Gedongtengen,REDAKSI17.COM-Sinergisitas antara Pemerintah Kota Yogyakarta dan dunia usaha semakin menunjukkan hasil nyata. Kepedulian sektor usaha terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat terus berkembang, salah satunya ditunjukkan melalui dukungan terhadap penyediaan akses air bersih bagi warga di kawasan padat penduduk.

Terbaru, Patra Malioboro Hotel Yogyakarta memberikan bantuan berupa pembuatan sistem filterisasi air bersih yang diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah Kemantren Gedongtengen.

Langkah ini menjadi wujud komitmen dunia usaha di Kota Yogyakarta dalam mendukung kualitas hidup warga melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

General Manager Patra Malioboro Hotel Yogyakarta, Tri Hartanto, menjelaskan bahwa bantuan filterisasi air ini merupakan bentuk kepedulian hotel terhadap lingkungan sekitar. Program ini menjadi bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan untuk memberikan manfaat langsung bagi masyarakat yang tinggal di area terdekat.

“Bantuan ini adalah implementasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan kami. Filterisasi air ini mampu menghasilkan air bersih yang bahkan bisa langsung diminum tanpa dimasak karena sudah dilengkapi dengan teknologi UV,” terang Tri Hartanto di RTHP Sosromendimura, Rabu (26/11/2025).

Dalam bantuan tersebut, Patra Malioboro Hotel menyediakan lima unit alat filterisasi air. 3 unit dipasang di wilayah Kelurahan Sosromenduran dan 2 unit dipasang di Kelurahan Pringgokusuman.

Menariknya, untuk salah satu titik di Pringgokusuman, pihak hotel turut membangun sumur baru karena di lokasi tersebut belum tersedia sumber air.

“Untuk yang di Pringgokusuman, satu titik sekaligus kami bangunkan sumurnya karena memang belum ada sumur. Jadi kami lengkapi sekalian agar alat filterisasi bisa berfungsi optimal,” tambahnya.

Mewakili Wali Kota Yogyakarta, Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Patricia Heny Dian Anitasari, memberikan apresiasi atas kontribusi Patra Malioboro Hotel. Ia menegaskan bahwa kebutuhan air bersih masih menjadi persoalan penting, khususnya di kawasan padat penduduk seperti Gedongtengen.

Salah satu warga saat mencoba meminum air dari bantuan filterisasi air.

“Langkah ini sangat berarti bagi masyarakat. Di wilayah Kemantren Gedongtengen, ketersediaan air bersih memang menjadi tantangan bagi sebagian warga,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan berdasarkan Surveilans Lingkungan tahun 2025, akses terhadap air bersih layak konsumsi di Gedongtengen masih belum merata. Data menunjukkan 78% rumah tangga telah memiliki akses terhadap air bersih layak konsumsi dan 22% rumah tangga masih bergantung pada sumber air berpotensi tercemar seperti sumur dangkal dan air permukaan.

Situasi ini diperkuat oleh temuan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Dari 60 sampel air rumah tangga yang diuji pada 2025, hasilnya menunjukkan adanya potensi bahaya kesehatan yaknk 18% sampel mengandung bakteri E-coli di atas ambang batas, 12% mengandung nitrat melebihi baku mutu air minum dan 9% mengandung logam berat (Fe dan Mn) di atas nilai aman.

Patricia menegaskan bahwa dukungan dunia usaha seperti yang dilakukan Patra Malioboro Hotel menjadi bagian penting dalam strategi percepatan penurunan stunting serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.

“Upaya pemenuhan sarana air bersih sangat vital. Sinergi seperti ini bukan hanya membantu penyediaan fasilitas, tetapi juga meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara jangka panjang,” ujarnya.

Ia berharap dengan adanya bantuan 5 titik filterisasi air bersih baru di Gedongtengen, kualitas air konsumsi masyarakat meningkat sekaligus mendukung lingkungan hidup yang lebih sehat.

“Inisiatif ini menjadi contoh baik dari peran dunia usaha dalam pembangunan sosial, khususnya bagi masyarakat di kawasan padat penduduk di Kota Yogyakarta,” jelasnya.