Home / Nasional / Terima MPR RI, Sultan Bahas Tradisi  Bisa Jadi Penimbang Kebijakan

Terima MPR RI, Sultan Bahas Tradisi  Bisa Jadi Penimbang Kebijakan

Yogyakarta (11/12/2024) REDAKSI17.COM – Tradisi meskipun merupakan warisan nenek moyang, harus tetap menyesuaikan zaman, meskipun tidak boleh kehilangan esensinya. Tradisi menurut Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga bisa digunakan untuk menjadi pertimbangan pengambilan suatu kebijakan oleh pimpinan.

Hal demikian disampaikan Sri Sultan pada diskusi bersama dengan Pimpinan MPR RI, Ahmad Muzani, pada Rabu (11/12) di Kraton Kilen, Kraton Yogyakarta. Kedatangan Pimpinan MPR RI tersebut disambut oleh Sekda DIY Beny Suharsono, bersama Putri Kraton Yogyakarta, GKR Mangkubumi, dan keponakan, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo. Ahmad Muzani datang dengan didampingi Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dan Hidayat Nur Wahid

Tradisi yang menjadi hal yang paling disoroti Sri Sultan adalah mempertahankan tradisi agrikultur di era modern. Tradisi itu pada awalnya dibangun dalam konteks agrikultur. Namun, sekarang sektor pertanian kita sudah menjadi bagian dari bahan baku industri.

“Tantangannya adalah bagaimana budaya agrikultur ini tetap mengalir dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,” kata Sri Sultan.

Menurut Sri Sultan, petani saat ini tidak lagi bisa menanam sesuka hati, tetapi harus mengikuti jadwal yang ditentukan. Hal ini karena hasil bisa difungsikan lebih luas lagi sebagai bahan baku industri, seperti singkong, ubi kayu, dan lainnya.

“Budaya itu harus berkembang dan tumbuh seiring dengan perubahan zaman, tidak stagnan,” ujar  Sultan

Sri Sultan berharap, hasil diskusi bersama MPR RI ini bisa menjadi panduan bagi para pengambil kebijakan. “Ya, harapan saya, apa yang tadi didiskusikan bisa menjadi diskusi yang hidup, dalam arti diperbincangkan oleh para pengambil kebijakan. Bagaimana ini menjadi bagian dari strategi di dalam mengikuti perkembangan zaman,” tutup Sultan.

Ahmad Muzani pada kesempatan tersebut mengatakan kunjungan ini diisi dengan diskusi mendalam yang menyentuh berbagai aspek sejarah, tradisi, dan pemerintahan di DIY. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk menggali sejarah Republik Indonesia, khususnya terkait masa perjuangan kemerdekaan. Selain itu, pembicaraan juga menyinggung tradisi-tradisi yang diwariskan oleh leluhur, termasuk hal-hal sederhana seperti menjaga kesehatan.

“Kami berdiskusi tentang sejarah perjuangan bangsa, tradisi orang tua kita, hingga aspek-aspek kecil yang menyentuh kehidupan sehari-hari. Semua ini adalah kekayaan bangsa yang perlu terus kita jaga dan lestarikan,” kata Muzani.

Ahmad Muzani banyak mendapatkan masukan terkait bagaimana budaya bangsa lahir dan dipelopori oleh Keraton Yogyakarta. DIY menjadi pelopor yang membaggakan mengenai bagaimana pentingnya pelestarian budaya di Indonesia, sebagai identitas nasional.

“Kraton Yogyakarta adalah salah satu pusat kebudayaan yang menjadi kebanggaan bangsa. Kami berharap sinergi antara MPR RI dan Kraton dapat terus terjalin demi menjaga nilai-nilai kebangsaan agar tetap hidup,” ujar Ahmad Muzani.

Ahmad Muzani mengatakan, diskusi yang dilakukan juga mengenai langkah untuk memastikan pemerintahan di Yogyakarta dapat terus berjalan dengan baik. Juga bagaimana tindakan Sri Sultan  dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

Pimpinan MPR RI tersebut juga mengapresiasi peran ganda Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai pemimpin adat dan kepala daerah. “Tugas Ngarsa Dalem sangat berat. Di satu sisi, beliau bertanggung jawab menjaga tradisi dan kebudayaan di Tanah Jawa, tetapi di sisi lain, beliau juga harus menjalankan roda pemerintahan DIY secara efektif,” tutup Muzani.

Humas Pemda DIY

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *