Home / Politik / Tegur Pratikno dan Ari Dwipayana Karena Jadi Bagian Perusak Demokrasi, Mahasiswa dan Alumni Fisipol UGM Tuntut Ini

Tegur Pratikno dan Ari Dwipayana Karena Jadi Bagian Perusak Demokrasi, Mahasiswa dan Alumni Fisipol UGM Tuntut Ini

Tegur Pratikno kemudian Ari Dwipayana Karena Jadi Bagian Perusak Demokrasi, Mahasiswa juga Alumni Fisipol UGM Tuntut Ini
Yogyakarta,REDAKSI17.COM – Mahasiswa Departemen Politik juga Pemerintahan (DPP) FISIPOL UGM meminta  dua guru mereka, Pratikno juga Ari Dwipayana untuk menarik diri dari pusaran kekuasaan yang digunakan menyebabkan kerusakan demokrasi belakangan ini.

Para mahasiswa menyadari, dua guru (dosen) dia sekarang turut terlibat dalam proses perusakan demokrasi bangsa. Padahal sebelumnya demokrasi Indonesia telah dilakukan bertransformasi dari salah satu simbol otoritarianisme terbesar di dalam dunia menjadi salah satu negara demokrasi paling dinamis di area Asia.

Para mahasiswa Fisipol UGM juga mewakili Pratikno kemudian Ari Dwipayana menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas hal itu sebab kedua guru merekan masih berada pada dalam pusaran kekuasaan yang dimaksud merusak demokrasi.

“demokrasi Indonesia sekarang justru mengalami kemunduran. Dan kami sadar dua guru kami ada pada dalamnya,” ujar Perwakilan Mahasiswa DPP Fisipol UGM, Rubiyansah, Senin (12/2/2024).

Rubiyansyah menilai, di area tengah perhelatan pilpres 2024, ternyata demokrasi sedang menuju ambang kematiannya. Rakyat disuguhi serangkaian tindakan pengangkangan etik kemudian penghancuran pagar-pagar demokrasi yang mana dijalankan oleh kekuasaan.

Di mana para penguasa dengan tiada malu menunjukkan praktik-praktik korup demi langgengnya kekuasaan. Konstitusi dibajak untuk melegalkan kepentingan pribadi dan juga golongannya. kekuasaan sudah merusak pagar yang menjaga agar demokrasi tetap hidup juga terus dapat dirayakan.

“Jika pada akhirnya demokrasi kita, demokrasi milik rakyat Indonesia ini, mati, maka sejarah akan mengingat siapa hanya pembunuhnya. Untuk itu, menjadi keharusan bagi seluruh mahasiswa untuk menyadarkan kekuasaan atas perbuatannya,” ujar dia.

Mereka merasa sebagai sebuah institusi akademik tetutama sebagai mahasiswa maka perlu menginisiasi untuk memberikan langkah yang mana jelas dalam konflik. Dan kebetulan konflik itu diperparah atau dipertajam oleh civitas akademika Fisipol UGM sendiri.

“mereka bagian dari kekuasaan itu tetapi kembali lagi itu adalah persoalan sistemik. Memang kebijakan pemerintah itu pada akhirnya merubah karakter seseorang terutama akademisi,”tambahnya.

Oleh dikarenakan itu, para mahasiswa memohonkan agar Pratikno kemudian Ari Dwipayana kembali menjadi akademisi yang dimaksud bisa jadi mengingatkan serta menjadi kontrol penguasa. Tidak perlu berhenti menjadi menteri atau pejabat, juga cukup menarik diri dari upaya memenangkan salah satu kandidat capres-cawapres.

Ketua DPP Fisipol UGM Abdul Gaffar Karim menambahkan kampus mempunyai kewajiban moral untuk menjadi penyeimbang kekuasaan lalu sebagai kontrol kekuasaan. Mereka menyambut baik apa yang disampaikan mahasiswa kepada dua dosen Pratikno lalu Ari Dwipayana untuk bisa saja kembali ke demokrasi atau kembali menjadi akademisi kembali bagian dari kontrol penguasa.

“Ya sejak diberitakan peran keduanya sebagai perusak demokrasi menimbulkan rasa gundah dalam kalangan internal Fisipol UGM,” ujarnya.

Tidak perlu menarik diri dari kabinet sebab sebentar lagi masa jabatan juga usai. Hanya cuma sebaiknya kedua orang ini menarik diri dulu dari upaya-upaya memenangkan salah satu kandidat. Keduanya lebih lanjut elegan ketika melaksanakan tugas negara merek sesuai dengan ketugasannya di area Kesekretariatan Negara.

Kontributor : Julianto

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *