Kulon Progo,REDAKSI17.COM – Sebagai upaya meningkatkan produktivitas sekaligus menarik minat generasi muda untuk kembali berkecimpung di sektor pertanian, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapang) melakukan inovasi dengan menguji coba penggunaan traktor sawah dengan kendali jarak jauh (remote control traktor) di Bulak Ngesti Utomo 2, Ngestiharjo, Wates, pada Kamis (20/11/2025).
Kepala Dispertapang Trenggono Trimulyo, menyatakan bahwa modernisasi alat ini bertujuan untuk menarik minat anak muda untuk meneruskan menjadi petani milenial, Kembali mau bertani. Karena sekarang banyak anak muda yang lebih memilih pekerjaan lain.
“Dengan teknologi modern, kita lebih menghemat tenaga tetapi hasilnya maksimal, dan menarik minat anak muda tentunya untuk kembali ke sawah” ujar Trenggono.
Lebih lanjut, Trenggono menambahkan bahwa pihaknya akan berupaya mendapatkan penambahan unit melalui anggaran pusat dan Dana Istimewa (Danais), mengingat terbatasnya APBD.
Selanjutnya, Dispertapang juga berencana mengembangkan inovasi ini ke wilayah-wilayah lain di Kulon Progo yang memiliki sawah seluas lebih dari 10.000 hektar untuk mendukung ketahanan pangan.
Sahadadi Mulyono, Seksi Usaha sekaligus Ketua Unit Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (Upja Alsintan) Gapoktan Ngestiharjo, menjelaskan bahwa penggunaan traktor remote control model rotari adalah terobosan untuk mengatasi kesulitan mencari operator traktor manual yang harus berjalan di atas sawah.
“Model rotari tapaknya lebih lebar dan sangat cocok untuk lahan di daerah kami, berbeda dengan model singkal (bajak) yang kurang begitu cocok,” jelas Sahadadi.
Traktor ini bekerja dengan remote control setelah start awal secara manual. Pengoperasiannya sangat mudah, bahkan disebut “seperti main video game.” Sahadadi mengklaim, dengan alat ini, operator tidak perlu lelah berjalan dan cukup duduk di pojok petak sawah.
“Ini akan sangat menghemat tenaga kerja, sehingga generasi Gen Z yang tidak mau ke sawah diharapkan dengan modernisasi ini akan mau tertarik kembali ke sawah,,” kata Sahadadi.
Sahadadi menambahkan bahwa Gapoktan Ngestiharjo akan menyewakan dua unit traktor digital tersebut kepada petani dengan harga yang terjangkau karena adanya subsidi harga.
“Kami sebagai Upja bertugas melayani petani. Oleh karena itu, harganya di bawah standar. Dari harga normal Rp200, kami bisa turunkan menjadi Rp150 per meter (Rp150.000 per 1.000 meter),” ungkapnya.
Gapoktan Ngestiharjo, yang memiliki 20 kelompok anggota, kini menjadi pelopor (pioneer) pengaplikasian traktor digital ini. Dengan total luas lahan 180 hektar dan potensi hasil panen 7,5 hingga 8 ton per hektar, Gapoktan ini menyetor lebih dari 1.000 ton gabah ke Bulog setiap tahun, menyukseskan program serapan gabah pemerintah dengan harga Rp6.500 di tangan petani.
Sementara Bupati Kulon Progo Agung Setyawan menyampaikan inovasi ini tentunya akan membantu para petani agar pekerjaan lebih efisien dan efektif.
“ Ini tadi rasanya kaya main-main,tapi ada karyanya. Kita bekerja mengolah sawah tapi seperti main game,” kata Agung.
Agung menambahkan Bulak Sawah Ngestiharjo ini masuk program kawasan Smart Farming. Yaitu kawasan pertanian yang memanfaatkan teknologi jadi bisa menarik minat anak muda,petani milenial untuk bangga menjadi petani.
“Jangan malu menjadi petani, Karena petani itu adalah profesi yang menyediakan kebutuhan bagi saudara-saudara kita yang lain,petani adalah pekerjaan yang mulia,” imbuhnya.
Agung berharap alat ini bisa berfungsi dengan baik dan bermanfaat bagi para petani. “ Nanti pelan-pelan sesuai dengan kemampuan anggaran
kita akan sosialisasikan dan ajarkan untuk para petani, Tetapi disesuaikan dengan anggaran daerah tentunya,” pungkasnya.




