Jakarta,REDAKSI17.COM – Hasil produksi paling terkenal dari kota Sumedang, tentu sekadar tahu sumedang. Namun, belum banyak orang tahu bahwa produksi tahu sumedang justru bukan diciptakan oleh orang Sumedang, melainkan oleh imigran China. Dan awalnya, bukan bentuk tahu goreng, tapi tahu rebus.
Bagaimana ceritanya?
Imigran China itu bernama Ong Ki No serta istri yang dimaksud digunakan datang jauh-jauh dari China buat berdagang. Saat tiba di dalam dalam Sumedang, istri Ong rindu makanan China. Dia sangat menyukai tao-fu (kini disebut tahu). Tetapi tidaklah dapat menyantapnya oleh sebab itu bukan ada kacang kedelai di tempat tempat Sumedang.
“Karena perasaan sayangnya kepada sang istri, Ong Ki No rela pergi berkeliling mencari kadang kedelai di tempat area wilayah yang dimaksud masih asing untuknya,” tulis peneliti BRIN M. Luthfi Khair A. kemudian Rusydan Fath, dalam Tahu Sejarah Tahu Sumedang (2021).
Beruntung, Ong cepat menemukan kebun kacang kedelai dalam wilayah Conggeang. Dia pun segera mengolahnya serta jadilah tahu pertama di area area Sumedang.
Tahu hal yang berjenis tahu putih yang tersebut dimaksud direbus. Istri Ong menyukai lalu selalu lahap menyantap tahu buatan Ong. Alhasil, saking cintanya kepada istri, Ong hampir memasak tahu setiap hari sebagai santapan utama. Ong juga kadang membagikan tahu buatannya secara gratis ke sesama etnis Tionghoa atau tetangga dalam hari raya.
Tak jarang juga dia memasarkan tahu yang tersebut disebut pada lapak jualannya. Namun, antusias orang terhadap tahu itu sangat rendah.
Bukan perihal akibat berbayar atau tidak, tetapi memang lidah mayoritas orang Sumedang tiada mampu menerima tahu buatan Ong. Singkat cerita, akibat penurunan omset, Ong kemudian istri memilih pulang kampung ke China di tempat area tahun 1917.
Di tahun yang mana mana sama, datang anak Ong, Ong Bung Keng, ke Sumedang untuk meneruskan bidang usaha ayahnya. “Kegagalan orang tuanya dalam memasarkan tahu menimbulkan Ong Bung Keng berpikir tentang apa yang dimaksud harus dia lakukan agar tahu yang digunakan disebut tambahan besar menarik,” tulis peneliti BRIN itu.
Hingga akhirnya dia punya ide agar menggoreng tahu putih tersebut. Hasilnya ternyata menyebabkan tahu bertekstur garing, ada rongga kemudian tambahan gurih dibandingkan dengan direbus biasa.
Selain itu, saat digoreng, muncul aroma tahu yang gurih sekali. Aroma inilah yang dimaksud yang kemudian berhasil menarik perhatian banyak orang. Satu per satu mencicipinya juga tahu goreng itu viral. Namun, Ong Bung Keng belum berniat menjualnya.
Sampai akhirnya di area dalam tahun 1928, Bupati Sumedang Pangeran Soeriaatmadja, tak sengaja berjumpa Ong pada tengah perjalanan. Dia berhenti akibat teralihkan oleh aroma menusuk hidup yang digunakan hal tersebut sangat wangi. Rupanya itu tahu goreng buatan Ong.
Dia pun segera mencicipi serta langsung meminta-minta Ong memasarkan tahu goreng itu akibat pasti akan datang laku. Sejak itulah, tahu goreng dijual pertama kali dalam dalam Sumedang. Harganya sekitar 3 peser atau 1,5 sen. Ong pun perlahan berubah menjadi juragan tahu juga usaha itu praktis membuatnya kaya raya.
Kesuksesan yang dimaksud menyebabkan banyak orang mengikuti jejak yang mana dimaksud sama. Alhasil, bidang usaha tahu goreng dengan syarat Sumedang pun bermunculan sampai sekarang. Begitu juga kegiatan perusahaan tahu buatan Ong Bung Keng yang masih berdiri hingga saat ini.