Home / Politik / Syahmud B. Ngabalin; Golkar hadir Nyata dalam Hilirisasi Ekonomi Nasional

Syahmud B. Ngabalin; Golkar hadir Nyata dalam Hilirisasi Ekonomi Nasional

  
Syahmud Basri Ngabalin, Kepala BSNPG, Direks DPP Partai GOLKAR
Syahmud Basri Ngabalin; Golkar Hadir Nyata dalam Hilirisasi Ekonomi Nasional
Komitmen terhadap
Doktrin Karya Kekaryaan dan Asta Cita Pembangunan Pemerintah Prabowo–Gibran.
Partai Golkar secara tegas menjunjung tinggi doktrin karya kekaryaan sebagai fondasi perjuangan politik yang berorientasi pada kerja nyata dan pembangunan ekonomi yang merata. Dalam konteks pemerintahan Prabowo–Gibran, Golkar hadir sebagai mitra strategis yang bersinergi aktif dalam mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN)—khususnya agenda hilirisasi sebagai instrumen utama transformasi ekonomi rakyat.
Sebagai bagian dari implementasi Asta Cita, yakni delapan cita-cita pembangunan Presiden dan Wakil Presiden, hilirisasi ditempatkan sebagai pilar dalam mewujudkan:
1. Kedaulatan pangan dan energi
2. Kemandirian ekonomi berbasis kekuatan lokal
3. Pemerataan pembangunan berbasis desa dan daerah
4. Reformasi sektor industri yang inklusif dan berdaya saing global
Golkar memandang hilirisasi bukan semata industrialisasi bahan mentah, melainkan gerakan pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis komoditas unggulan lokal. Melalui struktur partai hingga tingkat desa, Golkar menginisiasi berbagai bentuk pendampingan dan fasilitasi terhadap:
• Petani sawit di Sumatera dan Kalimantan
• Petani kakao dan kelapa di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku
• Nelayan rumput laut di Maluku dan Papua
• Petani kopi dan rempah di Jawa, Aceh, dan Sumatera Barat
Dengan pendekatan bottom-up, Golkar memastikan bahwa program hilirisasi dibangun dari kekuatan ekonomi rakyat dan tidak meninggalkan pelaku kecil. Golkar mendorong agar komoditas unggulan daerah tidak lagi diekspor dalam bentuk mentah, tetapi diolah secara lokal menjadi produk berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasar nasional dan global.
Komoditas Unggulan Non-Tambang: Fondasi Hilirisasi di 38 Provinsi
Pemerintah Prabowo–Gibran dan Partai Golkar berkomitmen mendorong hilirisasi di luar sektor tambang, dengan fokus pada pengolahan komoditas pertanian, kelautan, dan kerajinan lokal.
Sumatera
• Aceh: Kopi arabika Gayo, nilam, kelapa
• Sumut: Kopi, karet, kelapa sawit
• Sumbar: Beras Solok, gambir, kopi
• Riau: Kelapa sawit, sagu, karet
• Jambi: Pinang, karet, kelapa
• Sumsel: Karet, kopi, kelapa sawit
• Bengkulu: Kopi robusta, lada, karet
• Lampung: Kopi robusta, lada hitam, udang
Jawa
• Banten: Padi, kelapa, ikan bandeng
• Jakarta: Produk olahan makanan & kerajinan
• Jabar: Teh, kopi, hortikultura
• Jateng: Tembakau, gula kelapa, batik
• DIY: Batik, perak, salak pondoh
• Jatim: Tembakau, ikan, udang
Kalimantan
• Kalbar: Lada, karet, kelapa sawit
• Kalteng: Rotan, karet, kelapa sawit
• Kalsel: Karet, ikan patin, kelapa
• Kaltim: Kakao, sawit, produk perikanan
• Kaltara: Rumput laut, ikan, kelapa
Sulawesi
• Sulut: Minyak kelapa, tuna, rempah
• Sulteng: Rumput laut, ikan, kakao
• Sulsel: Rumput laut, kakao, kopi
• Sultra: Cakalang, udang, buah pinang
• Gorontalo: Cabai, padi, kakao
• Sulbar: Kakao, kelapa, ikan
Nusa Tenggara & Bali
• Bali: Kopi Kintamani, garam, kerajinan
• NTB: Batik Sasambo, tenun, ayam Taliwang
• NTT: Tenun ikat, kopi, sapi potong
Maluku & Papua
• Maluku: Pala, cengkeh, ikan tuna
• Maluku Utara: Kakao, kelapa, cakalang
• Papua: Kopi, sagu, ikan
• Papua Barat: Rumput laut, ikan, kelapa
Studi Kasus: Potensi Hilirisasi Nilam Aceh
Aceh memiliki potensi besar dalam pengembangan nilam (patchouli), yang selama ini diekspor sebagai minyak mentah untuk industri parfum dunia. Namun, nilai tambahnya masih minim di tingkat petani.
Golkar mendorong hilirisasi nilam melalui:

terpadu di tingkat kelompok tani

• Pusat R&D dan pelatihan untuk standar kualitas minyak atsiri internasional

• Pengembangan produk turunan seperti parfum lokal, aromaterapi, kosmetik alami, dan bahan antibakteri

• Mitra dagang strategis dengan sektor swasta, eksportir, dan e-commerce

• Sertifikasi halal dan organik untuk membuka pasar Timur Tengah & Eropa

 

Dengan langkah ini, Aceh dapat menjadi pusat hilirisasi minyak atsiri nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

 

Penutup

 

Golkar menegaskan kembali bahwa pembangunan ekonomi nasional tidak cukup hanya dengan membangun infrastruktur dan industri besar. Pembangunan harus berbasis kerakyatan, daerah, dan komoditas unggulan lokal. Melalui hilirisasi non-tambang yang inklusif dan berkeadilan, Golkar bersama pemerintah Prabowo–Gibran berkomitmen mewujudkan ekonomi Indonesia yang berdikari, berkelanjutan, dan berdaulat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *