Home / Nasional / Takut Digulingkan, Netanyahu Rayu Oposisi Dukung Proposal Gaza Biden

Takut Digulingkan, Netanyahu Rayu Oposisi Dukung Proposal Gaza Biden

Takut Digulingkan, Netanyahu Rayu Oposisi Dukung Proposal Gaza Biden

Jakarta, REDAKSI17.COM – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memulai upaya untuk merayu para menteri juga anggota parlemen dari Partai Likud yang mana digunakan menentang proposal gencatan senjata yang tersebut diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Hal ini terjadi saat dirinya berada dalam ancaman penggulingan.

Media penyiaran Israel KAN menyebut bahwa Netanyahu terus merayu Likud yang tersebut mana terus menolak untuk berdamai dengan Hamas. Hal ini juga ditolak keras oleh Menteri Keuangan kemudian Menteri Keamanan Nasional Israel, Bezalel Smotrich lalu Itamar Ben-Gvir.

Diketahui, Partai Likud bersama partai Ben-Gvir, Otzma Yehudit, dapat mengancam posisi pemerintahan Netanyahu pada parlemen sehingga administrasinya dapat dibubarkan.

“Langkah Netanyahu dikerjakan mengingat ancaman Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir serta Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk menggulingkan pemerintah jika dia menyetujui proposal yang dimaksud diumumkan oleh Biden,” lapor KAN yang tersebut mana dikutip Anadolu Agency, Rabu (5/6/2024).

Meski begitu, pada hari Selasa, beberapa menteri dari Partai Likud serta pemimpin Partai Persatuan Torah Yudaisme yang dimaksud mana juga Menteri Perumahan Yitzhak Goldknopf, menyuarakan dukungan terhadap proposal gencatan senjata. Goldknopf mengatakan ia menggalang setiap usulan yang tersebut yang mengarah pada pembebasan sandera Israel dalam Gaza.

Yair Lapid, pemimpin oposisi, juga mendesak Netanyahu untuk menerima proposal gencatan senjata yang diumumkan Biden. Ia menambahkan bahwa pihaknya akan memberi Netanyahu jaring pengaman urusan urusan politik untuk mencapai kesepakatan tersebut.

Sebelumnya, Biden menawarkan peta jalan gencatan senjata dalam perang antara Israel dengan milisi Palestina Hamas dalam Gaza yang digunakan digunakan terdiri dari 3 fase. Ia memohon Israel juga Hamas menerimanya untuk kemungkinan perdamaian ke depan.

Dalam fase pertama, Biden mengatakan gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu. Ini akan mencakup gencatan senjata penuh serta menyeluruh, di area dalam mana poin-poinnya adalah penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk pada Gaza, pembebasan sebagian sandera termasuk perempuan juga lanjut usia, serta yang digunakan terluka dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina.

Lalu, dalam fase kedua, Biden menyebut ada upaya untuk mengakhiri permusuhan secara permanen. Namun, ia menambahkan, negosiasi untuk mencapai tahap kedua dapat memakan waktu tambahan besar dari enam minggu akibat akan terjadi perbedaan pendapat di tempat tempat antara kedua belah pihak.

Di fase ketiga, rekonstruksi akan dijalankan terhadap Gaza secara besar-besaran. Sisa sandera yang mana terbunuh, juga akan dikembalikan ke keluarga mereka.

Menanggapi kiriman proposal itu, Hamas mengatakan siap untuk terlibat secara positif serta juga konstruktif dengan proposal apa pun. Mereka juga menegaskan setiap kesepakatan yang dimaksud dibuat harus dijalankan penuh sesuai komitmen.

“Ini didasarkan pada gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel, rekonstruksi Gaza, pemulangan pengungsi, lalu juga kesepakatan pertukaran tahanan yang asli, terutama jika Israel dengan jelas mengumumkan komitmen terhadap kesepakatan tersebut,” ujar milisi itu

Perang antara Israel serta Hamas berkecamuk sejak 7 Oktober lalu. Saat itu, Hamas melancarkan serangkaian serangan terhadap Israel yang dimaksud hal tersebut menewaskan tambahan tinggi dari 1.100 orang. Operasi militer Israel selanjutnya pada Gaza sudah pernah menewaskan lebih lanjut lanjut dari 36 ribu warga Palestina.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *