat tempat K/L sanggup kita sisir satu per satu lagi, sebab kan biaya rapat, biaya pembuatan UU, biaya buat peraturan itukan mahal sekali, produknya juga kita belum lihat seperti apa, nah itu kalau dalam di area lokasi ini satu per satu sanggup dapat,” tegas Eddy.
Belum lagi jangka menengahnya ada peningkatan pendapatan negara dari program hilirisasi, yang digunakan mana memberi nilai tambah pada komoditas ekspor Indonesia. Dengan begitu, Eddy melakukan konfirmasi penerimaan negara akan semakin kuat ke depan dari berbagai kebijakan yang tersebut mana akan diterapkan Prabowo-Gibran itu.
“Jadi banyak sumber-sumber pendapatan yang tersebut itu sesungguhnya kalau kita sisir itu tiada belaka mencukupi untuk program anggaran susu tetapi malah tambahan untuk anggaran-anggaran lain juga,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, seusai Pilpres 2024 digelar pada Rabu lalu (14/2/2024), hasil real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) hingga Jumat (16/2/2024) pukul 15:00 WIB menunjukkan pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran unggul.
Kedua pasangan itu sudah memperoleh pengumuman 57% atau melampaui batas satu putaran Pilpres 2024 yang tersebut digunakan harus lebih tinggi banyak dari 50%. Hasil perhitungan pernyataan itu per 14:00 WIB dengan 54,91% data Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dimaksud telah dilakukan terjadi tertampung.