Home / Aneka / Temuan Harta Karun Masa Depan di Tanah Suci Amerika Bakal Ubah Dunia

Temuan Harta Karun Masa Depan di Tanah Suci Amerika Bakal Ubah Dunia

Temuan Harta Karun Masa Depan di tempat Tanah Suci Amerika Bakal Ubah Dunia

Jakarta,REDAKSI17.COM  – Temuan “harta karun” pada tanah suci Amerika diprediksi dapat mengubah masa depan dunia. Harta karun ini ditemukan pada gunung berapi purba di dalam dalam perbatasan antara Nevada juga Oregon, Amerika Serikat. Ia terdiri dari deposit litium terbesar yang digunakan pernah ditemukan pada area dunia.

Hipotesis dari studi mengatakan bahwa harta karun Kaldera McDermitt, mengandung tambahan dari dua kali lipat konsentrasi litium yang tersebut digunakan terlihat dalam dalam lapisan tanah liat lainnya, yaitu sekitar 20 hingga 40 jt ton secara total.

Penelitian ini didanai oleh sebuah perusahaan pertambangan dengan metode yang tersebut dimaksud direncanakan untuk menambang logam lunak berwarna keperakan. Namun hal hal itu masih penuh dengan kontroversi.

Sebab banyak ilmuwan, pemerhati lingkungan, peternak, juga orang-orang First Nations (suku asli Amerika/indian) merasa prihatin dengan keputusan pemerintah AS baru-baru ini yang digunakan mana menyetujui tambang Thacker Pass Lithium di area dalam Kaldera McDermitt. Tempat itu padahal berada di tanah suci bagi beberapa suku asli Amerika (indian) kemudian berisi habitat satwa liar yang dimaksud berharga.

Saat ini, lithium seperti emas cair bagi produsen mobil. Komponen ini digunakan untuk menyebabkan akumulator pada kendaraan listrik, lalu untuk memenuhi permintaan yang digunakan mana meningkat pesat hingga jutaan metrik ton pada tahun 2040.

Peralihan dari materi bakar fosil adalah hal yang hal tersebut paling penting, tetapi solusi iklim ini bukanlah solusi yang dimaksud sempurna.

Faktanya, desakan global untuk menggali lebih banyak lanjut banyak litium dapat menimbulkan dampak buruk yang dimaksud kritis terhadap alam juga manusia. Pengoperasian litium dapat merusak ekosistem, menguras air tanah, lalu menghasilkan limbah dalam total besar. Selama pembuatan baterai, material bakar fosil juga dibakar.

Saat ini, AS sangat bergantung pada China untuk produksi litiumnya, sehingga baru-baru ini ada dorongan untuk menambang lebih besar tinggi banyak dalam lahan federal. Jika semuanya berjalan lancar, tambang Thacker Pass Lithium akan menjadi tambang skala besar kedua di tempat dalam negara ini.

Ubah dunia

Proyek ini dimiliki oleh Lithium Nevada, LLC, anak perusahaan Lithium Americas Corporation (LAC), yang dimaksud dimaksud mendanai penelitian terbaru.

Menurut tinjauan terbaru perusahaan tersebut, tepi paling selatan kaldera, termasuk Thacker Pass, mengandung konsentrasi litium tertinggi dalam dalam wilayah tersebut.

Para ahli dari Lithium Nevada, Universitas Oregon, kemudian juga lembaga penelitian GNS Science pada Selandia Baru, mengungkap, ketika gunung berapi kuno meletus sekitar 16 jt tahun yang itu lalu, magma cair panas menyembur melalui celah juga celah tanah lalu memperkaya tanah liat dengan litium.

Sebagian besar tanah liat kaldera disebut mengandung magnesium smektit yang dimaksud itu merupakan sumber litium.

Namun dalam tepi paling selatan kaldera, para peneliti sudah menemukan jenis tanah liat yang mana tiada biasa, yang mana hal tersebut disebut ilit. Peneliti menemukan bahwa ilit terkonsentrasi secara khusus dengan litium.

Titik panas penambangan ini, menurut tim, kemungkinan besar disebabkan oleh kebangkitan kembali magma setelah danau kuno kaldera mengering.

Reaksi kimia yang mana digunakan terjadi akibat peristiwa ini akan menggantikan litium-smektit di tempat tempat sedimen danau dengan lapisan tanah liat litium-illit yang digunakan tambahan kaya. Namun, belaka sekadar dalam dekat Thacker Pass, tak di area dalam seluruh kaldera.

“Jika Anda memercayai perkiraan mereka, ini adalah deposit litium yang digunakan sangat, sangat signifikan,” kata Anouk Borst, ahli geologi yang mana mana bukan terlibat dalam penelitian ini.

“Hal ini dapat mengubah dinamika litium secara global, dalam hal harga, keamanan pasokan, lalu geopolitik.” pungkasnya.


Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *