Home / Daerah / Tahun 2025 Tim Teknis JPG Segera Lakukan HIA

Tahun 2025 Tim Teknis JPG Segera Lakukan HIA

Yogyakarta (21/01/2025) REDAKSI17.COM – Tahapan demi tahapan pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) yang berada di kawasan Sumbu Filosofi, atau tepatnya di Malioboro terus berlangsung. Setelah di tahun 2024 lalu dilakukan perumusan konten atau isi JPG, tahun 2025 ini tim teknis akan mengejar pemenuhan syarat Heritage Impact Assessment (HIA).

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas PUESDM DIY, Anna Rina Herbranti usai Rapat Teknis JPG bersama Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Gadri, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta pada Selasa (21/01). HIA atau Analisis Dampak Pusaka adalah kajian yang dilakukan untuk menilai dampak pembangunan pada nilai-nilai penting suatu kawasan. Kajian ini dilakukan untuk memastikan bahwa pembangunan tidak merusak nilai-nilai penting kawasan tersebut.

“Semua pembangunan yang ada di kawasan Sumbu Filosofi harus ada HIA. Kajian HIA ini yang akan kita lakukan dulu di tahun ini, setelah tahun kemarin kajian konten kami lakukan dan sudah kami paparkan tadi. Setelah itu, baru akan disusun Detail Engineering Design (DED) interiornya,” ungkapnya.

Sebagai pimpinan bidang teknis pembangunan JPG, Anna menuturkan, setiap pembangunan yang dilakukan Pemda DIY tentu ada tahapannya. Dan tahapaan awal pembangunan JPG tentunya juga diselaraskan dengan waktu pindahnya DPRD DIY di gedung yang baru. Karena JPG nantinya akan berdiri di atas tanah bekas Teras Malioboro 2 dan lahan yang saat ini masih digunakan sebagai kantor DPRD DIY.

“Tentu kami juga akan mencocokkan waktu pembangunan dengan kepindahan kantor DPRD DIY. Namun memang tadi Ngarsa Dalem dawuh, kalau bisa lebih cepat akan lebih baik, tentu juga jika sudah ada anggarannya,” paparnya.

Terkait rencanan bangunan JPG, Anna mengatakan akan sesuai dengan hasil sayembara desain bangunan JPG yang telah digelar Pemda DIY pada tahun 2022 lalu. Sesuai arahan Gubernur DIY, hasil karya tiga pemenang sayembara akan diharmonisasikan dan diwujudkan pada fasad JPG nantinya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengatakan, JPG nantinya tidak hanya sekedar bangunan yang menceritakan tentang Jogja berkelanjutan, tetapi juga jiwa atas Jogja. Cerita alur kehidupan yang mengiringi perjalanan manusia, sejak lahir sampai harapan ke depannya ini, juga akan menguatkan falsafah hamamayu hayuning bawono.

“Tadi kami memaparkan terkait konten pembangunan JPG kepada Ngarsa Dalem, bagaimana isi lebih detailnya, termasuk pentahapan pembangunan JPG nantinya. Keberadaan JPG nantinya juga diharapkan menjadi sumber informasi bagi masyarakat, baik dalam negeri maupun mancanegara dalam memahami konsepsi hamamayu hayuning bawono yang sebenarnya,” jelasnya.

Beny pun menegaskan, tahapan pembangunan JPG tentu akan terus berjalan. Kemungkinan besar juga akan dilakukan reposisi kegiatan pembangunan agar tidak ada penundaan proses. “(tahapan pembangunan) Yang bisa dilakukan dulu akan langsung dilakukan, dan yang belum bisa dilakukan akan dikerjakan belakangan. Intinya, jangan sampai Teras Malioboro 2 sudah dipindah, tetapi di lokasi asalnya tidak ada kegiatan selama bertahun-tahun,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, nama JPG sendiri sampai saat ini masih dalam pertimbangan. Namun apapun branding-nya ke depan, ia berharap JPG tidak hanya menjadi pusat kunjungan masyarakat, tapi juga menjadi pusat pembelajaran.

“JPG nanti berisi konten representasi transformasi dari masa lalu, menuju masa kini dan masa depan. Starting point-nya dimulai dari era Sri Sultan Hamengku Buwono I. Tentu ada perbedaan materi dengan diorama arsip Jogja di DPAD, Museum Sonobudoyo, ataupun materi pameran di Benteng Vredeburg,” imbuhnya.

HUMAS DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *