Sleman,REDAKSI17.COM – Sejak dahulu, dalam tradisi kehidupan prajurit dan perwira, perjalanan pengabdian tidak pernah dimaknai sebagai sekadar lintasan waktu. Pengabdian selalu dibaca sebagai laku hidup, yang dijalani dengan disiplin, kesetiaan, dan tanggung jawab moral kepada negara.
Demikian yang diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya pada Reuni Emas Alumni AKABRI 1975 ALPAJULI. Bertempat di Akademi Angkatan Udara pada Selasa (16/12), Sri Sultan mengatakan, momen saat dilantik Wakil Presiden RI, Sri Sultan Hamengku Buwono IX kala itu, tentu menjadi penanda awal perjalanan pengabdian sebuah angkatan, dalam bingkai kebangsaan.
“Berangkat dari torehan sejarah itulah, pada peringatan lima dasawarsa hari ini, saya memaknai reuni ini, sebagai kesinambungan amanah dan nilai lintas generasi. Bahwa tanggung jawab kepada negara, adalah laku panjang yang terus dirawat oleh waktu,” kata Sri Sultan.
Sri Sultan pun menuturkan, dalam semangat itulah, kegiatan ‘napak tilas’ pada reuni emas ALPAJULI ini, menjadi lebih bermakna. Napak tilas bukan sekadar kembali ke ruang-ruang pendidikan di Akademi Angkatan Udara, melainkan menjadi ‘niti laku’ pengabdian yang telah dimulai lima puluh tahun silam.
“Napak tilas ini sejatinya merupakan ‘napak laku’, sebuah perenungan atas perjalanan panjang para alumni perwira, yang telah membawa nilai-nilai kedisiplinan, loyalitas, dan pengabdian ke dalam berbagai medan tugas, lintas matra, lintas peran, dan lintas zaman. Menapaki dari jejak awal pembentukan karakter, nilai, dan sumpah pengabdian yang dahulu diikrarkan, lalu dijalani sepanjang hayat,” papar Sri Sultan.
Namun, Sri Sultan juga menegaskan, dalam setiap perjalanan, ‘napak tilas’ bukanlah tujuan akhir. Yang lebih penting adalah ‘nata laku’, menata kembali nilai-nilai kebijaksanaan yang ditempa oleh pengalaman panjang; serta ‘nanting laku’. Tujuannya, agar semangat ke-Indonesiaan dan pengabdian, tidak berhenti sebagai kenangan, tetapi terus hidup dalam semangat kebangsaan.
“Bangsa ini berhutang besar kepada Saudara-saudara sekalian, yang telah menjaga republik di masa-masa sulit. Dan bangsa ini pun terus menaruh harapan pada kebijaksanaan saudara-saudara, agar nilai-nilai luhur itu terus mengalir, menjadi cahaya bagi generasi penerus, dan menjadi penuntun, bagi perjalanan Indonesia ke depan,” ungkap Sri Sultan.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur AAU, Marsekal Muda TNI Donald Kasenda mengatakan, reuni emas ini menjadi bukti perjalanan panjang para senior dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara. Menurutnya, kegiatan reuni seperti ini memiliki arti yang sangat penting, khususnya bagi AAU.
“Melalui pertemuan langsung antara para senior dan para taruna ini tentu terjalin kesinambungan nilai, pengalaman, dan teladan. Para taruna dapat belajar dari kisah pengabdian yang telah ditempuh para senior, sementara kami sebagai pengampu pendidikan, mendapat kesempatan untuk menyerap masukan maupun pandangan yang sangat berharga untuk kemajuan lembaga ini,” imbuhnya.
Usia menghadiri reuni, Gubernur DIY dilepas dengan penampilan para taruna membawakan Beksan Wanara. Tari klasik gaya Yogyakarta yang menceritakan pertarungan antara Subali dan Sugriwa ini cukup sering dipentaskan oleh Akademi Angkatan Udara.
HUMAS DIY





