Jakarta,REDAKSI17.COM – Amerika Serikat (AS) batal shutdown sementara waktu. Senat AS meloloskan rancangan undang-undang belanja untuk mencegah penutupan pemerintah federal (shutdown) Sabtu malam waktu setempat.
Senat mengesahkan solusi sementara itu, tepat tiga jam sebelum batas akhir, Minggu, 1 Oktober. Presiden Joe Biden juga langsung menandatanganinya Sabtu malam itu juga.
Pengesahaan ini memungkinkan pemerintah Biden untuk tetap beroperasi selama 45 hari ke depan. Ini juga memberikan Kongres AS, DPR kemudian juga Senat, lebih lanjut tinggi banyak waktu untuk menyelesaikan Undang-Undang Pendanaan yang tersebut dimaksud tak kunjung menemukan titik temu, yang mana dimaksud memang seharusnya kelar September kemarin.
Dalam akun instagram resmi Presiden AS @POTUS, Joe Biden memberikan keterangan resmi. Ia menegaskan sudah pernah menandatangani UU agar pemerintah bisa saja jadi tetap beroperasi setidaknya hingga 47 hari.
“Ada banyak waktu untuk meloloskan rancangan undang-undang pendanaan pemerintah untuk tahun fiskal berikutnya,” tegasnya, dikutip CNBC International, Senin (2/10/2023).
“Saya sangat mendesak Kongres untuk segera melaksanakannya. Rakyat Amerika berharap pemerintahnya berhasil. Mari kita pastikan hal itu terjadi,” tambahnya lagi.
Perlu diketahui, potensi shutdown sendiri sudah pernah menjadi keresahan AS semenjak Partai Republik menguasai Senat. Ketua Senat dari oposisi itu, Kevin McCarthy, tengah berupaya memangkas pengeluaran pemerintahan sebesar 8% dari berbagai lembaga melalui pembatasan ketat.
Di sinilah titik temu pembahasan anggaran sulit ditemukan. Salah satu yang digunakan dimaksud menjadi sasaran adalah anggaran pembiayaan perang yang sedang berlangsung antara Ukraina serta juga Rusia.
Sejak dimulainya perang besar-besaran yang dilancarkan Rusia dalam Ukraina, AS sudah mengirimkan bantuan keamanan senilai lebih tinggi tinggi dari US$43 miliar untuk Kyiv. Senat Republik menilai dana ini harus disetop sebab membebani AS.
Shutdown bila terjadi, bisa jadi hanya memicu efek domino yang tersebut yang disebut membawa malapetaka pada umum serta perekonomian Amerika. Dikutip dari The Guardian, ribuan pegawai pemerintahan federal akan mendapatkan cuti jika penutupan terjadi, yang dimaksud dimaksud berarti merek itu diminta tak masuk kerja kemudian tiada dibayar selama penutupan.
Pegawai pemerintah yang dimaksud bergerak pada sektor penting, seperti pengawas lalu lintas udara serta aparat penegak hukum, harus masuk tapi tak dibayar. Taman nasional akan ditutup hingga pemrosesan paspor juga akan terhenti.