Jakarta,REDAKSI17.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara resmi memberikan proposal gencatan senjata perang di area dalam Gaza, akhir pekan kemarin. Hal ini ditegaskannya dalam pidato yang digunakan mana disiarkan dalam televisi dari Gedung Putih, Jumat waktu setempat.
Ia mengatakan sudah saatnya perang pada wilayah itu berakhir. Israel kata dia, menawarkan peta jalan baru sementara Hamas semata-mata perlu menerimanya.
Lalu bagaimana isinya?
Mengutip Reuters, Senin (3/6/2024), sebenarnya tawaran itu terdiri dari tiga fase penting, yakni gencatan senjata pembebasan sandera Israel juga tahanan Palestina serta rekonstruksi Gaza. Seorang pejabat senior AS mengatakan rencana itu setebal empat setengah halaman.
Menurutnya Hamas sudah pernah menerimanya Kamis pekan lalu. Sementara Israel juga menerima Jumat.
Dalam fase pertama, Biden mengatakan gencatan senjata akan berlangsung selama enam minggu. Ini akan mencakup gencatan senjata penuh juga juga menyeluruh, di area tempat mana poin-poinnya adalah penarikan pasukan Israel dari semua wilayah berpenduduk di area dalam Gaza, pembebasan beberapa orang sandera termasuk perempuan serta lanjut usia, serta yang tersebut yang terluka dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina”
Biden menambahkan, pada fase ini, warga sipil Palestina akan kembali ke rumah lalu lingkungannya dalam tempat seluruh Gaza. Sementara bantuan kemanusiaan akan meningkat menjadi 600 truk yang dimaksud digunakan membawa bantuan ke Gaza setiap harinya.
“Dengan gencatan senjata, bantuan dapat disalurkan secara aman kemudian efektif kepada semua yang dimaksud dimaksud membutuhkan,” katanya.
“Ratusan ribu tempat penampungan sementara, termasuk unit perumahan dapat diberikan oleh komunitas internasional,” tambah Biden, seraya mengatakan bahwa tahap pertama dapat dimulai segera setelah kesepakatan tercapai.
Fase pertama juga akan mencakup pembicaraan lagi antara Israel serta Hamas. Ini untuk mencapai tahap selanjutnya dari proposal tersebut.
Lalu fase kedua, Biden menyebut ada upaya untuk mengakhiri permusuhan secara permanen. Namun, ia menambahkan, negosiasi untuk mencapai tahap kedua bisa saja jadi memakan waktu tambahan dari enam minggu akibat akan terjadi perbedaan pendapat pada antara kedua belah pihak.
“Israel ingin menjamin kepentingannya terlindungi tetapi proposal yang tersebut mengatakan jika perundingan memakan waktu tambahan lanjut dari enam minggu dari fase pertama, gencatan senjata akan tetap berlanjut selama perundingan berlanjut,” kata Biden, yang mana menandai perkembangan baru dari perjanjian tersebut.
Dia menambahkan bahwa AS, Qatar kemudian Mesir akan melakukan konfirmasi bahwa perundingan berlanjut selama periode ini sampai semua kesepakatan tercapai untuk memulai tahap kedua. Di tahap ini pun, pembebasan semua sandera yang tersebut digunakan masih hidup akan diimplementasikan termasuk tentara pria sementara pasukan Israel akan mundur dari Gaza.
“Dan selama Hamas memenuhi komitmennya, gencatan senjata sementara akan menjadi- sesuai dengan usulan Israel- penghentian permusuhan secara permanen,” jelasnya.
Di fase ketiga, rekonstruksi akan dikerjakan terhadap Gaza secara besar-besaran. Sisa sandera yang yang terbunuh, juga akan dikembalikan ke keluarga mereka.
Ia mengatakan pada titik ini, Hamas bukan lagi mampu melakukan serangan ke Israel lagi, misalnya seperti 7 Oktober. Dalam kesepakatan untuk membangun kembali Gaza, negara-negara Arab kemudian komunitas internasional juga akan berpartisipasi dengan cara yang dimaksud dimaksud tak memungkinkan Hamas mempersenjatai diri mereka.
Dia menambahkan Washington akan bekerja dengan mitranya untuk membangun kembali rumah, sekolah serta rumah sakit pada Gaza. Perang Israel sendiri sudah pernah menewaskan 36.000 tambahan warga, menciptakan 2,3 jt penduduknya mengungsi juga menyebabkan kelaparan yang dimaksud digunakan meluas.
Kata Hamas
Dalam pernyataannya, mengutip laman yang dimaksud hal itu sama, pihak Hamas sendiri mengatakan siap untuk terlibat “secara positif lalu konstruktif” dengan proposal apa pun.
Yang mana, lanjutnya, ini didasarkan pada gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel, rekonstruksi Gaza, pemulangan pengungsi, serta kesepakatan pertukaran tahanan yang dimaksud asli, terutama jika Israel “dengan jelas mengumumkan komitmen terhadap kesepakatan tersebut”.
Respons Israel
Sementara itu, Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia sudah diimplementasikan memberi wewenang kepada tim perundingnya untuk menyampaikan kesepakatan tersebut, sambil menegaskan bahwa perang tak akan berakhir sampai semua tujuannya tercapai. Termasuk, tambahnya, kembalinya semua sandera juga penghancuran militer kemudian juga kekuatan Hamas.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan bahwa Israel sedang “menilai alternatif pemerintahan” selain Hamas dalam Jalur Gaza setelah perangnya melawan kelompok Palestina itu. Gallant sendiri sebelumnya menentang adanya pemerintahan militer Israel pada Gaza.
“Sementara kami melakukan tindakan militer yang tersebut penting, lembaga pertahanan secara bersamaan sedang mempertimbangkan alternatif pemerintahan selain Hamas,” katanya.