“Mayoritas pemodal migas yang mana hendak melakukan ekplorasi akan memilih wilayah kerja yang digunakan sudah miliki infrastruktur kemudian lebih lanjut dekat dengan pasar, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini dapat segera dioptimalkan,” ujar Deputi Eksplorasi, Pengembangan, juga Manajemen Wilayah Kerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan juga Gas Bumi (SKK Migas), Benny Lubiantara, ditulis Selasa (2/1/2024).
Seperti diketahui, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan dengan syarat Uni Emirat Arab mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place pada Wilayah Kerja (WK) South Andaman dengan prospek lebih banyak dari 6 TCF (trillion cubic feet).
Temuan gas jumbo ini berasal dari sumur Eksplorasi Layaran-1. Lokasi hal itu sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara. Wilayah Kerja South Andaman merupakan WK migas yang digunakan dilelang pada 2018 lalu baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM kemudian Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.
Sebelumnya ENI, perusahaan migas selama Italia, juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di dalam WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. Wilayah Kerja migas ini berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.
Benny berharap dengan temuan ini, pemodal asing kembali melirik lalu memasukkan Indonesia sebagai portofolio pembangunan ekonomi ke depan. Untuk itu, ia menyampaikan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun non fiscal term (ease of doing business).
“Kita perlu melakukan perbaikan yang tersebut benar-benar baik, artinya, perbaikan itu bisa saja meningkatkan daya pikat penanaman modal Indonesia, mengingat saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” ujar dia.
Setelah penemuan ini, Benny mengharapkan, adanya percepatan proses menuju onstream. Ia menargetkan, jika sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman sudah mulai onstream.
“Tahun 2024 akan dimulai appraisalnya, 2025-2026 sudah Plan Of Development (POD) serta pada 2028-2029 sudah onstream,” kata dia.
Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali mengatakan penemuan ini merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan dalam membantu target produksi Indonesia tahun 2030 yaitu 1 jt barel minyak bumi per hari dan juga 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.
“Indonesia miliki prospek yang tersebut luar biasa terkait cadangan migas, penemuan ini patut disyukuri serta diharapkan dapat memperkuat target produksi tahun 2030.” ujar dia.
Ia mengatakan, setelah penemuan ini, Mubadala Energy akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya pada WK yang mana sama. Untuk itu, pihaknya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana itu dapat terwujud.
“Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa saja melanjutkan penemuan ini serta dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” ujar dia.
Abdulla mengakui, dalam beberapa tahun belakangan, banyak perbaikan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah dalam hal kepastian hukum serta fiscal term. Apalagi saat ini, pemerintah sudah melonggarkan serta memberikan fleksibilitas dalam hal mekanisme kontrak gross split maupun cost recovery.
“Kami mengapresiasi pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral (ESDM) lalu SKK Migas dalam menyokong perbaikan-perbaikan regulasi maupun fiscal term untuk memperkuat KKKS,” ujar dia.
Ke depan, Abdulla juga menambahkan, mengingat kemungkinan yang luar biasa dalam Indonesia.
“Indonesia menjadi salah satu pembangunan ekonomi kami mengingat besarnya peluang yang tersebut ada, terutama dalam hal energi yang bersih seperti gas bumi, sejalan dengan strategi perusahan dalam mengupayakan transisi energi “ kata dia.